Kisah Rasulullah : Masa Kecil, Perjalanan Ke Syam dan Pernikahannya

Posted on

Masa kecilnya di Mekah, perjalanannya menuju Syam bersama pamannya Abu Thalib dan pernikahannya dengan Khadijah

Muhammad dalam keadaan yatim piatu diasuh oleh kakeknya Abdul Mutthalib kemudian oleh pamannya Abu Thalib.

Baca Juga : Akhlak Rasulullah SAW Yang Harus Kita Contoh

Allah SWT mensucikannya dari kotoran-kotoran jahiliyah dan dari semua aib. Allah SWT menganugerahkan semua sifat-sifat yang baik sehingga Beliau dikenal di kalangan kaumnya dengan julukan Al- Amin (orang yang jujur) karena amanah, kejujuran dan kesuciannya.

Ketika usianya mencapai dua belas tahun ia mengadakan perjalanan ke Syam bersama pamannya. Ketika sampai di Bushra seorang pendeta bernama Bahira melihatnya. Ia mengenalnya dengan ciri-ciri yang  ada  pada Muhammad.

Buhaira mendatangi Muhammad, mengambil tangannya dan berkata: “Inilah tuan untuk semesta alam, inilah utusan Rabb semesta alam, inilah nabi yang akan diutus untuk semesta alam.” Buhaira ditanya: “Dari mana kamu tahu hal ini?” Ia berkata: “Sesungguhnya ketika kalian datang dari Aqabah tidak ada pepohonan dan bebatuan kecuali semuanya sujud.

Baca Juga : Seperti Apa Ciri-Ciri Rasulullah SAW ? Simak Penjelasan Berikut

Dan ini tidak dilakukan kecuali kepada nabi. Dan kami mendapatkan hal ini dari kitab suci kami.” Kemudian ia meminta Abu Thalib untuk kembali bersamanya karena khawatir terhadap kejahatan orang-orang Yahudi kepadanya.

Kemudian Muhammad mengadakan perjalanan ke Syam yang kedua kali bersama Maysarah budak Khadijah ra untuk berniaga di pasar kota Bushra sebelum Khadijah dinikahi oleh Muhammad.

Ketika Muhammad berusia dua puluh lima tahun ia menikahi Khadijah. Dan ketika usianya empat puluh tahun Allah SWT memilihnya untuk membawa risalah-Nya. Jibril mendatanginya ketika Muhammad berada di gua Hira yang terletak di sebuah gunung di Makkah. Semnejak itu jadilah ia sebagai Rasullullah.

Baca Juga : Siapa Nama Paman dan Bibi Rasulullah SAW ? Cari Tahu Disini

Beliau berdakwah di Mekah selama tiga belas tahun, menurut pendapat lain lima belas tahun atau sepuluh tahun, pendapat yang benar adalah tiga belas tahun.

Rasulullah SAW shalat menghadap Baitul Maqdis selama di Makkah tanpa membelakangi Ka’bah tetapi menjadikan Ka’bah di depannya. Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW shalat menghadap ke Baitul Maqdis selama tujuh belas atau enam belas bulan.

Baca Juga : Mengenal Putra Putri Rasulullah SAW Yang Menginspirasi

5/5 - (15 votes)