Belajar susunan kalimat dalam sebuah bahasa, memang akan ditemukan berbagai perbedaan sesuai tata bahasa tersebut. Biasanya kata yang digunakan pada awal kalimat adalah kata benda sebagai objek maupun subjek. Namun, jika sahabat muslim pelajari lebih mendalam, terdapat awal kalimat yang menggunakan kata kerja. Kategori kata awal kalimat dalam bahasa Arab disebut jumlah ismiyah.
Menurut bahasa Arab, pengertian “jumlah” sama dengan “kalimat”. Hampir sama dengan struktur kalimat pada bahasa Indonesia, kalimat terdiri dari beberapa kata. Jenis-jenis kalimat itulah yang akan kita bahas bersama sahabat muslim sekalian. Dalam bahasa Arab, terdapat dua “Jumlah” yang membentuk sebuah kalimat berdasarkan susunan kalimatnya yaitu ismiyah dan fi’liyah.
Baca Juga : Contoh Tashrif Lughowi
Table of Contents
Jumlah Ismiyah
Seperti yang sudah sahabat muslim ketahui, bahwa “jumlah” memiliki arti “kalimat”. Sedangkan kata “ismiyah” berasal dari kata “isim” yang memiliki makna kata yang tidak terikat oleh waktu. Secara umum “isim” di sini adalah penunjuk kata benda, jadi dapat disimpulkan bahwa “jumlah ismiyah” merupakan sebuah kalimat yang kata awalnya atau kata pendahuluannya menggunakan kata benda.
Dalam penggunaannya, ismiyah ini dibagi menjadi dua macam yaitu mubtada’ dan Khobar. Untuk ismiyah mubtada’ diartikan sebagai subjek dari kalimat tersebut, bentuknya berupa isim yang berada pada awal kalimat. Sedangkan Khobar diartikan sebagai ‘predikat” kalimat, di mana fungsinya untuk menjelaskan atau menegaskan dari mubtada’.
Sifat Jumlah Ismiyah
Sahabat muslim sekalian, sebenarnya penggunaan jumlah ini hampir sama dengan susunan kalimat dalam bahasa Indonesia. Struktur kalimat standar adalah terdiri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan. Di sini mubtada’ mempunyai posisi sebagai hal yang diterangkan. Khobar adalah kata yang menerangkan. Adapun sifat dari kalimat ismiyah antara lain;
-
Verbal
Kalimat ismiyah dapat menjadi kalimat verbal ketika khobarnya adalah salah satu dari beberapa fi’il yang ada. Bisa menggunakan fi’il madhi, amar, dan juga mudhari. Apabila dalam kalimat terdapat Khobar dengan salah satu fi’il tersebut maka sifat Khobar menjadi sebagai penjelas tentang aktivitas yang dikerjakan oleh mubtada’. Berikut adalah ciri mubtada’ dari masing-masing bagian.
Baca Juga : Kajian Naibul Fa’il, Pengertian, Contoh, dan Hukum-Hukumnya
- Isim bisa berbentuk kata benda atau dhomir.
- Harus berbentuk isim ma’rifat atau isim dari benda yang dikenalkan.
- Rofa’ atau subjek dapat berupa I’rab mubtada.
Sedangkan untuk Khobar memiliki beberapa ciri sebagai berikut:
- Harus mempunyai bentuk I’rob rofa’.
- Memiliki sifat yang sama dengan mubtada’ baik secara jenis kelamin yaitu isim mudzakkar dan muannats, serta jumlah yaitu mutsanna atau jamak.
-
Nominal
Kalimat ismiyah bisa bersifat kalimat nominal ketika Khobarnya adalah isim. Di sini, Khobar memiliki sifat untuk menjelaskan identitas mubtada’.
Contoh Jumlah Ismiyah
Bahasa Arab | Cara membaca | Arti Bahasa Indonesia |
الأم لديها حديقة زهرة كبيرة | Al-amm ladayha hadiiqati zahrah kabiirah | Ibu memiliki kebun bunga yang besar |
إلهام يعترف بأنه كان مخطئا | Ilham ya’taraf biannahu kaana makhthaana | Ilham mengakui bahwa dirinya salah |
أختي فازت بسباق قراءة القرآن | Ukhtii faazat bisabaaqa qaraa’ah Al-Qur’an | Adik perempuanku memenangkan perlombaan membaca Al-Qur’an |
خزانة في الغرفة الوسطى عضها النمل المتوسط | Khazaaanah fii alghurfah alwustha ‘adhahaa annaml almatuusath | Lemari di ruang tengah digigit rayap |
في اليوم الخامس سنكون لمشاهدة معالم المدينة | Fii alyaumil khaamis sanakuuna lamasyaahadah ma’aalam almadiinah | Tanggal 5 nanti kami akan bertamasya |
دليل الغسالة ذهب | Daliili alghasaalah dzahaba | Buku panduan pemakaian mesin cuci itu sudah hilang |
Baca Juga : Kupas Tuntas Khobar Muqoddam dan Mubtada Muakhor
Jumlah Fi’liyah
Jenis kalimat yang kedua adalah jumlah fi’liyah. Pengertian fi’liyah berasal dari kata fi’il yang memiliki arti kata kerja. Secara umum jumlah fi’liyah diartikan sebagai sebuah kalimat yang kata depan atau di awali dengan kata kerja. Dalam kalimat ini akan terdiri dari kata kerja (fi’il) dan pelaku (fa’il). Apabila dikomparasi dengan bahasa Indonesia, fi’il adalah kata kerja dan fa’il adalah subjek.
Kata kerja yang digunakan pada jumlah fi’liyah bisa menggunakan fi’il madhi yaitu kata kerja lampau, maupun menggunakan fi’il mudhori yang berarti apa yang sedang dilakukan. Subjek (fa’il) dapat terlihat atau nampak (dhohir) yang dalam biasanya menggunakan nama orang atau benda. Namun bisa juga menjadi tidak tampak (dhomir) yang biasanya terletak pada tengah paragraf.
Baca Juga : Masdar Bahasa Arab, Pengertian, Contoh, dan Jenis-Jenisnya
Sifat Jumlah Fi’liyah
- Awalannya berupa kata kerja aktif atau sering disebut fi’il ma’lum.
- Kata kerjanya (fi’il) akan mengikuti jenis fa’il, baik untuk mu’annats maupun mudzakkar. Namun fi’il ini tidak mengikuti jumlah fa’il. Contohnya untuk fa’il jika berbentuk mutsanna maka untuk fi’il akan tetap dalam bentuk mufradat.
Contoh Jumlah Fi’liyah
Bahasa Arab | Cara membaca | Arti Bahasa Indonesia |
بقيت الفتاة مع جدتها. | Baqiita alfataahu ma’a jaditahaa | Anak perempuan itu tinggal dengan neneknya. |
بكيت عندما عرف مصيره | Bakiit ‘inda maa ‘arafa mashiirah | Aku menangis ketika mengetahui nasibnya |
لم تعرف (نينا) ماذا تفعل غير ذلك | Lam ta’rafu (Nina) maa dzaa taf’al ghaira dzaalik | Nina tidak tahu lagi harus berbuat apa. |
اكتشف العلماء فيروسجديد. | Iktasyaf al’ulamaa’ fiiruus jadiid | Ilmuwan menemukan virus baru. |
اتخذت القرار الصحيح (آرسياد) | (irsyad) itakhadzat alqaraara ash-shahiih | Irsyad telah mengambil keputusan yang tepat |
لم يجد ناروتو أفضل طريقة لحل المشكلة | Lam yajid naarawutuu afdhala thariiqah lahal almasykalah | Naruto tidak menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah. |
Baca Juga : Contoh Kalimat Isim Mufrad dalam Kehidupan Sehari-hari
Ciri-Ciri Isim dan Fi’il
-
Isim (Kata Benda)
Dalam pengertiannya “isim” adalah kata benda yang tidak terikat dengan waktu. Menurut tata bahasa Arab, untuk bisa melihat kata tersebut “isim” atau bukan dengan melihat ciri-ciri berikut ini.
- Bisa terbaca dengan gabungan ( ا ل )
Contohnya: النُّوْرُ (Cahaya), السَّمَآءِ (Langit)
- Dapat terbaca dengan adanya huruf jerr, yaitu di antaranya adalah مِنْ ( dari) الي (ke) عَنْ (dari) عَلي (di atas) فِي (di dalam) ب (dengan) ل (bagi) ك (seperti).
Contoh : مِنَ السَّمَآءِ (dari langit) السَّمَآءِ adalah merupakan isim dan karenanya ia bisa dimasuki huruf jer yaitu مِنْ
- Bisa berdampingan dengan huruf tanwin.
Contoh : مُحَمَّدُ (muhammad), مَدْرَسَةُ (sekolah)
- Dapat disambung dengan kata isim lainnya sehingga membentuk kata majemuk/.
Contoh : نَصْرُللهِ (pertolongan Allah ). Merupakan 2 buah buah isim yang digabung menjadi satu dan menghasilkan satu makna.
-
Fi’il (Kata Kerja)
Pengertian fi’il adalah kata kerja dalam kaidah bahasa Arab. Kata kerja ini mengandung unsur waktu, baik waktu lampau, sekarang, dan yang akan datang. Berikut adalah ciri masing-masing kata kerja tersebut.
- Fi’il Madhi yaitu kata kerja untuk waktu lampau.
Contoh: (Zaid telah menulis) كَتَبَ زَيْدُ
(Muhammad telah membaca buku) قَرَأَ مُحَمَّدُ الْكِتاَبَ
- Fi’il Mudhori’ yaitu kata kerja untuk waktu sekarang dan yang akan datang. Kata kerja ini ditandai dengan awalan salah satu huruf berikut ini ت ,ي ,ن ,ا .
Contoh : اَفْعُلُ , يَفْعُلُ , تَفْعُلُ , نَفْعُلُ
- Fi’il Amar yaitu kata kerja sebagai perintah suatu kejadian. Fi’il ini ditandai dengan huruf akhir kalimat adalah huruf shohih (huruf hijaiyah selain ي ا و ) dan huruf akhur ‘illat (ي ا و ).
Contoh: إِجْلِسْ ( duduklah), إِقْرَأْ ( Bacalah), أُغْزُ (Berperanglah).
Baca Juga : Contoh Isim Mufrad dalam Bahasa Arab
Struktur kalimat dalam kaidah bahasa Arab sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan struktur bahasa Indonesia. Hanya saja kaidah yang digunakan memang lebih khas dari bahasa Arab. Kalimat yang sering digunakan adalah jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah. Penjelasan tentang kedua kalimat tersebut dapat sahabat muslim pelajari untuk menambah khasanah tata bahasa yang dimiliki.