Haji Tamattu merupakan jenis haji yang paling banyak dilakukan oleh jemaah, termasuk Indonesia. Secara garis besar tata cara haji Tamattu sama dengan haji lain, namun ada baiknya melakukannya sesuai anjuran Rasulullah SAW. Untuk memahami tata caranya sahabat muslim bisa luangkan waktu untuk menyimak informasinya, lengkap dengan tips agar beribadah di tanah suci jadi lancar.
Perbedaan signifikan dari haji Tamattu dengan haji jenis Ifrad dan Qiran terletak pada alurnya, dimana Tamattu diawali dengan pelaksanaan umrah terlebih dahulu. Kemudian baru dilanjutkan dengan pelaksanaan haji, dimana kebanyakan jemaah akan memanfaatkan jeda antara umrah dan haji tersebut untuk berbagai kegiatan lainnya.
Table of Contents
Tata Cara Haji Tamattu Rasulullah SAW
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah RA, perjalanan Rasulullah SAW saat pertama kali berhaji adalah di tahun kesepuluh beliau menetap di Madinah. Saat itulah pertama kali perjalanan haji diikuti oleh banyak umat Islam yang ingin mengetahui bagaimana cara berhaji Rasulullah SAW.
-
Ihram
Rasulullah SAW memulai perjalanan haji dengan bersuci terlebih dahulu, dengan menutup tubuh menggunakan kain kemudian berihram. Kemudian sepanjang jalam menuju Mekah beliau meninggikan suara dan membaca Talbiyah.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرَيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَ النِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيَكَ لَكَ
“Aku menjawab panggilanMu ya Allah, aku menjawab panggilanMu ya Allah, aku menjawab panggilanMu, tiada sekutu bagiMu, aku menjawab panggilanMu, sesungguhnya segala pujian dan kenikmatan adalah milik-Mu, demikian pula kekuasaan ini (milikMu), tiada sekutu bagiMu.”
-
Masuk Mekah
Memasuki kota Mekah Rasulullah SAW memegang Hajar Aswad, lalu melanjutkan ibadah dengan tawaf mengelilingi Ka’bah. Tiga putaran dengan berlari kecil, kemudian empat putaran dengan berjalan seperti biasa. Setelah itu beliau mendatangi makam Nabi Ibrahim AS dan shalat dua rakaat, dengan membaca ayat pendek Al-Ikhlas dan Al-Kafirun.
Perjalanan Rasulullh SAW dilanjutkan dengan meminum air zam-zam, lalu menyiramkannya sedikit ke atas kepala dan kembali memegang Hajar Aswad.
-
Bukit Shafa dan Marwah (Sa’i)
Selanjutnya Rasulullah SAW menuju bukit Shafa dan menghadap kiblat membaca doa di bukit tersebut kemudian menuju Marwah dengan berlari hingga pertengahan dua bukit, kemudian berjalan ketika mulai pendakian. Di akhir Sa’I Rasulullah SAW dalam sebuah riwayat menyampaikan:
أَحِلُّوْا مِنْ إِحْرَامِكُمْ فَطُوْفُوْا بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَقَصِّرُوْا وَأَقِيْمُوْا حَلاَلاً حَتَّى إِذَا كَانَ يَوْمُ التَّرْوِيَةِ فَأَهِلُّوْا بَالِحِجِّ وَاجْعَلُوْا الَّتِيْ قَدِمْتُمْ بِهَا مُتَعَةً
Artinya: “Bertahallullah dari ihram kalian, maka thawaflah di Baitullah dan di antara Shafa dan Marwah, serta pendekkanlah (rambut-rambut kepala kalian), dan tinggallah (di Makkah) sebagai orang yang halal (yang tidak dalam keadaan berihram) hingga datangnya hari Tarwiyah, maka berihram-lah untuk haji dan jadikanlah apa yang telah kalian datang dengannya sebagai haji Tamattu’,”
-
Mina
Setelah melakukan Khutbah tentang haji dan didatangi rombongan Ali Bin Abi Thalib RA dari Yaman, Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan ke Mina pada tanggal 8 Dzulhijah. Kemudian berihram kembali dan melanjutkan perosesi haji lalu melaksanakan shalat wajib, hingga mendirikan Qubbah untuk berteduh saat wukuf.
-
Arafah
Menuju Arafah Rasulullah sempat berhenti di Masy’aril Haram, kemudian lanjut ke Arafah dan berhenti di kemah yang dibangun di Namirah. Kemudian Rasulullah SAW berkhutbah di Padang Arafah, dan menjamak salat Zhuhur dan Ashar dan melaksanakan Wuquf.
-
Muzdalifah
Dari Arafah perjalanan dilanjutkan ke Muzdalifah dan melaksanakan shalat Jama’ untuk Magrib dan Isya, kemudian istirahat. Subuh keesokan harinya Rasulullah SAW melaksanakan shalat subuh dan wuquf di Muzdalifah, dengan menghadap kiblat dan berdoa sambil bertakbir dan tahmid hingga hari terang.
-
Jumrah Aqabah
Selanjutnya rombongan Rasulullah SAW menuju Mina, untuk melaksanakan tahapan selanjutnya yaitu jumrah Aqabah yang dilakukan beliau di dekat pohon tempat jumrah dilakukan. Kemudian dilemparkan tujuh batu kerikil sambil bertakbir, Rasulullah SAW juga mengucapkan:
لِتَأْخُذُوْا عَنِّي مَنَاسِكَكُمْ فَإِنِّى لاَ أَدْرِي لَعَلِّى لاَ أَحُجُّ بَعْدَ حَجَّتِي هَذِهِ
Artinya: “Ambillah dariku manasik haji kalian, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui, bisa jadi aku tidak akan melaksanakan ibadah haji lagi setelah hajiku ini.”
-
Sembelih Unta dan Tahallul
Tahapan selanjutnya Rasulullah SAW menuju lokasi penyembelihan hewan di Mina dan menyembelih sendiri 63 unta, kemudian diserahkan kepada Ali Bin Abi Thalib. Kemudian Rasulullah SAW meminta sepotong dari tiap binatang sembelihannya, untuk dimasak dan dimakan oleh beliau.
Adapula riwayat yang menyatakan bahwa usai menyembelih, Rasulullah SAW melanjutkannya dengan mencukur rambut di kepala hingga habis.
-
Kembali ke Mekah
Tahapan terakhir adalah kembali ke Mekah dan melaksanakan Tawaf Ifadhah, sebagai bagian terakhir dari rangkaian haji.
Tips Memanfaatkan Waktu Di Sela Umrah dan Haji Tamattu
Kebanyakan yang memilih haji Tamattu adalah jemaah yang berasal dari daerah jauh, dan tiba lebih awal di tanah suci. Sehingga mereka punya banyak waktu antara umrah dan haji untuk berkegiatan, walaupun harus membayar denda usai pelaksanaan haji nantinya. Untuk memanfaatkan waktu, sahabat muslim bisa melakukan beberapa hal bermanfaat.
Sahabat muslim bisa menimba lebih banyak ilmu dengan mendatangi tempat-tempat besejarah di tanah suci, dimana terdapat banyak bukti kebesaran Allah SWT dan riwayat sejumlah Nabi dan para sahabatnya. Kemudian perbanyaklah melakukan ibadah sunnah yang juga dianjurkan selama berada disana, jangan lupa untuk bersedekah dimana saja dan kapan saja.
Masih Ragu Tata Cara Haji Tamattu? Lakukan Hal Ini
Ketika sahabat muslim masih merasa ragu tentang tata cara haji Tamattu, ada baiknya untuk mencari informasi selengkap-lengkapnya pada penyelenggara haji yang menjadi mitra keberangkatan. Jangan lupa untuk mengikuti setiap pertemuan, manasik, dan bimbingan yang diselenggarakan mitra sehingga tidak ada keraguan lagi atas semua tahapan yang akan dilaksanakan nanti.
Yang perlu diingat, jemaah haji tidak akan dilepas sendirian saat melaksanakan ibadah. Mereka akan didampingi oleh pihak yang berkompeten, untuk memberikan bimbingan dari awal hingga akhir. Ingat saja asalkan sahabat muslim benar-benat ikut semua aturan dan tahapan sesuai petunjuk maka haji akan berjalan dengan lancar.
Sudah seharusnya sebagai umat muslim, melaksanakan haji sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW, karena itu merupakan panduan utama. Apalagi haji Tamattu juga menjadi haji yang memang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW saat pertama kali berhaji.