Bacaan Tahiyat Awal Muhammadiyah

Posted on

Pada saat menunaikan sholat dhuhur, ashar, magrib, dan isya’, wajib melaksanakan duduk tahiyat awal. Waktu untuk melakukan duduk tahiyat awal adalah setelah sujud terakhir pada rakaat kedua. Untuk do’a tahiyat awal, memiliki tiga macam. Salah satunya adalah bacaan tahiyat awal Muhammadiyah. Meski demikian ketiga macam itu, memiliki makna yang sama.Bacaan Tahiyat Awal Muhammadiyah


Bacaan Tahiyat Awal Muhammadiyah

Bacaan do’a tahiyat awal, harus dilakukan secara baik dan benar. Hal ini karena di dalam tahiyat awal tersebut, memiliki makna yang mendalam untuk memuja Allah SWT. Namun untuk membaca do’a tahiyat akhir ini, harus dilakukan secara cepat dan tepat. Khususnya bila melaksanakan sholat secara berjamaah.

Baca Juga : Bacaan Do’a Sholat Muhammadiyah

اَلتَّحِيَّاتُ لِلّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّباَتُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهاَ النَّبِيُّ

وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْناَ وَعَلَى عِباَدِاللهِ الصَّالِحِيْنَ.

أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Artinya : “Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah, Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya”.


Hukum Membaca Tahiyat Awal

Hukum membaca tahiyat awal adalah sunnah ab’adh atau sunah dalam sebagian sholat. Sehingga bila sahabat muslim meninggalkan bacaan tahiyat awal, sholat yang sedang dijalankan tidak akan batal. Sayangnya sholat yang dilaksanakan tersebut, kurang sempurna. Namun bagi sebagian orang, hukum membaca do’a tahiyat awal adalah wajib untuk dilakukan.

Bila sahabat muslim lupa melakukan tahiyat awal dan mengingatnya ketika sudah dalam posisi tubuh belum melakukan gerakan rakaat ketiga atau masih membungkuk, maka wajib melakukan duduk tasyahud awal. Namun ketika teringat dalam keadaan berdiri secara sempurna, maka tidak perlu lagi kembali dalam posisi duduk tasyahud. Namun bisa menambalnya dengan sujud sahwi.

Baca Juga : Mengenal Bacaan Rukuk Muhammadiyah

Pernyataan tentang kewajiban untuk melakukan sujud sahwi telah ada dalam Hadits Riwayat Ahmad yang berisi.

أَمَّنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الظُّهْرِ أَوْ الْعَصْرِ فَقَامَ فَقُلْنَا سُبْحَانَ اللَّهِ فَقَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يَعْنِي قُومُوا فَقُمْنَا

Rasulullah SAW. mengimami kami shalat zuhur atau ashar, lalu beliau berdiri (padahal seharusnya tahiyat awal), lalu kami katakan: “Subhanalloh.” Beliaupun mengatakan: “Subhanalloh.” Beliau berisyarat dengan tangannya, yaitu: “berdirilah”. Maka kamipun berdiri. (HR. Ahmad).


Tata Cara Duduk Tahiyat Awal

Duduk tahiyat awal sama dengan duduk iftirasy. Untuk melakukan duduk tahiyat awal, tidak boleh sembarangan. Namun harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau biasa disebut dengan tuma’ninah. Caranya sangatlah mudah, bila sudah terbiasa.

Awalnya bentangkan telapak kaki kiri ke sebelah kanan, lalu duduki secara perlahan. Selanjutnya tegakan telapak kaki kanan, agar menghadap ke arah kiblat. Kemudian luruskan badan, agar dapat tegak dengan baik. Untuk posisi kedua tangan, diletakan di atas lutut atau paha kanan dan kiri. Keadaan tangan membentang ke arah kiblat. Lalu posisikan siku agar sejajar dengan paha.


Perbedaan dengan Tahiyat Akhir

Ada beberapa perbedaan antara tahiyat awal dengan tahiyat akhir. Namun hanya sebagian orang saja yang memahami perbedaan tersebut. Padahal perbedaan tersebut wajib diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan sholat. Hal ini bertujuan agar sholat yang dilaksanakan tersebut, dapat diterima oleh Allah.


  • Waktu Pembacaan Do’a

Do’a tahiyat hanya dibaca ketika melaksanakan 4 macam sholat fardhu atau wajib. Mulai dari isya’ dhukur, magrib, dan ashar. Alasan sholat shubuh tidak ada yaitu karena rakaat yang dimiliki hanya 2 saja. Sehingga langsung membaca tahiyat akhir. Berbeda dengan tahiyat akhir yang dibaca dalam sholat 5 waktu dan sholat sunnah. Namun tidak untuk sholat jenazah.

Baca Juga : Do’a Iftitah Muhammadiyah


  • Do’a yang Dibaca

Bila bacaan do’a tahiyat awal dimulai dari Attahiyyaatu lillaahi sampai abduhu warosuuluh. Namun bila do’a tahiyat akhir, dibaca secara keseluruhan sampai sebelum salam. Mulai dari bacaan tasyahud awal, shalawat Nabi, do’a sesudah tasyahud awal dan akhir. Sehingga dapat dikatakan bila do’a yang dibaca lebih panjang daripada tahiyat awal.


  • Durasi Duduk Tahiyat

Ketika duduk tahiyat awal, membutuhkan waktu sebentar saja. Hal ini karena do’a yang dibaca relatif lebih pendek. Berbeda dengan durasi yang dibutuhkan ketika duduk tahiyat akhir, relatif lebih lama. Khususnya bila ditambah dengan do’a sesudah tahiyat akhir dan sebelum salam, pasti akan lebih lama.


  • Hukum Membaca Tahiyat

Hukum membaca tahiyat awal adalah sunnah ab’adh atau sudah menjadi bagian dari sholat. Artinya bila lupa tidak membaca tahiyat akhir, maka sholat tetap sah. Sayangnya sholat tersebut dinilai kurang sempurna. Sehingga bisa diganti dengan melakukan sujud sahwi atau langsung duduk tahiyat awal, bila masih belum berdiri sempurna.

Berbeda dengan hukum tahiyat akhir yang wajib dilaksanakan ketika sholat. Itu karena tahiyat akhir tersebut, sudah ada dalam rukun sholat. Sehingga bila tahiyat akhir tersebut tidak dilaksanakan, maka akibatnya sholat menjadi batal. Jadi dapat dikatakan bila tidak mungkin ada orang yang lupa melakukan tahiyat akhir, karena letaknya berada di akhir sholat.


  • Cara Duduk Tahiyat

Cara duduk tahiyat awal lebih sederhana bila dibandingkan dengan tahiyat akhir. Hanya dengan membentangkan telapak kaki kiri ke sisi kanan, lalu diduduki. Kemudian telapak kaki kanan berdiri tegak menghadap kiblat. Luruskan badan agar lebih tegak. Posisi kedua tangan, diletakan di atas lutut. Keadaan tangan membentang ke arah kiblat. Lalu posisikan siku agar sejajar dengan paha.

Bila duduk tahiyat akhir dimulai dengan memposisikan kedua kaki ditekuk dan menyimpang di sebelah kanan. Kemudian kaki kiri diletakkan di bawah pergelangan kaki kanan. Lalu telapak kaki kanan menghadap ke kiblat. Selanjutnya tangan ditaruh di atas lutut secara membentang. Ketika syahadat, angkat jari telunjuk secara langsung ke arah kiblat. Posisikan pandangan ke telunjuk.

Baca Juga : Bacaan Tahiyat Akhir Muhammadiyah

Bacaan tahiyat awal Muhammadiyah bisa sahabat muslim terapkan ketika melaksanakan sholat wajib. Usahakan untuk selalu ingat dalam membaca do’a tahiyat akhir. Namun bila lupa, segera lakukan sujud sahwi di akhir sholat.

4.8/5 - (38 votes)