Sa’i merupakan salah satu rukun ibadah haji umat muslim yang memiliki hikmah tersendiri. Dibalik ibadah sa’i, tersimpan pelajaran dan cerita yang bisa dijadikan tauladan. Sa’i dilakukan dengan berjalan dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak tujuh kali. Sudahkah sahabat muslim memahami tata cara sa’i yang benar? Berikut ulasan lengkapnya:
Table of Contents
Pengertian Sa’i
Sa’i secara bahasa dapat diartikan sebagai bekerja, berusaha, berlari, dan berjalan. Sedangkan menurut istilah, sa’i merupakan salah satu rukun dalam rangkaian ibadah haji dan umrah. Artinya, jamaah yang tidak melaksanakan sa’i maka ibadah umrah dan haji tidak sah.
Baca Juga : Rangkaian Pelaksanaan Haji Ifrad
Tata cara sa’i adalah jemaah berjalan menuju Bukit Shafa dengan membaca takbir dan tahlil sambil menghadap Ka’bah. Setelah itu, dilanjutkan dengan berjalan ke Bukit Marwah sambil memperbanyak dzikir dan doa. Sa’i dapat dilakukan sambil berlari-lari kecil sebanyak tujuh kali dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah.
Sejarah Sa’i dalam Ibadah Haji dan Umrah
Sejarah sa’i sudah berakar dalam rangkaian ibadah umat Islam sejak 5.000 tahun lalu. Ibadah ini berkaitan erat dengan kisah Nabi Ibrahim A.S dan keluarganya. Istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar berlari-lari dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah untuk mendapatkan air untuk putranya (Nabi Ismail A.S) yang tengah kehausan.
Saat itu, Nabi Ibrahim A.S memperoleh wahyu dari Allah supaya pergi ke Makkah bersama istri dan putra kesayangannya (Siti Hajar dan Ismail). Kota Makkah ketika itu masih asing dan belum dijadikan pemukiman manusia. Kondisinya masih alami, berupa lembah hamparan pasir dan perbukitan tandus yang sangat minim air.
Nabi Ibrahim A.S dan keluarganya pergi dari Palestina menuju Makkah. Setelah sampai di tujuan, kemudian Nabi Ibrahim A.S memberi istrinya bekal persediaan air yang sedikit. Atas wahyu dari Allah, selanjutnya Nabi Ibrahim A.S meninggalkan mereka berdua. Siti Hajar pun merasa sedih karena ditinggalkan di tempat yang tidak terdapat penduduk.
Saat akan meninggalkan tempat itu, Siti Hajar bertanya “Hendak ke manakah engkau Ibrahim?” pertanyaan tersebut diucapkannya beberapa kali. Namun, Nabi Ibrahim A.S tak menjawab dengan sepatah kata pun.
Kemudian Siti Hajar melanjutkan pertanyaannya “Apakah ini memang perintah dari Allah Ta’ala?”. Setelah itu, barulah Nabi Ibrahim A.S menjawab istrinya, “ya”. Mendengar kenyataan yang diucapkan suaminya, Siti Hajar menjadi lebih tenang. Ia percaya bahwa hidup dan matinya berada di tangan Allah di manapun ia berada, termasuk ketika hendak ditinggalkan di tempat sepi tanpa ada orang.
Baca Juga : Perbedaan Haji Qiran Dan Haji Lainnya
Doa Nabi Ibrahim A.S
Tak lama setelah meninggal istri dan putranya, Nabi Ibrahim A.S pun berdoa dengan kesungguhan hati. Doa Nabi Ibrahim A.S ini terdapat dalam Al Qur’an Surah Ibrahim ayat 37 yang berbunyi :
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Artinya :
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Hari demi hari berlalu, persediaan makanan dan air yang diberikan Nabi Ibrahim A.S pun akhirnya habis. Nabi Ismail A.S yang saat itu masih bayi pun menangis kehausan. Siti Hajar tak kuasa melihat putranya menangis, kemudian berlari-lari antara Bukit Shafa dan Marwah agar segera mendapatkan air. Selain itu, Ia berharap mendapat bantuan jika sekiranya ada orang yang melintas.
Siti Hajar terus berlari hingga mencapai tujuh kali. Ketika sampai di Bukit Marwah, tiba-tiba Ia mendengar suara dan mencari sumber suara tersebut. Alangkah terkejutnya Siti Hajar ketika melihat suara tersebut berasal dari dalam tanah yang berada di bawah telapak kaki Ismail. Setelah itu, dari bawah tanah tersebut muncul sumber mata air, yaitu air zam-zam.
Baca Juga : Hikmah Haji dan Umrah Yang Sangat Bermanfaat
Syarat-Syarat Melaksanakan Sa’i
- Diawali dengan tawaf ifadah.
- Menyempurnakan hitungan sa’i sebanyak tujuh kali.
- Dilakukan di lokasi sa’i.
- Melaksanakan sesuai urutan (tertib).
Waktu Pelaksanaan Sa’i
Sa’i merupakan bagian dari ibadah haji yang telah ditetapkan waktunya, yaitu setelah melakukan tawaf ifadah atau tawaf umrah. Sedangkan bagi yang melaksanakan ibadah haji qiran atau haji ifrad, sa’i boleh dilakukan setelah tawaf qudu. Dengan demikian, tidak perlu mengerjakan sa’i setelah tawaf ifadah dilakukan.
Sunnah-Sunnah Saat Melakukan Sa’i
- Perbanyak berdoa dan dzikir saat melakukan perjalanan sa’i dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah.
- Menutup aurat dan menyucikan diri dari hadats maupun najis.
- Melaksanakan sa’i di tempat yang telah ditentukan. Sa’i disunnahkan dengan berlari-lari kecil agak sedikit kencang. Hal ini bisa dilakukan terutama ketika berada di antara tiang bertanda lampu hijau sambil menghadap ke Ka’
Baca Juga : Hal Yang Dilarang dan Dendanya Pada Haji Tamattu Adalah
Tata Cara Melakukan Sa’i
- Berjalan terlebih dulu menuju Bukit Shafa.
- Ketika sudah tiba di sana, hadapkan diri ke arah Ka’bah sambil memperbanyak takbir dan tahlil.
- Kemudian berjalan ke Bukit Marwah sambil membaca dzikir dan berdoa di setiap perjalanan sa’i.
- Ketika sudah sampai di mas’a (lokasi sa’i) , jamaah akan mendapati dua pilar berwarna hijau. Saat itu, jamaah laki-laki disunnahkan untuk lari-lari kecil, sedangkan bagi jamaah perempuan mempercepat langkahnya.
- Jika sudah mendekati Bukit Marwah, baca doa yang terdapat pada QS Al Baqarah ayat 158, yang memiliki arti:
“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.”
- Setelah sampai di Bukit Marwah, menghadap ke Kiblat dan membaca takbir dan tahlil sebagaimana yang dibaca saat di Bukit Shafa.
Baca Juga : Tata Cara Haji Tamattu Sesuai Anjuran Rasulullah SAW
Melakukan sa’i dengan benar merupakan suatu keharusan saat melaksanakan ibadah haji maupun umrah. Setelah memahami ulasan tata cara sa’i di atas, semoga sahabat muslim bisa mempraktekkannya ketika di tanah suci. Aamiin.