Keutamaan 10 Hari bulan Dzulhijjah

Disampaikan Oleh Syeikh Mahmud, pada Khutbah Jum’at di Masjid Annubuwwah, 28 Dzukaidah 1442/ 9 Juli 2021.

Diterjemahkan oleh : Yusuf Maulana Bin M. Thoha Nurdin rahimahullah

Kita telah mendekati bulan suci Dzulhijjah, dan sepuluh hari yang diberkahi, Nabi bersabda: “Sesungguhnya bagi Robb kalian dalam waktu kalian ada  hidangan-hidangan atau sajian, maka manfaatkanlah sajian atau hidangan tersebut semoga seorang dari kalian mendapatkan sajian tersebut dan tidak akan mendapatkan kesulitan setelahnya”, dan 10 hari pertama Dzulhijjah adalah di antara Hidangan-hidangan Allah dan dari musim-musim kebaikan yang hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh didalamnya untuk mendapatkan hidangan dan rahmat Allah ‘azza wajalla, Yaitu dengan melakukan banyak perbuatan baik pada hari-hari tersebut, dan itu dianggap sebagai salah satu waktu yang paling agung; Allah mengutamakan hari-hari tersebut, membedakannya dari waktu lain, dan mengistimewakannya dari waktu-waktu yang lain dengan banyak keutamaan dan keistimewaan; Menajamkan keinginan dan tekad, berusaha meningkatkan tambahan pahala dan perbuatan baik; karena berkumpul di dalamnya induk-induk ibadah, seperti shalat, haji, haji, dan sejenisnya, dan itu tidak terjadi selain pada sepuluh hari tersebut dalam setahun, kami akan membahas beberapa keutamaan sepuluh hari yang diberkahi ini.

Pertama: bahwa Allah SWT bersumpah dengan 10 hari ini: dan bersumpah dengan sesuatu adalah bukti pentingnya dan kebesaran manfaatnya, Allah ta’ala berfirman: (Demi waktu fajar, dan malam-malam yang sepuluh). (Q.S. AlFajr 1-2) Imam Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya dari Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, dan Mujahid, bahwa maksud malam-malam yang 10  adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.

Kedua: Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam bersaksi  bahwa 10 hari tersebut adalah sebaik-baik hari-hari di dunia sebagaimana sabda nabi hadits shahih. “Tidaklah diantara hari-hari amal saleh yang di dalamnya lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari ini.” Mereka berkata: Bahkan jihad dijalan Allah ?: “Bahkan jihad dijalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar berjihad dengan dirinya dan hartanya dan kembali tidak mendapatkan apa pun ” (Al-Bukhari: 457/ 2).

Ketiga : Bahwa 10 hari Dzulhijjah adalah hari kesempurnaan  Miqat Musa ‘alaihissalam juga merupakan hari dimana Allah mengajak bicara Musa ‘alaihissalam. Sebagaimana Firman Alllah dalam Q.S. Al A’raf : 142

Keempat : Bahwa hari Arofah adalah hari dimana Allah menyempurnakan Agama Islam. (Q.S Almaidah ayat 3)

Kelima : Hari ke 10 Dzulhijjah adalah hari Qurban, yang posisinya lebih agung dari hari-hari yang ada selama 1 tahun secara mutlak sesuai sabda Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam: ( Bahwa hari yang paling agung disisi Allah tabaraka wata’ala adalah hari Qurban) karena didalamnya ada Ibadah qurban yaitu mengalirkan darah hewan qurban semata mengharap ridha Allah ‘azza wajalla.

Inilah dalil-dalil tentang keutamaan siang hari di 10 hari Dzulhijjah sebagai hari yang paling agung dari hari-hari lain sepanjang 1 tahun, bahkan 10 hari terakhir Ramadhan sekalipun.

Akan tetapi 10 hari terakhir Ramadhan lebih utama karena didalamnya ada malam lailatul qadr, yang mana nilainya lebih baik dari seribu bulan (tafsir Ibnu Katsir : 412/5)

Para Ikhwan sekalian mendapati 10 hari yang agung ini termasuk dari nikmat Allah ‘azza wajalla. Maka hendaknya setiap muslim agar bersemangat dalam menggapai keutamaan amal-amal yang disyari’atkan pada 10 hari Dzulhijjah. Diantaranya :

  1. Melaksanakan Haji dan Umrah, Sabda Nabi 🙁 Umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa diantara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada ganjaran kecuali Surga).
  2. Bersemangat dalam menggapai keberkahan Sholat ‘ied. Dari Ummi ‘atiyah nabi bersabda : ( kami diperintahkan untuk menghadiri Sholat ‘ied bahkan para gadis yang terjaga dirumahnya juga para wanita haid, mereka berada di belakang orang-orang yang shalat ‘ied, kemudian mereka bertakbir dan berdoa guna mendapatkan keberkahan dan pensucian hari tersebut
  3. Memperbanyak amal shalih secara umum, karena amal shalih sangat dicintai Allah ta’ala yang ini dilazimkan karena agungnya nilai pahalanya disisi Allah subhanahu wata’ala.maka setiap muslim yang belum mampu berhaji hendaknya memakmurkan waktu-waktu tersebut dengan ketaatan kepada Allah.
  4. Berqurban, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih hewan Qurban terbaik dan mengeluarkan harta di jalan Allah. Mengikuti apa yang telah dicontohkan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya dari Sahabat Anas bin Malik bahwa Nabi menyembelih sendiri hewan Qurbannya sebanyak 2 Kibasy yang besar dan bertakbir.

Sebagai peringatan bagi yang akan berqurban diharamkan memotong rambut dan kukunya sejak tanggal 1 Dzulhijah sampai hewan Qurbannya disembelih.

  1. Taubat Nasuha, yaitu kembali kepada Allah ta’ala dan meninggalkan apa-apa yang dibenciNya lahir dan batin dan menyesali perbuatan dosanya serta bertekad tidak akan mengulangi dosa yang sama. Maka apabila menggabungkan antara taubat nasuha dengan mengerjakan amalan-amalan utama pada waktu-waktu yang utama maka ini adalah alamat keberuntungan. insyaAllah (Q.S Alqasas : 67)
  2. Ada yang mengatakan disyari’atkan berpuasa 10 hari pertama Dzulhijjah. Maka Pendapat yang lebih kuat adalah tidak adanya kebiasaan dan dalil dari Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam maupun para Sahabat radhiallahu ‘anhum yang menjelaskan puasa 10 hari dzulhijjah ini. Akan tetapi tidak mengapa dari sisi kalimat amal sholih bagi yang mengerjakannya.
  3. Memperbanyak tasbih, tahmid, tahlil dan takbir pada 10 hari dzulhijjah (Q.S Alhajj :28). Dari sahabat Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu Nabi bersabda : (Tidak ada hari yang paling agung yang paling dicintai Allah untuk beramal shalih didalamnya adalah 10 hari Dzulhijjah, maka perbanyaklah diadalamnya tahlil, takbir dan tahmid) H.R. Ahmad.

Disunnahkan (Takbir Mutlaq) pada saat ‘idul adha baik untuk Muslimin dan muslimat. Takbir ini juga berlaku selama 10 hari dzuhijjah dan hari tasyriq.

Takbir Mutlak ini adalah takbir yang tidak terikat pada waktu tertentu bukan juga pada saat selesai sholat fardhu.

Berbeda dengan (Takbir Muqoyyad) ini adalah takbiran pada saat selesai sholat fardhu dimulai sejak ba’da shubuh hari Arafah sampai setelah Ashar pada hari terakhir Tasyriq (13 dzulhijjah)

Adapun bentuk-bentuk takbir yang disyari’atkan  pada saat 2 hari raya.

  1. Takbir Abdullah bin Mas’ud : ِ(Allahu akbar… Allahu akbar….laa ilaaha illlallah…. wallahu akbar…Allahu akbar….walillahil hamd).
  2. Takbir Abdullah bin Umar : (Allahu akbar… Allahu akbar…. Allahu akbar…laa ilaaha illlallah wahdah, laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syaiin Qadir).
  3. Takbir Abdullah bin Abbas : (Allahu akbar… Allahu akbar……. Allahu akbar kabiro….. Allahu akbar wa ajal….walillahil hamd).
  4. Takbir Salman AlFarisy : (Allahu akbar… Allahu akbar…Allahu akbar kabiro).

Para ikhwan sekalian umur kita singkat, dosa kita banyak, kebaikan kita sedikit, dan kepada Allah kita kembali (Barang siapa beramal sholih sebesar biji dzarraoh maka ia akan melihat hasilnya. Dan barang siapa beramal keburukan sebesar biji dzarroh maka ia akan melihat hasilnya) Q.S. Azzalzalah 7-8)

Maka bersemangatlah pada musim kebaikan ini karna ia akan cepat berlalu, maka sambutlah dengan beramal shalih maka kita akan mendapat pahala. amin