Secara sederhana pengertian sanad yaitu rangkaian atau urutan orang-orang yang menyampaikan hadits sehingga terbentuklah suatu hadits yang dapat diyakini oleh umat muslim. Sanad menjadi unsur yang penting dalam hadits, karena dapat menentukan status hadits itu sendiri, apakah shohih atau dhoif sehingga tidak ada umat muslim yang keliru lagi saat memahami isi hadits.
Jika sahabat muslim sudah mengetahui istilah rawi atau orang-orang yang meriwayatkan hadits, maka pemahaman mengenai sanad pun tidak akan terlalu sulit. Karena sanad merupakan rangkaian dari rawi itu sendiri, jika rangkaian sanadnya ada yang terputus atau tidak memenuhi syarat, maka hadits tersebut masuk ke kategori hasan atau bahkan dhaif.
Table of Contents
Pengertian Sanad
Menurut bahasa pengertian sanad hadits yaitu sandaran atau tempat bersandar, sedangkan menurut istilah yaitu sesuatu yang dapat dipercaya. Dari kalimat tersebut sahabat muslim sudah bisa memahami, bahwa rangkaian sanad adalah sesuatu yang terdiri dari orang-orang terpercaya sehingga menghasilkan isi hadits yang shahih dan dapat diamalkan untuk mencapai ridho Allah SWT.
Baca Juga : Pengertian Matan dalam Hadits
Sanad menjadi sebuah jalan atau sandaran yang menghubungkan sebuah hadits hingga sampai kepada Nabi SAW. Sanad juga dikenal dengan istilah mata rantai hadits, setidaknya sebuah hadits shahih harus memiliki 6 rawi dalam sanadnya yaitu Nabi, sahabat Nabi, tabi’in, tabiut tabi’in, ittiba tabiut tabi’in, dan terakhir di ahli hadits yang akan menyebar luaskan hasilnya kepada umat Islam.
Ada beberapa istilah lain yang digunakan dalam ilmu hadits khususnya dalam bab sanad, yaitu Isnad atau orang yang menerangkan urutan rangkaian sebuah sanad. Kemudian ada istilah Musnid, yaitu orang yang menerangkan sanad suatu hadits kepada orang lain. Dan yang terakhir yaitu Musnad, atau hadits yang diterangkan dengan menyebutkan sanad hingga sampai kepada Rasulullah SAW.
Contoh Sanad dalam Hadits
Agar sahabat muslim bisa memahami sanad dengan baik, mari kita bahas hadits yang ditulis lengkap beserta sanadnya di bawah ini:
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ خَالِدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي الخَيْرِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الإِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلاَمَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ
Umar bin Khalid telah menceritakan hadits padaku (imam Bukhari), ia berkata : Al Laits menceritakan hadits padaku (Umar bin Khalid), dari Yazid, dari Abu Al-Khair, dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa seorang lelaki bertanya pada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Manakah islam yang paling baik?” Beliau menjawab : “Memberikan makanan, dan membaca salam pada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.”(HR. Bukhari)
Sahabat muslim tidak perlu fokus pada isi haditsnya, karena yang akan dibahas adalah nama-nama yang disebutkan dalam hadits tersebut, yang mana mereka adalah para perawi. Ada beberapa sanad yang disebut yaitu Abul Khair, Umar bin Khalid, Al Laits, Yazid, Abul Khair, dan Abdullah bin Amr, sehingga sampai kepada Rasulullah SAW, dan diriwayatkan oleh imam Bukhari.
Rangkaian tersebut memenuhi kriteria sanad yang tidak memiliki keterputusan, sehingga haditsnya menjadi shahih dan dapat diimani. Jika sahabat muslim mengingat rangkaian sanad yang disebutkan sebelumnya, yaitu dari Nabi hingga Ahli Hadits, maka nama-nama tersebut menempati semua posisi dalam rangkaian sanad. Agar lebih jelas, mari simak selengkapnya berikut ini:
Baca Juga : Pengertian Rawi, Syarat, dan Tingkatannya
Hadits dimulai dari Nabi Muhammad SAW, kemudian sahabat Nabi: Abdullah bin Amr, Tabi’in: Abu Al Khair, Tabiut Tabi’in: Yazid, Ittiba Tabiut Tabi’in: Al Laits dan Umar bin Khalid, Ahli Hadits: imam Bukhari. Di sana tidak ada keterangan terputusnya sanad ataupun kurangnya perawi, bahkan ahli haditsnya adalah imam Bukhari. Perlu sahabat muslim ketahui, bahwa Bukhari hanya meriwayatkan hadits yang shahih saja.
Hadits Dhaif dengan Sanad Terputus
Hadits dhaif adalah hadits yang sanadnya lemah sehingga keasliannya dipertanyakan, bahkan ada beberapa ulama yang mengharamkan untuk mengamalkan hadits dhaif. Kelemahan hadits terjadi karena rawinya tidak memenuhi syarat atau sanadnya terputus. Berikut ini beberapa jenis hadits dhaif karena terputusnya sanad:
-
Hadits Mursal
Menurut bahasa hadits mursal yaitu hadits yang terputus sanadnya. Rawi dari hadits ini gugur di akhir sanad pada tingkatan sahabat yang menjadi orang pertama saat menerima hadits dari Nabi, sehingga dinamakan hadits mursal. Jika sahabat muslim menemukan hadits yang tidak menyebutkan nama sahabat dalam sanadnya, maka hadits tersebut bisa jadi mursal.
-
Hadits Munqathi’
Secara etimologi munqathi’ artinya terputus, sama seperti sebelumnya bahwa sanad hadits ini terputus. Namun bedanya hadits munqathi’ ini terputus satu atau dua orang rawi tanpa berurutan menjelaskan akhir sanadnya. Bisa terputus di sahabat dan tabiut tabi’in atau yang lainnya, asalkan tidak berurutan posisi putusnya.
-
Hadits Mu’dhal
Menurut bahasa mu’dhal adalah hadits yang sulit dipahami. Menurut para ahli, sanad dari hadits mu’dhol terputus dua rawi atau lebih secara berurutan. Jadi jika ada hadits yang tidak menyebutkan dua rawi secara berurutan, maka hadits tersebut bisa dicurigai sebagai hadits mu’dhal dan tentunya lebih dhaif dari jenis hadits sebelumnya.
Baca Juga : Pengertian dan Contoh Lengkap Jamak Taksir
-
Hadits Mu’allaq
Muallaq menurut bahasa adalah ‘tergantung’, dalam konteks ini berarti hadits yang sanadnya tergantung. Rawi yang gugur dalam hadits ini bisa satu atau lebih dan terteletak di awal sanad, atau bisa juga rawinya tidak disebutkan semuanya. Maka itulah hadits yang paling dhaif karena tidak jelas periwayatannya.
Pengertian sanad di atas dapat menjadi bekal bagi sahabat muslim dalam mengidentifikasi sebuah hadits. Jika menemukan sebuah hadits dan ingin tahu kebenarannya, sahabat muslim bisa mengecek di kitab hadits seperti fathul baari, bulughul maram, kitab Bukhari, dan lain-lain. Karena pada kitab tersebut biasanya sanad disebutkan secara lengkap.