Mempelajari bahasa Arab, hampir sama dengan belajar bahasa pada umumnya. Di dalamnya terdapat kaidah yang harus diperhatikan. Sama halnya ketika sahabat muslim belajar bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Jika pada bahasa Indonesia terdapat EYD, pada bahasa Inggris terdapat grammar, maka pada bahasa Arab ada isim. Salah satu isim yang akan dibahas adalah isim majrur.
Sangat penting bagi sahabat muslim sekalian untuk mengetahui tentang kaidah bahasa Arab tersebut. Tujuannya adalah agar pembacaan, makna, dan struktur kalimat menjadi sempurna. Dalam ilmu bahasa Arab, majrur diartikan sebagai isim yang mengalami proses jar sehingga akan selalu terbaca kasrah. Beberapa contoh dan pembahasan di bawah ini akan lebih memberikan gambaran tentang majrur tersebut.
Baca Juga : Contoh Isim Mudzakkar
Table of Contents
Isim Majrur
Dari sisi arti, majrur didefinisikan sebagai kata yang ditarik atau diturunkan. Jika melihat dari ilmu nahwu, majrur adalah suatu isim yang memiliki harakat jar (kasroh). Namun tanda yang dimiliki tidak menunjukkan bahwa hanya kasroh saja. Tanda dari isim jenis majrur ini ada tiga tanda yaitu kasroh, fathah, dan juga ya’.
Isim Terdapat Huruf Jarr (سبقه حرف جر)
Yang dimaksud dengan huruf jar adalah huruf yang meng-jar-kan kata atau huruf setelahnya. Kata atau huruf yang berada setelah huruf jar akan menjadi isim atau kata benda. Sedangkan isim yang letaknya setelah huruf jar harus memiliki syarat berharakat kasrah atau memiliki akhiran ya’nun (ين). Huruf jar yang dimaksud, memiliki beberapa huruf sebagai berikut;
-
Dari (مِنْ)
Contohnya adalah “Saya pulang dari masjid” (اَرْجِعُ مِنَ الْمَسْجِدِ). Apabila kata setelah kata dari (من) merupakan isim yang tidak diikuti dengan Al, maka من akan dibaca min/nun di sukun (مِنْ). Namun apabila isim tersebut diikuti dengan huruf Al, maka من akan dibaca mina/nun di fathah (مِنَ).
Baca Juga : Contoh Isim Isyarah
-
Kepada/ke (إِلَى)
Contohnya adalah “Saya berangkat ke sekolah” ( أَذْهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ).
-
Milik/ karena/ terhadap (لِ)
Contohnya adalah “Pulpen itu milik zaid” (الْقَلَمُ لِزَيْدِ)
-
Dari (عَنْ)
Contohnya “Saya telah melempar anak panah dari busur” (رَمَيْتُ السَّهْمَ عَنِ الْقَوْسِ). Huruf atau kata yang terletak setelah huruf عن (dari) apabila tidak disertai dengan huruf Al, maka akan dibaca عَنْ (‘an/nun di sukun). Akan tetapi jika kata tersebut tidak diikuti dengan huruf Al, maka dibaca عَنِ (‘ani/nun di kasrah).
-
Atas atau di atas (عَلَى)
Contohnya adalah “Buku itu di atas meja” (الْكِتَابُ عَلَى الْمَكْتَبِ).
-
Seperti (كَ)
Contohnya “Nabi Muhammad SAW seperti bulan purnama” (مُحَمَّدُ كَالْبَدْرِ).
-
Di dalam/dalam (فِيْ)
Contohnya “Para siswa berada di dalam kelas’ (التَّلَامِيْذُ فِيْ الْفَصْلِ).
Baca Juga : Tasrif Isim Maf’ul
-
Sebab/Dengan (بِ)
Contohnya “Saya menulis pelajaran dengan pulpen” (كَتَبْتُ الدَّرْسَ بِالْقَلَمِ).
-
Sejak (مُذْ)
Contohnya “Saya tidak melihatmu sejak hari Jum’at” (مَارَأَيْتُكَ مُذْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ).
-
Sedikit/banyak (رُبَّ)
Contohnya “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (سَلَامٌ هِيَ حَتَّ مَطْلَعِ الْفَجْرِ).
-
Selain (حَاشَا / عَدَا / خَلَا)
Contohnya دَخَلَ التَّلَامِيْذُ الْفَصْلَ حَاشَا / عَدَا / خَلَا زَيْدً yang artinya “Semua siswa telah masuk kelas selain zaid”.
-
Demi (تَ / بِ / تَ)
Contohnya بِاللَّهِ / وَاللَّهِ / تَاللَّهِ لأَصُوْمُ مَنَّ غَدًا. Artinya adalah “Demi allah, besok saya akan berpuasa”.
Isim yang Berkedudukan sebagai Mudhof Ilaih (مضاف إليه)
- اشتريتُ خاَتِمَ حديدٍ (Isytaroitu khotima hadiidin). Arti dari kalimat tersebut adalah “Saya membeli cincin besi”. Pada kalimat tersebut kata حديدٍ (besi) adalah mudhof ilaih. Alasannya adalah, kata tersebut disandarkan pada خاَتِمَ (cincin) yang memiliki makna sebuah cincin yang terbuat dari besi.
- رَسُوْلُ اللهِ artinya adalah Rasul Allah. Kata رَسُوْلُ termasuk dalam mudhof, sedangkan اللهِ disebut dengan mudhof ilaih.
- أَهْلُ الْكِتَابِ artinya adalah ahlul kitab. Kata أَهْلُ menunjukkan sebagai mudhof, sedangkan الْكِتَابِ disebut sebagai mudhof ilaih.
Baca Juga : Contoh Nahwu Shorof
Mudhof ilaih tersebut akan selalu menjadi isim majrur, namun untuk mudhof (isim yang terletak di depannya) bisa menjadi bentuk marfu’, majrur, maupun manshub. Hal ini tergantung dari kedudukan kata tersebut dalam sebuah kalimat yang digunakan.
Isim yang Mengikuti Isim Majrur
Naat
- اَذْهَبُ اِلَى الرَّجُلِ الصّا لح artinya adalah pergilah kepada orang-orang yang saleh itu.
- كتب الطا لب المجتهد كَثِيْعَةٌ yang artinya kitab-kitab mahasiswa yang rajin banyak.
Tauhid/ Ta’kid
- جِئْتُ اِلَى التَّلَا مِيْذِ اَنْفُسِهِمْ artinya saya mendatangi mereka saja.
- بَرَرْتُ بِا الْوَالِدَيْنِ كَلِيْهِمَا artinya adalah saya berbakti kepada orang tua kedua-duanya.
Badal
- Badal Mutha-biq
Contohnya adalah : لَنَسْفَعًا بِا لنّا صِيَة نَا صِيَةٍ (Sungguh akan kami tarik ubun-ubunnya).
- Badal Ba’di Min Kul
Contohnya adalah بُنِىَ الْا سْلَامُ عَلُى خَمْسٍ شَهَا دَةٌ (Islam dibina atas lima dasar, syahadat).
- Badal Isytimal
Contohnya adalah اَعْخَبَنِىْ عَلِىٌّ خُلُقُهُ اَلْكَرِيْمٌ (Mengagumkan saya si Ali, akhlaknya yang mulia itu”.
- Badal Muba-yin
Contohnya خِئْتُ اِلَى الْمَسْخِدِالْمَدْرَسَةِ (Saya pergi ke masjid sekolah).
Aturan untuk Mudhof dan Mudhof Ilaih
Mudhof (Mudhofun)
- Apabila berbentuk mufrad, maka pada syakal yang terakhir tergantung dari posisi atau kedudukannya dalam hal jumlah.
- Apabila berbentuk mutsanna atau jama’ mudzakkar, maka bisa juga dinisbahkan kepada manusia. Untuk hal ini maka huruf nun yang ditambahkan pada akhir kalimat harus dibuang.
Baca Juga : Contoh Jumlah Ismiyah
Mudhof Ilaih
- Jika bersifat mufrad, maka untuk syakal pada huruf terakhir harus berharakat kasroh.
- Jika bersifat mutsanna, maka huruf alif dan nun yang semula untuk tambahan harus diganti menggunakan huruf ya’ dan nun.
- Jika bersifat jama’ mudzakkir salim, maka tambahan huruf yang awalnya adalah wau dan nun, harus diganti menjadi ya’ dan nun.
Baca Juga : Contoh Tashrif Lughowi
Karakter bahasa Arab memiliki keunikan tersendiri. Termasuk di dalamnya adalah susunan atau struktur kata yang digunakan. Agar bisa mendapatkan kalimat yang sesuai atau sempurna, maka diperlukan sebuah kaidah yang disebut dengan isim. Jenis isim ada banyak, salah satunya adalah isim majrur seperti yang telah diuraikan di atas.