Hai sahabat muslim semuanya, tentu sudah tahu kan bahwa ada cukup banyak hal yang dipelajari dalam ilmu tajwid? Salah satunya ialah hukum bacaan ra. Menyinggung hal ini, maka perlu sahabat muslim semuanya ketahui bahwa hukum bacaan ra ada yang dinamakan dengan ra tafkhim dan ra tarqiq.
Sebutan ra tafkhim dan tarqiq ini merujuk pada cara membacanya yang tebal atau tipis. Untuk membedakannya sebenarnya sangat mudah. Namun, jika sahabat muslim masih bingung, bisa menyimak pembahasan singkatnya di bawah ini.
Baca Juga ; Contoh dan Hukum Mim Mati
Table of Contents
Pengertian Hukum Ra Tarqiq dan Perbedaannya dengan Ra Tafkhim
Tarqiq jika hendak diterjemahkan artinya adalah tipis. Ini menunjukkan bahwa jika ra dibaca tarqiq, artinya ra tersebut dibaca tipis. Tipis dalam hal ini diartikan dengan ra itu dibaca enteng serta lidah yang mengambang dan tidak menyentuh bagian langit-langit mulut.
Kata tarqiq juga merupakan bentuk masdar dari raqqaqa yang maknanya adalah perbuatan menipiskan, dan ini merujuk pada kata kerja. Ra’ tarqiq banyak dijumpai dalam Al-Qur’an dan bila sahabat muslim menjumpainya, sekali lagi jangan lupa untuk membacanya tipis, ya.
Berbeda dengan ra tafkhim. Tafkhim jika diartikan secara singkat maknanya adalah tebal. Dengan kata lain, apabila ada huruf ra yang dihukumi tafkhim maka wajib dibaca tebal. Untuk membaca ra tafkhim ini, sahabat muslim bisa belajar dengan cara memajukan bibir agak ke depan atau memonyongkannya.
Macam-Macam dan Contohnya
Baik hukum tafkhim maupun hukum tarqiq diakibatkan oleh sebab-sebab tertentu. Beberapa sebab dan kondisi dimana sahabat muslim harus membaca ra dengan tarqiq atau tipis ialah sebagai berikut:
Baca Juga : Huruf Idgham Syamsiyah dan Contohnya
-
Ra yang Berharokat Kasroh
Salah satu kondisi dan penyebab ra dibaca tarqiq yang paling mudah untuk diingat dan ditemukan ialah adanya harokat kasroh. Harokat kasroh ini tepat pada huruf ra tersebut dan bukan di huruf sebelum maupun sesudahnya. Akan tetapi, ra yang berharokat kasroh juga disyaratkan berada di tengah kalimat.
Ra yang seperti ini langsung saja dibaca ri dan contohnya ialah sebagai berikut:
Contoh | Cara Membaca |
أبْصَرِهِمْ | Absho-ri-him |
الْكٰفِرِيْنَ | Al kafi-rii-na |
وَالطَّارِقِۙ | Wath thoo-ri-q |
-
Ra Sukun atau Ra mati yang Huruf Sebelumnya Berharokat Kasroh
Kondisi ra yang dibaca tarqiq lainnya ialah apabila ra tersebut sukun atau mati, namun posisinya ada setelah huruf yang berharokat kasroh. Jika sahabat muslim menemukan huruf ro yang berada dalam kondisi demikian, harap diingat untuk membacanya dengan tipis.
Baca Juga : Contoh dan Cara Mebaca Idgham Syafawi
Adapun contohnya ialah sebagai berikut:
Contoh | Cara Membaca |
فِرْعَوْنَ | Fir’auun |
لَقَادِرٌۗ | Laqoodir |
السَّرَاۤىِٕرُۙ | Assarooir |
Dua contoh terakhir di atas bisa sahabat muslim temukan di surah At- Thoriq. Ra memang dibaca sukun atau diwakafkan, namun karena huruf sebelum ra tersebut berharokat kasroh, maka ra kemudian dibaca tarqiq.
-
Ra yang Ada di Akhir Kalimat
Selanjutnya, ra akan dibaca tarqiq juga bila berada di akhir kalimat atau kata. Secara sepintas ini mirip dengan dua contoh sebelumnya. Namun, untuk yang satu ini ada syarat tertentu yaitu huruf yang ada sebelum huruf ra harus mati atau sukun dan huruf tersebut juga bukan huruf isti’la’.
Huruf isti’la ini terdiri atas huruf خ, ص, ض, ط, ظ, غ, ق. Huruf-huruf ini apabila berada sebelum huruf ra mati, maka ra tersebut harus dibaca tebal atau tafkhim.
Selain syarat yang sudah disebutkan sebelumnya, syarat lainnya ialah sebelum huruf yang sukun atau mati, juga ada huruf lain yang harokatnya kasroh. Karena berada di akhir kalimat pula, maka ra juga waqof. Adapun contohnya ialah sebagai berikut:
Baca Juga : Contoh dan Huruf Idgham Bighunnah
Contoh | Cara Membaca |
حِجْرٍ | Hijr |
الذِّكْرُ | Adz-dzikr |
-
Ra yang Ada di Akhir Kalimat dan Juga Didahului oleh Huruf Ya Mati atau Ya Sukun
Sebab ra dibaca tarqiq atau tipis yang lainnya ialah apabila huruf ra tersebut berada di akhir kalimat. Namun, sebelum huruf ra ada huruf ya’ sukun atau ya mati terlebih dahulu, dan sebelum huruf ya tersebut ada huruf lain yang berharokat kasroh.
Karena berada di akhir kalimat, maka ra juga dibaca waqof. Contohnya ialah sebagai berikut:
Contoh | Cara Membaca |
نَصِيْرٍ | Nashiir |
نَكِيْرِ | nakiir |
بَصِيْرٌ | bashiir |
-
Ra Sukun yang Ada di Ujung Kalimat
Apabila sahabat muslim sekalian juga menemukan huruf ra yang posisinya ada di akhir kalimat serta terdapat tanda sukun, maka ro yang dimaksud juga dibaca tarqiq. Namun, catatannya adalah sebelum huruf ra tersebut terdapat huruf lain yang berharokat kasroh.
Contohnya ialah di surat Al Fajr ayat 5 sebagai berikut: هَلْ فِى ذَٰلِكَ قَسَمٌ لِّذِى حِجْر
Baca Juga : Contoh dan Huruf Idgham Bilaghunnah
Pengecualian atas Hukum Bacaan Ra
Selain perlu mengetahui makna dan bagaimana cara membaca ra tipis atau tarqiq tersebut, sahabat muslim juga harus tahu bahwa ada pengecualian atas hukum bacaan ra. Pengecualian yang dimaksud ialah sebagai berikut:
- Huruf ra yang mati atau dibaca mati akibat waqof, apabila ia didahului oleh huruf isti’la maka hukum bacaannya menjadi tebal atau tafkhim.
- Huruf ra yang harokatnya sukun atau mati, apabila bertemu dengan dengan huruf isti’la juga dibaca tebal, walaupun sebelum ra sukun ada huruf yang berharokat kasroh.
- Huruf ra sukun yang didahului oleh huruf hamzah wasal berharokat kasrah juga dibaca tebal karena harakat tersebut bukanlah harokat aslinya.
Baca Juga : Contoh Dan Huruf Idgham Mimi
Sekarang sahabat muslim sudah lebih paham dengan ra tafkhim dan ra tarqiq, bukan? Untuk lebih memperjelas cara pelafalan ra tafkhim dan tarqiq, ada baiknya jika sahabat muslim sering berlatih dengan mendengarkan tilawah Al-Qur’an dari ulama besar.