Sahabat sudah membaca buku apa saja hari ini? Menghabiskan waktu memang paling enak dengan membaca. resensi novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah menjadi kisah bagus untuk dibaca weekend ini.
Dari judulnya sahabat pasti mengira bahwa kisah di dalam buku Kau, Aku Dan Sepucuk Angpau Merah bertemakan budaya China. Tebakan sahabat memang tidak sepenuhnya salah, kira-kira kisahnya seperti apa? Berikut ini informasinya yang akan menambah minat baca sahabat meningkat.
Table of Contents
Sinopsis Cerita Cinta; Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah
Sahabat pasti sudah mengetahui siapa pengarang besar yang berhasil mengajak menjelajah dunia romansa melalui buku. Siapa lagi kalau bukan Tere Liye, kali ini dalam novelnya yang berjudul Kau, Aku Dan Sepucuk Angpau Merah sahabat akan diajarkan bagaimana cara mengagumi seseorang.
Kisah pemuda bernama Brono atau Bujang yang digambarkan melalui novel Tere Liye ini sempurna memikat para pembaca karena kagum dengan rasa cintanya kepada Nona guru atau yang dikenal dengan Mei. Perjalanan kisah Bujang ini tidak semulus perjalanan cinta para pemuda pada umumnya.
Sahabat akan diajak berpikir, mengenai langkah tepat dalam mendekati Mei di mana Nona guru ini dikisahkan sebagai mahasiswa yang menjalankan misi untuk mengajar di sekolah kecil dari daerah terpencil.
Nona guru dipertemukan dengan pemuda setempat yang diam-diam mengaguminya. Mendengar sedikit gambarannya saja pasti sahabat sudah penasaran dengan kelanjutan hubungan antara bujang dan nona guru. Gadis sendu menawan adalah sapaan Nona guru tetapi nama asli karakter ini adalah Mei.
Resensi Novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah: Identitas Buku
Beredarnya buku palsu memang membuat sahabat harus waspada. resensi novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah pasti membuat sahabat penasaran dengan romantisme yang diciptakan melalui novelnya. Sebelum itu, sahabat harus tahu mengenai identitas buku yang asli.
Judul | Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah |
pengarang | Tere Liye |
Penerbit | PT. Gramedia Pustaka Utama |
Tahun penerbitan | 2012 |
Cetakan pertama | Januari 2012 |
Jumlah halaman | 507 |
ISBN | 9789792279139 |
Pelajaran Hidup yang Bisa Diambil dari Novel
Tere Liye memang tidak pelit mengenai pelajaran hidup, melalui karyanya yang diterbitkan secara perdana pada 2012, novel ini kaya akan pelajaran hidup. Berikut ini hal-hal yang bisa sahabat pelajari melalui novel karya Tere Liye:
1. Bersabar Meraih Cinta Seseorang
Tokoh Bujang diceritakan sebagai tokoh yang memiliki kesabaran tinggi. Sahabat akan memiliki pengetahuan mengenai cara bersabar dengan membaca buku karangan Tere Liye.
Novel ini mengangkat cara bersabar sebagai cara menang. Hal ini jelas dilihat dari kisah masa kecil pahit Borno yang diceritakan akibat nasib malang bapaknya, sampai dengan upaya pendekatannya terhadap gadis sendu menawan membuat sahabat akan mengerti makna bersabar yang sejatinya.
2. Berjuang
Tokoh Bujang nantinya akan berjuang setiap hari untuk mendapatkan kesempatan mengantar Mei ke tempat kerjanya, dimana hal ini yang paling ditunggu para pembaca dan percakapan singkat yang terjadi di antara kedua tokoh ini lah yang membuat kisah ini semakin seru.
Hal ini bisa disimpulkan melalui suasana ini penulis ingin memberitahukan kepada para pembacanya, bahwa ketika menjalani suatu kehidupan maka sahabat harus melaksanakannya dengan penuh perjuangan. Baik itu untuk mendapatkan hati seorang gadis, atau dalam meraih kesuksesan.
3. Mengangkat Budaya
Background yang dipilih Tere Liye kali ini sedikit berbeda bila dibandingkan dengan karya-karyanya yang lain. Biasanya karya Tere Liye berbau fantasi dengan memilih dunia magic sebagai pilihan utamanya. Tapi dalam novel ini Tere Liye berbalik arah dengan mengangkat budaya Pontianak.
4. Pengorbanan Cinta
Dalam kisah ini, tokoh Mei menyadari mengenai perasaannya dan tahu mengenai dirinya yang tidak bisa bersatu bersama tokoh bujang memutuskan secara sepihak bahwa lebih baik segera kembali pulang.
Pulangnya tokoh Mei ini merupakan bentuk pengorbanan cintanya yang tidak ingin Bujang mengetahui riwayat sakitnya dan membuat Bujang sakit hati, lantaran keinginannya untuk membangun bahtera bersama Mei tidak bisa terjadi.
Nilai Intrinsik dan Ekstrinsik
Kemenarikan novel ini tentu tak bisa lepas dari dua unsur yang membuat cerita menjadi hidup, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut informasi unsur pembangun yang bisa sahabat ketahui:
1. Unsur Intrinsik
- Tema : Kesabaran dan perjuangan di dalam cinta
- Tokoh : Borno, Pak Hidir, Ibu Saijah, Andi, Mei, Sarah, Tun Badawi, Bibi, dan petugas timer.
- Latar : Latar tempat yang digunakan adalah Kota Pontianak, Pelabuhan, Pabrik karet, Dermaga, dan Kota Surabaya. Sedangkan latar waktu yang ada pada novel ini adalah siang hari, sore hari, dan malam hari.
- Alur : Maju mundur atau campuran
- Amanat : Tidak perlu terburu-buru dalam menyikapi cinta, karena cinta selalu misterius.
2. Unsur Ekstrinsik
Sahabat yang penasaran dengan unsur yang membangun novel ini bisa mengandalkan sumber berikut ini:
- Nilai Sosial
Para tokoh yang diceritakan dalam novel ini mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan beberapa tokoh yang menjalin hubungan dengan rasa setia kawan yang tinggi, saling membantu dan mendukung.
- Nilai Moral
Sifat-sifat yang tergambar dari tokoh utama yaitu Bujang menunjukkan bahwa Dia memiliki kepribadian yang baik dan pantang menyerah dalam menyikapi kerasnya hidup. Selain itu Bujang juga memiliki rasa setia kawan yang bisa dicontoh oleh para pembaca.
Sekilas resensi novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah membuat semangat membaca sahabat kembali meningkat. Ada baiknya sahabat membaca langsung kisah seru ini, selain akan merasakan pusingnya menjadi tokoh Bujang. Sahabat bisa mengerti susahnya menata hati dan sakitnya ditinggal.