Table of Contents
Pengertian Musytaq
Menyapa kembali para sahabat muslim yang dirahmati Allah. Masih dengan berbagi ilmu untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan agama Islam. Kali ini adalah topik yang menarik, tentang rindu. Pernah mendengar kata “Musytaq”. Dalam bahasa Arab, Musytaq artinya adalah “rindu”.
Rindu kepada siapa, bisa dengan sesama manusia, rindu Rasulullah, rindu Allah, dan rindu halal lainnya. Kata “Musytaq” ini sering digunakan untuk mengungkapakan rasa rindu dalam hati. Agar maksud rindu tersebut dapat dimengerti dengan baik, digabungkan dengan kata lainnya seperti “Musytaq Jiddan yaa Rasulullah”. Artinya adalah rindu sekali padamu yaa Rasulullah.
Baca Juga : Musytaq Jiddan Rindu dalam Islam
Musytaq Artinya
Menurut bahasa, kata “Musytaq” (مشتاق) diambil dari bahasa Arab yang berarti “rindu”. Kerinduan yang dirasakan oleh manusia akan sesuatu hal. Ungkapan ini lebih sering digunakan untuk menyatakan rasa rindu kepada pasangan atau Rasulullah. Bahkan ada juga sholawat tentang “Musytaq Jiddan yaa Rasulullah”.
Memang perasaan rindu adalah hal yang wajar, fitrah, dan normal. Akan tetapi dalam ajaran Islam, rindu yang diperbolehkan adalah rindu yang baik dan tidak melanggar kaidah yang ada. Contohnya adalah rindu kepada seseorang yang belum halal, hal ini tentunya tidak diperkenankan karena lebih mendekati zina. Rindu yang baik antara lain rindu kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Rindu Rasulullah SAW dalam Islam
Kita tentu senantiasa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena Rasulullah lah yang akan memberikan safaat di hari kiamat kelak untuk umatnya. Tauladan dan sunnah-sunnahnya senantiasa menjadi panutan bagi kehidupan umat manusia. Sudah sepantasnyalah para sahabat muslim sekalian merasakan rindu kepada Rasulullah SAW. Beberapa wujud rasa rindu tersebut dapat berupa hal berikut.
-
Mimpi Bertemu dengan Rasulullah SAW
Puncak kerinduan dari umat yang beriman kepada Rasulullah SAW adalah mimpi bertemu dengan beliau. Tidak semua orang dapat merasakan puncak kerinduan ini, hanya orang-orang terpilihlah yang bisa mendapatkan kesempatan bermimpi bertemu Rasulullah. Hal ini sesuai dengan sebuah hadits berikut.
“Dan siapa saja yang melihat Rasulullah dalam tidurnya maka dia benar-benar telah melihatnya, karena setan tidak bisa menyerupainya”. (HR Bukhari-Muslim).
Sumber : Penggunaan Kata Afwan Jiddan dan Jawabannya
-
Keinginan Untuk Bertemu dengan Rasulullah
Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Sahabat muslim tentu mengetahui apa tugas seorang khalifah, yaitu menyampaikan ajaran Allah dengan mengajarkan kebaikan di dunia. Tugas ini dahulu yang dilakukan oleh Rasulullah pada zamannya. Tugas ini bukanlah tugas yang ringan, Rasulullah bahkan harus menerima hinaan, cacian, hingga peperangan demi Islam.
Para sahabat muslim tentu mencintai Nabi Muhammad SAW kan. Tentunya keinginan untuk bisa bertemu beliau sangat besar. Rasa rindu yang lebih tinggi adalah keinginan untuk bertemu dan bersama Rasulullah di surga kelak. Bahkan Allah SWT telah berjanji akan mempertemukan orang yang beriman dan bertakwa, agar bisa bersama Rasulullah di Surga Firdaus nanti.
-
Menjalankan Perintah Allah dan Sunnah Rasulullah
Bentuk kerinduan kepada Rasulullah dapat ditegaskan dengan menjalankan apa yang di perintahkan oleh Allah dan sunnah Rasulullah. Siapa saja yang menjalankan sunnah Rasulullah maka akan mendapatkan kebahagiaan dan juga keistimewaan. Banyak sekali bentuk sunnah yang bisa di kerjakan, antara lain sholat tahajud, puasa sunnah, dan lainnya.
abi Muhammad SAW bersabda, “Dirikanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah perbuatan dosa, penghapus kesalahan dan pencegah berbagai macam penyakit.” (HR Tirmidzi). Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa, dengan menjalankan sunnah maka akan mendekatkan pada Rasulullah.
-
Memperbanyak Sholawat dan Salam
Perasaan rindu kepada Rasulullah yang semakin besar adalah ketika senantiasa menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Semua amalan ibadah mulai dari sholat, zakat, dan puasa adalah ajaran dari Rasulullah SAW. Ajaran tersebut semuanya memiliki tujuan demi kebaikan umatnya. Rasulullah mengaplikasikan apa yang tertulis pada Al Quran tentang semua aturan hidup di dunia.
Baca Juga : Mengucapkan Ana Uhibbuka Fillah Termasuk Sunnah yang Ditinggalkan
Apabila rindu tersebut mulai membuncah, perbanyaklah bersholawat atas Nabi Muhammad SAW. Seperti sabda beliau “Barang siapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (Muslim). Allah SWT juga berjanji untuk melindungi dan merahmati setiap hamba-Nya yang senantiasa memperbanyak sholawat.
-
Mengikuti Akhlak Rasulullah
Salah satu wujud rindu kepada Rasulullah adalah dengan mengikuti apa yang menjadi akhlak beliau semasa hidup. Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang memiliki akhlak mulia, tidak pernah membedakan kaumnya baik yang kaya maupun yang miskin. Setiap apa yang dilakukan oleh Rasulullah adalah hal yang terpuji, termasuk tindak tanduk dan kebaikan hatinya.
Rasulullah adalah manusia paling sempurna yang Allah ciptakan, namun dengan kerendahan hati beliau tidak pernah sombong. Seperti sabda beliau “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Bukhari). Hal ini adalah pengingat bahwa sebagai umatnya, harus senantiasa menjaga perilaku dan akhlak sesuai ajaran Rasulullah.
Rasulullah juga Merindukan Umatnya
Sahabat muslim sekalian, jika ada yang merasakan rindu kepada Rasulullah ternyata begitu juga sebaliknya. Rasulullah juga merindukan umatnya sebagaimana umatnya merindukan beliau. Rasulullah sangat ingin bisa berkumpul dengan para umatnya yang beriman dan bertakwa. Beliau bahkan berdoa agar kelak di surga dapat bertemu dengan para sahabat dan umat muslim.
Sungguh suatu hal yang luar biasa ketika di antara para sahabat muslim sekalian termasuk dalam orang yang dirindukan oleh Rasulullah. Hal lain yang dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW adalah, syafaat kepada para umatnya di hari akhir. Bukankah hal inlah yang ditunggu oleh sahabat muslim sekalian. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits berikut.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى الْمَقْبُرَةَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ وَدِدْتُ أَنَّا قَدْ رَأَيْنَا إِخْوَانَنَا قَالُوا أَوَلَسْنَا إِخْوَانَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَنْتُمْ أَصْحَابِي وَإِخْوَانُنَا الَّذِينَ لَمْ يَأْتُوا بَعْدُ فَقَالُوا كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ لَمْ يَأْتِ بَعْدُ مِنْ أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi kuburan dan bersabda: “Semoga keselamatan terlimpahkah atas kalian penghuni kuburan kaum mukminin, dan sesungguhnya insya Allah kami akan bertemu kalian, sungguh aku sangat gembira seandainya kita dapat melihat saudara-saudara kita. Para Sahabat bertanya, ‘Tidakkah kami semua saudara-saudaramu wahai Rasulullah?”.
Baca Juga : Makna Ucapan Mabruk Alfa Mabruk
Sahabat muslim sekalian, ketika merasakan rindu janganlah takut. Kelola rindu tersebut dengan baik dan lakukan hal-hal baik dari rasa rindu tersebut. Sebagaimana kata musytaq artinya rindu yang ditujukan kepada sesama, kepada Allah, dan kepada Rasulullah. Hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan rasa rindu kepada Allah dan Rasulullah adalah dengan senantiasa bertakwa dan menjalankan ajarannya.