Salah satu jenis kata yang pasti dikenal saat mempelajari bahasa adalah kata kerja atau dalam bahasa Arab disebut fi’il. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang mengalami perubahan kata kerja berdasarkan waktu dan pelaku. Sebelum mengalami perubahan tersebut, kata kerja memiliki bentuk dasarnya, inilah yang akan dikaji dalam pembahasan masdar.
Dalam pembahasan kali ini dibutuhkan kejelian, karena memang dalam bagian jenis-jenisnya cukup membutuhkan perhatian. Semakin banyak kosakata yang dihafal, maka akan semakin mudah dalam memberikan contoh pada jenis-jenis kata dasar yang akan dibahas di bawah ini.
Baca Juga : Contoh Kalimat Isim Mufrad dalam Kehidupan Sehari-hari
Table of Contents
Pengertian Masdar
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, masdar atau kata dasar merupakan kata kerja awal atau asli yang belum mengalami perubahan karena berubah waktu dan pelakunya. Kata kerja dalam bahasa Arab sendiri terbagi dalam tiga jenis, yakni bentuk lampau (fi’il madhi), bentuk non lampau (fi’il mudhori), dan bentuk perintah (fi’il amar).
Karena belum mengikuti ketentuan waktu dan pelakunya, kata dasar ini bisa dikatakan dengan isim yang hanya menyebut perbuatan tertentu. Posisi kata dasar ini biasanya merupakan nashob (objek) lalu jika menunjukkan waktu akan berubah menjadi fi’il.
Dalam bahasa Indonesia, untuk memahami apa itu masdar bisa dilihat dari perbedaan antara kata ‘memberi’ dan ‘pemberian’. ‘Memberi’ adalah kata kerja, sedangkan ‘pemberian’ merupakan kata benda. Kata benda seperti itulah yang disebut degan masdar.
Fungsi Masdar
-
Penjelas Asal Kata
Dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi masdar adalah sebagai penjelas asal sebuah kata. Biasanya untuk mendefinisikan asal kata, akan digunakan tashrif agar tidak salah makna dalam mufrodat. Tashrif yang biasa digunakan adalah tashrif istilahi. Contohnya untuk menjelaskan asal kata dari kata ضَرَبُ maka akan ditashrif menjadi ضَرَبُ – يَضْرِبُ – ضَرَبَا yang artinya ‘memukul’.
Baca Juga : Contoh Isim Mufrad dalam Bahasa Arab
Urutan di atas adalah fi’il madhi (ضَرَبُ ) – fi’il mudhori (يَضْرِبُ) – masdar/isim masdar (ضَرَبَا). Maka bisa dikatakan bahwa ضَرَبَا merupakan kata dasar dari ضَرَبُ. Dengan menjelaskan asal suatu kata menggunakan masdar inilah maka bisa meminimalisir adanya kesalahan dalam memahami makna kata tersebut.
-
Pengganti Fi’il
Fungsi masdar secara khusus adalah sebagai pengganti kata kerja dalam sebuah struktur kalimat. Untuk menjalankan fungsinya sebagai pengganti fi’il atau kata kerja, maka biasanya akan ditambahkan dengan huruf مَا untuk memberi makna waktu sekarang atau huruf اَنْ untuk memberi makna waktu lampau atau waktu yang akan datang.
Selain kedua huruf tersebut, masdar juga bisa digandeng dengan huruf lain seperti كَيْ, لَوْ, dan يَا.
Jenis Masdar
-
Berdasarkan Tambahan Hurufnya
1. Masdar Ashli
Masdar ashli merupakan masdar yang belum memiliki tambahan apapun alias murni.
Contoh:
ضَرْباً (pukulan)
فَتْحًا (buka)
2. Masdar Mudhof
Masdar mudhof merupakan jenis masdar yang digunakan untuk menggambarkan suatu perbuatan dan biasanya memiliki tambahan huruf مَا atau اَنْ di awal katanya.
Contoh:
يَسُرُنِيْ أَدَاَؤُكَ الْوَجِبَ (Pelaksanaan kewajibanmu membuatku gembira)
يَسُرُنِيْ أَنْ تُؤَدِي الْوَاجِبَ (Pelaksanaan kewajibanmu [dulu] membuatku gembira)
يَسُرُنِيْ مَا تُؤَدِي الْوَاجِبَ (Pelaksanaan kewajibanmu [sekarang] membuatku gembira)
3. Masdar Manwun
Adapun yang dimaksud dengan masdar manwun adalah masdar yang memiliki akhir kata berharakat tanwin. Meskipun jauh mendekati fi’il-nya, masdar ini jarang digunakan jika dibandingkan dengan masdar mudhof.
Baca Juga : Definisi Jumlah Mufidah serta Pembagiannya Lengkap
Contoh:
أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِيْ مَسْغَبَةٍ (Atau memberi makan pada hari kelaparan)
4. Masdar dengan Alif Lam
Seperti namanya, masdar ini didahului dengan alif lam, tetapi masdar ini memang sangat jarang digunakan dalam konteks percakapan.
Contoh:
اَلْمَجِدُ سَرِيْعُ الْإِنْجَازِ أَعْمَالُهُ (Orang yang giat dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat cepat)
5. Masdar Mimi
Masdar mimi di awali dengan mim ziyadah dan memiliki wazan dari fi’il tsulasi (مَفْعَل dan مَفْعِل).
Contoh:
مَوْعِد (janji)
مَضرَب (pukulan)
6. Masdar Shina’i
Masdar shina’i merupakan kata dasar yang dibuat dari kalimat apa pun dengan tambahan يّdan ةdi akhir.
Contoh:
الإنسانية
Baca Juga : Mengenal Mufrodat dan Jenis-Jenis Kata
-
Berdasarkan Kedekatan dengan Fi’il-nya
1. Masdar Ma’nawi
Masdar ma’nawi merupakan masdar yang memiliki kesamaan dengan fi’il-nya dalam hal maknanya, namun memiliki lafaz yang berbeda.
Contoh:
جَلَسْتُ قُعُوْدًا
Masdar ma’nawi قُعُوْدًا memiliki makna yang sama dengan fi’il-nya yakni جَلَسَ.
2. Masdar Lafzi
Yang dimaksud dengan masdar lafzi adalah masdar yang memiliki kemiripan sangat tinggi dengan lafaz fi’il-nya.
Contoh:
قَتَلْتُهُ قَتْلاً
Masdar lafzi قَتْلاً memiliki kemiripan dengan lafaz fi’il-nya yakni قَتَلَ.
-
Berdasarkan Indikasinya
1. Masdar Marrah
Masdar marrah adalah kata dasar yang digunakan sebagai indikasi berapa kali suatu perbuatan terjadi dan memiliki wazan tsulasi فَعْلَة.
Contoh:
ضَرْبَة(satu kali pukul)
2. Masdar Hai’ah
Kata ganti hai’ah merupakan kata dasar yang diciptakan sebagai indikasi bagaimana format serta teknik terjadinya suatu aktivitas dan mengikuti wazan tsulasi-nya فِعْلَة . Masdar ini tidak terdapat pada wazan selain tsulasi.
Contoh:
مِشْيَة(cara berjalan)
Baca Juga : Pengertian Mubtada Khobar dan Contohnya dalam Al-Qur’an
Karena banyaknya jenis masdar, sangat disarankan bagi sahabat muslim yang sedang belajar bahasa Arab agar mempelajarinya secara cermat agar tidak tertukar-tukar antara satu dengan yang lainnya.