Bahasa Arab merupakan sebuah bahasa yang sangat penting untuk dipelajari oleh para penduduk muslim. Mulai dari cara membaca bahasa Arab, melafalkan, hingga menulisnya. Salah satu tema yang wajib dipelajari adalah tentang alif layyinah. Tujuan dari pembelajaran tersebut adalah agar sahabat muslim semuanya, dapat membaca dan memaknainya dengan benar.
Table of Contents
Pengertian Alif Layyinah
Alif layyinah merupakan huruf alif yang berdiri sendiri atau tanpa harokat. Letak huruf tersebut, berada di tengah dan akhir kalimat. Untuk cara membaca alif ini yaitu sama dengan alif biasa yang menjadi harokat mad. Namun yang membedakannya terletak pada nada membacanya. Bila alif mad dibaca dengan nada meninggi. Lalu untuk alif maqshuroh, nadanya menurun.
Baca Jua : Panduan Membaca Hamzah Washal
Perbedaan dengan Alif Yabisah
Alif tanpa harokat dan alif yabisah memiliki perbedaan yang terletak di penempatan hurufnya. Bila alif tanpa harokat, selalu ditempatkan di tengah dan akhir kalimat saja. Bila alif tanpa harokat tersebut ditempatkan di awal, maka tidak ada bunyi suara yang dihasilkan. Hal ini karena alif tersebut, sudah ditetapkan untuk tidak mendapatkan harokat apapun.
Berbeda dengan alif yabisah atau disebut hamzah, yang menjadi lambang untuk huruf vokal u, i, dan a. Namun untuk cara penulisannya, hampir sama dengan alif tanpa harokat. Hanya berbeda pada syakalnya saja.
Cara Penulisan Alif tanpa Harokat
Penulisan alif tanpa harokat ada dua cara, yaitu penempatan di tengah dan di akhir kalimat. Masing – masing penempatan, memiliki bunyi dan penggunaan huruf yang berbeda. Pastinya untuk penulisan kalimatnya juga mengalami perbedaan.
-
Penempatan di Tengah Kalimat
Alif tanpa harokat yang ditulis di tengah kalimat, bersifat mutlak untuk dilakukan dengan menggunakan huruf alif. Kondisi ini juga dilakukan, meskipun di tengah kalimat terdapat huruf asal.
Contohnya : قال, قام, صام, نام,
Baca Juga : Pengertian Tawabi
-
Penempatan di Akhir Kalimat
Penulisan alif tanpa harokat di akhir kalimat, akan dilakukan dengan huruf ya. Namun penulisan huruf ya ini, dilakukan di dalam tujuh tempat yang berbeda. Mulai dari setiap isim berbeda, isim arobi, isim alam ajami, isim mabni, fi’il tiga huruf, fi’il lebih dari tiga huruf, dan dalam empat huruf. Dalam masing – masing tempat, memiliki bunyi yang berbeda.
-
Setiap Isim
Pada setiap isim dengan tiga huruf di dalam kalimat, lalu ada alif pengganti huruf ya’. Contohnya : الفتى, الهدى Bila huruf alif diganti dengan wawu. Contohnya : القفا, العصا, العلا, العصا
-
Isim Arobi
Pada setiap isim arobi, yang memiliki lebih dari tiga huruf, lalu menggunakan akhiran bukan ya’. Contohnya : صغرى, كبرى, حبلى, خجلى,. Bila menggunakan akhiran ya’, harus ditulis dengan huruf alif. Contohnya : دنيا, قضايا, ريا, محيا, ثريا
-
Isim Ajami
Lima isim alam ajami. Contohnya : موسى, عيسى, متى, كسرى, بخارى Selain lima isim, ditulis dengan huruf alif. Contohnya : دارا, زليخا, يافا, بنها, شبرا
-
Isim Mabni
Lima isim mabni. Contohnya : لدى, أنى, متى, اولى, الالى Selain lima isim mabni, ditulis menggunakan alif. Contohnya : مهما, أنا, إذا
-
Fi’il Tiga Huruf
Pada setiap fi’il tiga huruf, harus mengganti alif dengan ya’. Contohnya : سعى, مشى, رعى, رمى Kalau huruf alif mengganti wawu, berupa. Contohnya : دعا, غزا, عفا
Baca Juga : Mengenal Ta Marbutah dalam Bahasa Arab dan Al Qur’an
-
Fi’il Lebih dari Tiga Huruf
Pada fi’il yang memiliki jumlah lebih dari tiga, lalu hurufnya alif. Contohnya : أهدى, اهتدى, اتى, خلى, صلى Kalau hurufnya bukan alif, melainkan ya’. Contohnya : يحيىا, استحيا, تبيا, تزيا
-
Empat Huruf.
Ada empat huruf الى, على, حتى, بلى , lalu huruf lain berupa alif. Contohnya ا, هلا, خلا,
Pembagian Alif tanpa Harokat
Alif tanpa harokat terbagi menjadi dua bagian. Setiap bagian, memiliki aturan penulisannya masing – masing. Oleh sebab itu, sahabat muslim harus memahaminya dengan baik dan jangan sampai tertukar.
-
Alif Mutawasitoh
Alif mutawasitoh sering disebut dengan alif mutlak. Artinya huruf alif yang hanya bisa dibaca dengan rangkaian kata lain. Untuk posisi huruf alif tersebut, ada di tengah atau di akhir. Bila posisinya di tengah, maka alif tersebut akan jatuh setelah satu huruf atau lebih. Kemudian alif mutawasitoh yang di akhir kata, akan diikuti dengan huruf ma istifham dan ta’ marbuthoh.
-
Alif Mutatharrifah
Alif Mutatharrifah atau dikenal dengan Al Ghulaybi, selalu berada di akhir kalimat. Hal ini karena huruf alif di akhir, akan berbentuk alif yabisah dan layyinah. Sehingga dapat dikatakan dalam bagian alif mutatharrifah ini, mengandung dua bentuk huruf alif.
Baca Juga ; Huruf Idgham Bilaghunnah
Waktu Pembuangan Alif tanpa Harokat
Penggunaan dan pembuangan alif tanpa harokat, tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Namun harus dilakukan sesuai aturan yang sudah ada. Untuk waktu pembuangan alif tanpa harokat ini, ada tiga tempat.
-
Pembuangan di Awal Kata
Ketika alif tanpa harokat berbentuk mufrad, maka akan dijadikan dua nama yang sifatnya saling berhubungan satu sama lainnya. Nama pertama adalah tidak menggunakan tanwin. Kemudian nama kedua adalah sifat bapak yang tidak berada di awal.
-
Pembuangan di Tengah Kata
Lafaz يس, أِلهٌ, الرَّحْمن, ثَلثُمِائَة, لكِنَّ, السَّموَات, أُولئِكَ akan membuang kata الله. Ketika zaman dahulu, banyak orang yang akan membuang alif, bila membaca إسْحق, هرُوْن, سُلَيْمن, إبِرهِيْم, مُعوِيَة, سُفْين, عُثْمن, إسْمعِيْل,. Namun seiring berkembangnya waktu, banyak orang yang membaca lafaz tersebut lengkap dengan huruf alif.
-
Pembuangan di Akhir Kata
Lafaz ِيْمَ …؟ عَلَامَ …؟ حَتَّامَ akan membuang huruf ma Istifhamiyah. Kemudian pembuangan alif tanpa harokat, terjadi pada طه. Selanjutnya pada lafaz ذلِك yang akan melepas huruf dza.
Baca Juga : Hukum Bacaan Nun Mati dan Tanwin
Huruf alif terbagi menjadi dua bagian, yaitu layyinah dan alif yabisah. Alif tanpa harokat atau layyinah termasuk dalam huruf hijaiyah yang selalu sukun. Berbeda dengan alif yabisah yang bisa menggunakan harokat berupa u, i, dan a. Untuk penempatan alif tanpa harokat ini, berada di awal, tengah, dan akhir kalimat.