Nahwu shorof memang sangat luas sekali dan memiliki beberapa tingkatan. Pertama untuk pemula, harus membaca kitab matan Al-Jurumiyah, kemudian Al-Imrithy lalu Alfiyah. Salah satu yang pembahasannya cukup simple namun penting adalah fi’il lazim. Jika sahabat muslim sekalian penasaran bagaimana pengertian, ciri dan contohnya simak pembahasan ini sampai akhir ya.
Table of Contents
Pengertian Fi’il Lazim
Jika dalam struktur kalimat bahasa Indonesia harus mengandung subjek, predikat, objek dan keterangan untuk menjelaskan maksud tertentu, maka di bahasa Arab tidak perlu demikian. Sahabat muslim tidak harus membutuhkan objek untuk menyusun kalimat yang sempurna. Inilah pengertian dari lazim. Secara sederhana, disebut dengan kata kerja intransitif.
Baca Juga : Tashrif Fi’il Nahi
Contohnya adalah kalimat “pak guru itu duduk” جَلَسَ الْأُسْتَاذُ, sahabat muslim sama sekali tidak membutuhkan objek (maf’ul bih) kan agar bisa memahaminya? Jadi itu pengertian singkatnya, sampai sini paham kan? Lalu bagaimana sih ciri-cirinya?
Ciri-Ciri Fi’il Lazim
Ciri-ciri ini wajib sahabat muslim ketahui agar bisa membedakan kata kerja mana yang tidak membutuhkan objek, sehingga bisa menyusun kalimat dengan seefektif mungkin. Ini dia:
-
Karakter Watak/Pembawaan
Ciri yang pertama bisa dikatakan lazim apabila sebuah kata kerja menunjukkan arti karakter/watak dan pembawaan. Singkatnya, sesuatu yang melekat pada diri seseorang atau benda. Contohnya adalah ﺷَﺠُﻊَ (pemberani), ﺣَﺴُﻦ (tampan) dan masih banyak lagi yang lainnya.
-
Menunjukkan Arti Bentuk
Kedua, adalah kata kerja yang menunjukkan arti bentuk seperti panjang, pendek, bulat dan lain-lain. Contohnya adalah ﻃَﺎﻝَ ﺍﻟﺴﺒﻮﺭﺓُ yang artinya papan tulis itu panjang.
Baca Juga : Contoh Fi’il Amr
-
Kata Kerja yang Menunjukkan Arti Bersih
Jika sahabat muslim menjumpai kata kerja yang berkaitan dengan kebersihan, maka ini bisa disebut sebagai lazim karena tidak membutuhkan objek untuk menerangkannya. Seperti contoh ﻧَﻈُﻒَ ﺍﻟﻔﺼﻞُ yang artinya kelas itu bersih.
-
Menunjukkan Arti Kotor
Keempat, apabila kata kerja menunjukkan arti kotor, kebalikan dari poin nomor 3. Contohnya yaitu ﻭﺳِﺦَ ﺍﻟﻤﻜَﺎﻥُ artinya tempat itu kotor. Sampai sini paham kan?
-
Menunjukkan Sesuatu yang Datang dan Tidak Menetap
Jika sahabat muslim menemukan suatu kata kerja yang mana pernah ada namun tidak selamanya ada, maka itu juga bisa dikatakan lazim. Contoh sederhananya adalah ﻣَﺮِﺽَ sakit, bisa saja suatu saat sembuh karena pengobatan dokter, atau ﻓﺮﺡ senang bisa saja hilang karena ada suatu kesedihan.
-
Menunjukkan Warna
Pada pelajaran Madrasah Ibtidaiyah (SD) pasti sahabat muslim sekalian dikenalkan nama-nama warna dalam bahasa Arab. Nah, jika menemukan sebuah kalimat fi’il yang menunjukkan warna, maka termasuk lazim dan tidak perlu ditambahkan maf’ul bih (objek). Contohnya adalah ﺍَﺳْﻮَﺩَ ﺍﻟَﻴْﻞُ yang artinya malam telah menghitam.
Baca Juga : Contoh Fi’il Mudhari
-
Menunjukkan Arti Kecacatan
Sama seperti sebelumnya, watak, sifat atau pembawaan adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang. Pun dengan kecacatan, jika menemukan kalimat seperti ﻋَﻤِﺶَ ﺍَﺣْﻤَﺪٌ yang artinya Ahmad rabun, berarti tidak perlu ditambahkan objek.
-
Menunjukkan Arti Perhiasan
Ciri selanjutnya adalah apabila kata kerja menunjukkan arti perhiasan. Baik itu sifat yang terlihat ataupun tidak. Contohnya adalah ﻧَﺤِﻞَ ﺯَﻳْﻨَﺐٌ Zainab lebar dan elok matanya.
-
Menunjukkan Muthowa’ah terhadap Fi’il Muta’addi
Apabila terdapat fi’il yang menunjukkan arti muthowa’ah (fa’il yang menerima akibat dari pekerjaan fi’il muta’addi) terhadap satu maf’ul. Maka itu adalah lazim, contohnya yaitu ﺟﻤَّﻊَ ﺯﻳﺪٌ ﺍﻻِﺑِﻞَ ﻓَﺠْﺘَﻤَﻊَ ﺍﻻِﺑِﻞُ Zaid mengumpulkan onta, maka onta menjadi berkumpul.
-
Mengikuti Wazan ﻓَﻌُﻞَ
Jika sahabat muslim membaca kitab Amtsilati Tashrif pasti banyak sekali kan wazan, salah satunya adalah ﻓَﻌُﻞَ yang sekaligus menjadi ciri-ciri lazim. Contohnya adalah ﺣﺴُﻦَ ﺑَﻜْﺮٌ artinya Bakr tampan.
-
Mengikuti Wazan ﺍِﻧْﻔَﻌَﻞ
Sama seperti sebelumnya, tapi berbeda wazan. Contohnya adalah ﺍِﻧْﻜَﺴَﺮَﻣِﺮْﺃَﺓٌ artinya kaca menjadi pecah.
Baca Juga : Tashrif Fi’il Majhul
-
Mengikuti Wazan ﺍِﻓْﻌَﺎﻝَّ
Contohnya adalah ﺍِﺳْﻔَﺎﺭَّ artinya sangat kuning. Sedangkan jika disusun menjadi sebuah kalimat adalah ﺍِﺳْﻔَﺎﺭَّﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀُ artinya langiit itu kuning sekali.
-
Mengikuti Wazan ﺍِﻓْﻌَﻞَّ
Contohnya adalah ﺍِﻏْﺒَﺮَّ artinya keruh. Apabila disusun dalam kalimat yaitu ﺍِﻏْﺒَﺮَّ ﺍﻟﻤَﺎﺀُ artinya adalah air menjadi sangat keruh.
-
Mengikuti Wazan ﺍِﻓْﻌﻠَﻞّ
Contohnya adalah lafaz ﺍِﻗﺸَﻌَﺮَّ yang artinya mengkerut. Apabila disusun dalam kalimat ﺍِﻗﺸَﻌَﺮَّ ﺍﻟﺠِﻠْﺪُ menjadi artinya telah mengkerut sekali kulitnya.
-
Mengikuti Wazan ﺍِﻓْﻌَﻨْﻠَﻞَ
Lafaz yang mengikuti wazan tersebut contohnya adalah ﺍِﻗْﻌَﻨْﺴَﺲَ artinya terbelakang. Jika disusun menjadi kalimat yaitu ﺍِﻗْﻌَﻨْﺴَﺲَ ﺍْﻟﺮَّﺟُﻞُ orang laki-laki terbelakang.
Lawan dari Fi’il Lazim
Sebelumnya telah dibahas bahwasanya lawan dari kata kerja intransitif adalah transitif, atau dalam ilmu nahwu shorof dikenal dengan nama fi’il muta’addi. Pengertiannya adalah kata kerja yang membutuhkan objek agar bisa menjadi kalimat yang sempurna dan mudah dipahami. Contohnya adalah فَتَحَ الرَجُلُ artinya lelaki itu membuka.
Baca Juga : Contoh Isim Mu’rab dan Isim Mabni
Pertanyaannya apa yang dibuka? Maka dari itu harus ditambahkan pintu agar bisa dipahami secara utuh dan tidak menimbulkan multi tafsir. Kata kerja intransitif bisa diubah menjadi transitif bisa melalui beberapa cara. Pertama adalah memasukkan wazan Fa’ula, kedua wazan Af’ala dan yang terakhir ditambahkan huruf jar (kata hubung dengan).
Sekarang sahabat muslim sudah memahami secara penuh kan apa itu fi’il lazim? Jika belum, carilah contoh yang lebih banyak di beberapa kitab kuning karangan para ulama’ terkenal, supaya semakin paham.