Pengertian dan Makna Tamyiz

Posted on

Memahami Apa itu Tamyiz dalam Fiqih dan Nahwu

Ketika Sahabat Muslim mempelajari tata bahasa Arab (nahwu), pasti sahabat muslim akan menemui istilah tamyiz. Istilah ini juga akan ditemui dalam ilmu fiqih. Pengertian tentang istilah ini dalam dua  ilmu tersebut tentu saja berbeda. Tamyiz adalah bagian dari isim (kata benda) yang dinashabkan dan juga berarti pembeda.Contoh Tamyiz


Tamyiz Ilmu Fiqih

Dalam ilmu fiqih, tamyiz diartikan sebagai kemampuan seorang anak untuk membedakan sesuatu. Dengan kata lain, tamyiz merupakan suatu kemampuan daya pikir. Anak yang telah mencapai daya pikir ini disebut mumayiz. Kemampuan tersebut tidak dibatasi oleh umur tertentu. Beberapa anak mencapainya saat umur mereka lebih muda daripada yang lain.

Baca Juga ; Contoh dan Macam Huruf Nashab

Seorang anak yang telah tamyiz akan menunjukkan beberapa tanda tertentu, meliputi:


  • Mampu Memahami dan Membalas Pembicaraan

Seorang anak yang telah tamyiz mampu memahami apa yang dibicarakan oleh orang lain. Selain itu, ia juga dapat membalas perkataan orang yang mengajaknya berbicara. Dengan demikian, anak tersebut dapat berkomunikasi dengan baik dan kemampuan berpikirnya dapat bekerja secara aktif untuk membantunya mengutarakan pemikiran.


  • Dapat Membedakan Mana yang Baik dan Buruk

Orangtua selalu mengajarkan anak-anaknya untuk mengenali hal-hal yang baik, sehingga mereka tahu apa yang baik dan yang buruk. Namun, seorang anak yang sudah tamyiz dapat membedakan mana yang baik maupun yang buruk atas pemikiran mereka sendiri, bukan hasil didikan orangtua.

Hal ini karena, daya pikir mereka telah berkembang, sehingga mereka dapat menilai apa yang buruk untuk dilakukan dan apa yang baik untuk dilakukan, tanpa harus diberitahu oleh orangtua mereka.

Baca Juga : Contoh dan Jenis Huruf Athaf


  • Dapat Melakukan Berbagai Hal Seorang Diri

Seorang mumayiz tidak hanya memiliki daya pikir yang aktif dan telah berkembang. Akan tetapi, mereka juga dapat melakukan berbagai hal seorang diri, misalnya makan, minum, dan mencuci piring mereka sendiri. Mereka juga berarti bahwa mereka dapat memahami seruan hukum Islam tanpa bantuan orangtua.


Mengoptimalkan Kepribadian Anak saat Usia Tamyiz

Anak yang mencapai tahap tamyiz ini biasanya belum baligh. Namun, karena mereka sudah memahami mana yang baik dan yang buruk serta hukum Islam, maka orangtua wajib mengoptimalkan perkembangan kemampuan mereka.

Salah satu yang perlu dilakukan adalah membimbing anak-anak dalam melaksanakan ibadah shalat fardhu dan puasa. Pada usia ini anak-anak biasanya sudah dapat melaksanakan shalat dan puasa, sehingga bimbingan orangtua sangat dibutuhkan agar mereka terbiasa untuk melaksanakan ibadah.

Selain itu, orangtua juga harus membantu mereka menghafal Al Quran. Anak-anak juga harus diajarkan untuk hidup mandiri serta dijauhkan dari hal-hal negatif, sehingga mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah.

Baca Juga : Contoh Huruf Jazm


Pengertian Tamyiz dalam Nahwu

Seperti yang telah disinggung di atas, menurut ilmu nahwu, tamyiz merupakan isim (kata benda) yang dinashabkan. Jenis kata ini berfungsi untuk menerangkan suatu hal yang masih samar dalam sebuah kalimat.

Tanpa tamyiz, kalimat tersebut artinya akan samar atau tidak jelas. Untuk memahaminya lebih lanjut, sahabat muslim dapat mengamati contoh di bawah ini:

عَشَرَ أرْبَعَةَ رَأَيْتُ

Pada kalimat tersebut kita tidak tahu apa yang berjumlah 14 (عَشَرَ أرْبَعَةَ). Namun, jika kita menulisnya dengan kalimat:

غَنَمًا عَشَرَ أرْبَعَةَ رَأَيْتُ

Maka, kita menjadi tahu apa yang berjumlah 14. Kata tersebut menerangkan kambing (غَنَمًا). Kata kambing inilah yang disebut tamyiz dalam kalimat tersebut. Sehingga, jika diartikan, kalimat itu berarti ‘saya menyaksikan 14 kambing.’

Sebuah isim dapat secara sah disebut tamyiz jika:

  1. Menerangkan suatu benda yang masih samar
  2. Merupakan isim, bukan haraf ataupun fi’il
  3. I’robnya mesti nashab

Baca Juga : Pengertian Hamzah Istifham


Penggolongan Tamyiz dalam Nahwu

Tamyiz dibagi menjadi beberapa golongan. Adapun golongan tersebut adalah sebagai berikut:


  • Mumayiz Malhud

Kalimat mumayiz malhud mengandung tamyiz, namun tidak memiliki mumayiz. Tamyiz tersebut  merupakan peralihan dari mubtada, fa’il, dan maf’ul bih.

Contoh tamyiz yang dapat berkedudukan sebagai mubtada, adalah:

Arti dari kalimat tersebut adalah ‘aku lebih banyak darimu, hartanya.’ Kata dalam kalimat tersebut berkedudukan sebagai mubtada, namun berfungsi menerangkan seperti tamyiz. Jika diubah, maka tamyiz tersebut menjadi:

Arti kalimat tersebut juga berubah menjadi ‘hartaku lebih banyak darimu.’

Contoh tamyiz yang dapat berkedudukan sebagai fa’il, yaitu:

Kalimat tersebut berarti ‘dan kepalaku telah menyala, ubannya.’ Tamyiz dalam kalimat ini adalah . Kata tersebut menerangkan kata ‘menyala,’ bukan ‘kepala’. Jika diubah maka kalimat itu akan berbentuk.

 yang artinya ‘dan uban kepalaku telah menyala.’

Contoh tamyiz yang dapat berkedudukan sebagai maf’ul bih:

Arti dari kalimat tersebut adalah ‘dan Kami pancarkan bumi, airnya.’ Dalam kalimat ini, kata yang berkedudukan sebagai maf’ul bih adalah  yang berarti ‘bumi’.  Sedangkan kata yang berkedudukan sebagai tamyiz yakni  yang berarti air atau mata air.

Baca Juga : Pengertian dan Ketentuan Munada

Jika diubah, maka kalimat tersebut akan berubah menjadi  yang artinya ‘dan Kami pancarkan mata air bumi.’


  • Mumayiz Malfud

Kalimat yang tergolong sebagai mumayiz malfud mengandung tamyiz lengkap dengan mumayiz. Format mumayiz ini biasanya berbentuk ukuran luas, ukuran berat, dan jumlah. Contoh kalimat mumayiz malfud adalah:

 yang artinya adalah ‘Zaed mempunyai satu kilogram daging.’ Kata yang berarti ‘daging’ merupakan tamyiz yang menerangkan satu kilogram.

Baca Juga :Pengertian Tawabi

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tamyiz adalah kemampuan atau jenis kata dalam tata bahasa Arab. Pengertian tersebut tergantung pada sudut pandang ilmu yang digunakan. Jika Sahabat Muslim ingin mendalami Alquran, maka Sahabat muslim harus mempelajari tamyiz dengan baik.

4.9/5 - (37 votes)