Tere Liye berhasil mengemas banyak cerita dengan berbagai plot manis, salah satunya adalah novel tentang anak berkebutuhan khusus. Bahkan cerita tersebut diangkat ke layar lebar, kemudian tak sedikit yang membuatkan resensi novel Moga Bunda Disayang Allah karena menyimpan banyak nilai positif.
Buat sahabat yang ingin tahu seperti apa jalan cerita dari novel ini, lengkap dengan berbagai kajian seputar alur dan tokohnya. Cek informasi lengkap berikut ini.
Table of Contents
Profil Novel Moga Bunda Disayang Allah
Novel ini sebenarnya sama dengan novel pada umumnya, memiliki profil tersendiri sesuai identitas yang melekat padanya yaitu:
- Judul : Moga Bunda Disayang Allah
- Penulis : Tere Liye
- Penerbit : Republika
- Tahun Terbit : 2006
- Jumlah Halaman :306 halaman
- Lokasi Terbit : Jakarta
- Cetakan : 16
Profil Tere Liye
Selain profil dari novelnya, sahabat juga perlu tahu siapa pengarang novel yang cukup banyak penggemarnya ini. Lihat saja, novel sudah dicetak hingga 16 kali karena laris manis di pasaran.
Tere Liye, bukan nama sebenarnya namun merupakan nama pena dari seorang penulis bernama Darwis kelahiran 21 Mei 1979. Dia berasal dari Lahat Sumatera Selatan, menyelesaikan studi SD hingga SMP di tanah kelahiran.
Kemudian lanjut SMA di Bandar Lampung dan berkuliah di kampus kuning Universitas Indonesia, Jurusan Ekonomi.
Bapak dua orang anak ini, memiliki ciri khas dalam membuat sebuah novel. Dimana terdapat cerita-ceria yang menyentuh hati, kaya akan pelajaran hidup dan membuat siapapun yang membaca bisa banyak belajar tentang hal-hal positif.
Pecinta kupluk ini membuat karya tulis yang didominasi tema kehidupan, Islam, dan juga berbagai pengetahuan lain.
Selain karya yang satu ini dengan berbagai resensi novel Moga Bunda Disayang Allah dari para penikmat novel, Tere Liye juga sudah merilis lebih dari 30 novel dimana kebanyakan laris manis di pasaran dan sudah diangkat ke layar lebar.
Sinopsis Moga Bunda Disayang Allah
Novel ini mengisahkan tentang kehidupan seorang anak perempuan bernama Melati. Dia mengalami kebutaan dan tuli, sehingga pertumbuhnnya terhambat serta hanya ada di dalam rumah saja diasuh oleh orang tua dan beberapa pembantu.
Melati sering mengamuk karena frustasi dengan kondisi hidupnya yang tidak normal. Ketika mengamuk, dia akan melempar benda apapun di dekatnya sehingga membuat kedua orang tuanya juga ikut frustasi dan hampir putus asa merawat Melati.
Berasal dari keluarga kaya raya, ternyata kehidupan keluarga ini tidak bahagia. Namun ibu dari Melati tetap berusaha mencari cara agar anaknya bisa hidup lebih tenang dan menerima kenyataan.
Salah satu hal yang dilakukannya adalah, mencari mentor untuk menenangkan hidup Melati. Terpilihlah seorang lelaki bernama Karang, yang memiliki track record bagus dalam membantu membina anak-anak.
Sang ibu beberapa kali mengirimi surat pada Karang, namun tidak berbalas. Usut punya usut ternyata Karang mengalami trauma mendalam, setelah kehilangan 18 anak di bawah asuhannya dalam kecelakaan tenggelamnya kapal.
Saat itu, Karang sedang mengajak anak-anak tersebut berlibur tapi naas kecelakaan tak bisa terelakkan. Alhasil, hingga bertahun-tahun usai kejadian itu pria 27 tahun tersebut mengurung diri di kamarnya.
Dia merasa tidak pantas untuk mengajarkan banyak hal pada Melati, karena latar belakang kejadian buruk yang pernah dialaminya tersebut.
Namun, akhirnya dengan bujukan dari ibu pemilik taman baca tempat Karang bekerja membuatnya mau datang ke rumah Melati untuk membantu gadis kecil tersebut hidup lebih tenang.
Awalnya, semua tidak berhasil karena apapun yang diperintahkan Karang selalu dilawan oleh Melati. Seiring kegigihan Karang untuk mengajarkan Melati, pelan-pelan gadis tersebut mulai bisa patuh. Mulai dari cara makan, hingga mengenal benda-benda yang ada di sekitarnya.
Usaha Karang membuahkan hasil, Melati akhirnya bisa hidup lebih tenang dan tidak frustasi lagi. Sementara Karang, terbebas dari trauma masa lalunya dan bisa menatap masa depan dengan lebih baik.
Nilai Ekstrinsik dan Intrinsik
Setiap novel memiliki nilai yang berasal dari jalan cerita, termasuk nilai yang berada di luar jalur namun mempengaruhi alur yang dibuat. Dibagi menjadi dua jenis, yaitu ekstrinsik dan intrinsik. Berikut ini penjelasannya.
- Nilai Ekstrinsik
Meliputi nilai ketuhanan dalam beberapa plot, dimana ada penegasan tentang pentingnya berdoa agar apa yang diinginkan terkabul.
Ada juga nilai moral, tentang bagaimana mensyukuri apa yang dimiliki saat ini dan tidak terpuruk dalam kesedihan mendalam.
- Nilai Intrinsik
Meliputi penokohan, alur cerita, hingga beberapa hal menyangkut jalan cerita dari Novel ini yang bermuara pada penerimaan Melati terhadap kehidupannya saat ini dan tetap berjuang untuk masa depan lebih bersinar.
Plus Minus Novel Moga Bunda Disayang Allah
Ada beberapa nilai plus dan juga minus dari novel ini, sahabat bisa menelaah sendiri mana nilai-nilai yang patut diambil dan mana yang tidak.
- Nilai Plus
Ada beberapa nilai plus, pertama adalah tiga karakter yang masuk kategori utama karena memiliki posisi cenderung sama yaitu Melati, Karang, dan Bunda. Mengajarkan sahabat tentang posisi masing-masing manusia yang sudah ditentukan oleh pencipta.
Kedua, perjuangan hidup yang dilalui oleh Melati mulai dari frustasi hingga bisa menerima kekurangan diri sendiri merupakan sebuah pelajaran untuk lebih menghargai apa yang sahabat miliki saat ini.
Ketiga, pelajaran tentang keadilan hidup yang diberikan oleh tuhan kepada siapapun dan kapanpun dikehendakiNya.
- Nilai Minus
Sedangkan untuk nilai minus, terletak pada penggunaan bahasa baku berulang sehingga kurang nyaman saat dibaca. Kemudian, soal beberapa lokasi yang tidak spesifik diinformasikan membuat pembaca kurang puas.
Contohnya, “rumah di atas bukit” dan “daerah jauh dari ibukota”. Sulit untuk dibayangkan, sehingga penghayatan saat membaca menjadi tidak maksimal.
Masih banyak resensi dari novel lain yang bisa sahabat ketahui, namun paling tidak resensi novel Moga Bunda Disayang Allah bisa menjadi salah satu contoh pengupasan tuntas tentang sebuah novel menarik dan banyak diminati.
Baca Juga;