Pada ilmu Arab, terdapat berbagai jenis huruf yang wajib dipelajari. Salah satunya adalah athof atau kata penghubung. Dalam menggunakan huruf ini, harus sesuai dengan aturan dan kaidah hukumnya. Hal ini bertujuan agar makna yang akan disampaikan, tidak salah atau keliru. Oleh sebab itu, sahabat muslim wajib memahami penggunaan kata penghubung dalam ilmu Arab.
Table of Contents
Pengertian Athof
Athof merupakan salah satu jenis tawabi, yang letaknya sesudah kata penghubung dalam bahasa Arab. Fungsi dari jenis tawabi ini yaitu sebagai penghubung sesama isim atau fi’il. Bila dalam ilmu bahasa Indonesia, jenis tawabi ini dikenal sebagai kata penghubung. Meskipun secara bahasa berbeda, namun makna yang dihasilkan memiliki kesamaan satu sama lain.
Baca Juga : Pengertian Taukid
Huruf dan Fungsinya
Kata penghubung dalam bahasa Arab terdiri dari sembilan huruf. Setiap huruf memiliki fungsi dan artinya sendiri – sendiri. Sehingga dalam menggunakan kata penghubung tersebut, harus tepat dan sesuai dengan makna yang ingin dihasilkan.
-
Wawu (وَ)
Huruf wawu fungsinya sebagai “dan”. Huruf tersebut biasa digunakan untuk menggabungkan kata yang sama satu dengan lainnya. Kata tersebut memiliki i’rab dan kedudukan yang sama. Sehingga bila dijadikan sebuah kalimat, memiliki makna khusus.
Contohnya :
حَضَرَ الطَّالِبُ وَالمُدَرِّسُ artinya murid dan guru datang.
-
Fa’ (فَ)
Huruf fa’ fungsinya untuk kata penghubung “lalu / maka”. Fa’ digunakan untuk menggambarkan kondisi beriringan dan berurutan, tanpa jeda. Sehingga kata penghubung ini biasa dipakai ketika menceritakan sesuatu.
Contohnya :
جاء الأستاذُ فالطالبُ artinya ibu guru masuk lalu muridnya.
Baca Juga : Na’at dan Man’ut, Penjelasan Lengkap!
-
Tsumma (ثُمَّ)
Huruf tsumma identik dengan kata penghubung “kemudian”. Fungsi dari huruf tersebut adalah untuk menunjukan arti yang bersifat lenggang, berurutan, tanpa beriringan, dan berjeda. Biasanya dipakai untuk menyampaikan cerita kepada orang lain.
Contohnya :
حضر الأستاذُ ثم الطالبُ artinya ustadz datang kemudian muridnya.
-
Hatta (حَتىّ) hingga / sehingga
Huruf hatta merupakan kata penghubung “hingga / sehingga”. Syarat yang dianjurkan dalam kata penghubung ini adalah menggunakan isim zhahir untuk ma’thuf bih. Hal ini karena ma’thuf bih adalah bagian dari ma’thuf alaih.
Contohnya :
اكلتُ السمكةَ حتَّى رأسَهَا artinya aku makan ikan hingga kepalanya.
-
Aw (أَوْ)
Huruf aw fungsinya untuk kata penghubung “atau / ataukah”. Huruf ini digunakan untuk memberikan pilihan kepada kepada orang lain, sesudah diperintahkan. Kata penghubung aw lebih menunjukkan makna penyamaran hukum dan keraguan di dalamnya.
Contohnya :
تَزَوَج هِندا أو أختَها artinya nikahilah saudaraku atau Hindun.
Baca Juga : Macam-Macam Lam
-
Am (أَمْ)
Huruf am biasa digunakan untuk menunjukkan kata penghubung “atau / ataukah”. Biasanya huruf am ini digunakan untuk menggambarkan makna menuntut atau mencari sebuah ketentuan. Kata penghubung ini dapat dilakukan bila huruf am jatuh sesudah hamzah, yang ada dalam dua lafaz.
Contohnya :
أزيدُ عندكَ أم عمرٌ artinya Apakah zaid berada di sisimu ataukah Umar?.
-
Bal (بَلْ)
Huruf bal merupakan kata penghubung “tetapi / melainkan”. Kata penghubung ini digunakan untuk menetapkan hukum nahi (larangan melakukan pekerjaan) dan nafi (tidak ada hukum), dalam lafaz sebelumnya. Kemudian di akhir kalimat akan dijelaskan hukum sebaliknya, yang berarti benar. Usahakan untuk jatuh sesudah kalam nafi atau nahi.
Contohnya :
ما جاءَ زيدٌ بل عمرٌ artinya Zaid tidak datang, tetapi Umar yang datang.
-
Laa (لاَ)
Huruf laa diibaratkan sebagai kata penghubung “bukan / tidak”. Tujuan penggunaan huruf ini adalah untuk menafi’kan sebuah hukum lafaz yang akan datang selanjutnya. Biasanya kata penghubung ini, digunakan untuk menyatakan sesuatu hal yang berupa kebenaran atau kejadian tertentu.
Contohnya :
إشتريت لحمًا لا سمكًا artinya saya telah membeli daging, bukan ikan.
Baca Juga ; Jamak Taksir, Penjelasan Lengkapnya!
-
Laakin (لكِنْ)
Huruf laakin merupakan kata penghubung “akan tetapi”. Fungsi dari kata penghubung ini adalah untuk menggambarkan suatu makna penyambungan atau susulan perkataan, yang harus didahului lafaz (ما النفي، ما النهي).
Contohnya :
ما مررْتُ برجلٍ صالحٍ لكنْ طالحٍ artinya aku tidak bertemu dengan laki-laki saleh, tetapi laki-laki yang fasik.
Macam – Macam Kata Penghubung
Kata penghubung dalam bahasa Arab, terbagi menjadi dua bagian. Dalam setiap bagian, memiliki fungsi dan ketentuannya masing – masing. Sehingga sahabat muslim semua wajib membedakan masing – masing bagian kata penghubung tersebut.
-
Kata Penghubung Bayan
Kata penghubung bayan merupakan tabi’ dalam bentuk isim jamid. Bayan tersebut memiliki fungsi untuk menjelaskan matbu’, bilamana berupa isim ma’rifat. Tidak hanya itu, fungsi bayan juga untuk mengkhususkan matbu’ bila masih berupa isim nakirah.
Hukum yang ada dalam kata penghubung bayan adalah wajib lebih jelas dari matbu’nya. Bila tidak, maka dinilai sebagai tarkib badal. Selain itu, bayan harus sesuai dengan mubayyan yang berupa nakiroh, mudzakkar, muannats, tatsniyyah, i’rob, jama’, dan ma’rifah.
-
Kata Penghubung Nasaq
Nasaq adalah sebuah lafaz yang saling berhubungan dan mengandung kata penghubung di dalamnya. Dalam nasaq ini, selalu mengandung ma’thuf alaih, tabi’, dan kata penghubung Arab di dalamnya. Semua komponen tersebut, dijadikan sebagai rukun wajib dalam nasaq.
Baca Juga : Pengenalan Asmaul Khomsah Beserta dengan Contohnya
Kata penghubung dalam bahasa Arab, memiliki sembilan macam. Setiap macamnya memiliki fungsinya masing – masing. Sehingga sahabat muslim semua wajib menghafal setiap kata penghubung yang digunakan tersebut. Selain itu kata penghubung dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua macam, yaitu bayan dan nasaq.