Table of Contents
Apa Itu Tashrif ?
dang keunikannya memiliki istilah “Shighot” yang bisa diartikan sebagai bentuk kata. Shighot dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu Fi’il, Isim dan Huruf. Ketiganya memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Namun, kali ini sahabat muslim akan dituntut untuk lebih mengenal apa itu tashrif istilahi yang juga masuk dalam kategori fi’il dan huruf.
Definisi Tashrif Istilahi
Tashrif atau tasrif umumnya dikenal sebagai perubahan bentuk kata. Sedangkan tashrif istilah diartikan sebagai perubahan kata yang terjadi karena pengalihan waktu kejadian. Seperti merubah kata hingga kalimat tanya menjadi kalimat perintah, bentuk lampau menjadi kata kerja, bentuk larangan juga bentuk lainnya.
Baca Juga : Mengenal Huruf Hijaiyah Sambung
Sama-sama membentuk kata baru, tashrif jenis lughowi dengan tashrif jenis istilahi banyak dipandang serupa. Padahal keduanya memiliki kaidah penulisan yang cukup berbeda. Tashrif jenis ini lebih mengedepankan perubahan makna bila diartikan secara keseluruhan mencakup satu kalimat atau lebih luasnya mencakup satu paragraf.
Sumber Acuan Materi Tashrif Istilahi
Kitab yang paling banyak dijadikan acuan untuk memperdalam ilmu tashrif salah satunya kitab Jumuriyah yang dikarang oleh Ibnu Ajurrum dengan nama panjang Abu Abdillah Sidi Muhammad bin Daud Ash-Shanhaji. Di dalam bukunya pada bab pengenalan dengan judul Kalam dikatakan bahwa ada pembagian dalam kebahasaan atau kalam.
الكلام – اكثمه ثلاثة اسم، و فعل، و حرف. .
Yang kurang lebih memiliki arti bahwa kalam dibagi menjadi 3 macam yaitu Isim (اسم), Fi’il فعل) ), Haraf/Huruf ((حرف. Tashrif sebagai sebutan untuk perubahan bentuk kata bisa saja termasuk dalam huruf, isim atau fi’il.
Baca Juga : Pengertian Sanad dan Contoh Haditsnya
Ketentuan Umum Tashrif Jenis Istilahi
Tashrif jenis istilahi sedikit berbeda dengan tashrif jenis lughowi. Beberapa ketentuan umumnya mencakup cara penulisan sehingga penggunaannya diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kesalahan dalam menulis. Apa saja ketentuan tersebut?
-
Merubah Bentuk Kata
Menggunakan tashrif jenis istilahi berarti juga mengubah bentuk dan arti kata. Maka dari itu penggunaannya tidak bisa digunakan sembarangan apalagi dalam kalimat yang tidak beraturan. Memerhatikan jenis dan tatanan kalimat jadi hal penting dalam memakai aturan ini.
-
Berlaku di Semua Jenis Kalimat
Ketentuan ini sering jadi bahan perdebatan oleh para ahli. Pasalnya perubahan kata istilahi bisa digunakan di segala bentuk dan jenis kalimat. Asalnya sahabat muslim mengetahui apa saja ketentuan dan cara pemakaiannya.
-
Perubahan Kata Harus Dihafal
Mengetahui dan memahami kaidah istilahi memang sebuah keharusan. Namun yang tak kalah penting sahabat muslim harus bisa menghafal perubahan kata tertentu karena tidak ada aturan baku dalam merubah bentuk kata. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi siapapun yang tertarik dengan kaidah kebahasaan khususnya bahasa Arab.
Baca Juga : Pengertian Matan dalam Hadits
-
Utamanya Mempengaruhi Subjek dan Objek Kalimat
Sahabat muslim tidak perlu ambil pusing akan segala bentuk kata dalam satu kalimat. Dalam aturan tashrif jenis istilahi hanya perlu memperhatikan subjek atau objek kalimat sehingga fokus tidak akan mudah terbagi. Tatanan kalimat pun bisa lebih diperjelas juga dikembangkan menjadi satu paragraf utuh.
Contoh Penerapan Tashrif Istilahi
Langsung melihat penerapan materi bisa jadi gerbang pembuka untuk sahabat muslim mengenal lebih jauh bagaimana bentuk dan pengaplikasian tashrif jenis istilahi. Bagaimana bentuk penerapan sederhananya?
10 Ketentuan Tashrif Istilahi yang Harus Dipahami
Kurang lebih ada 10 ketentuan yang harus dipahami di luar kepala mengenai tashrif istilahi, yakni sebagai berikut:
Baca Juga : Pengertian Rawi, Syarat, dan Tingkatannya
- Fi’il madhi’ (kata kerja lampau/ past tense). Kata kerja ini memiliki fungsi untuk menjelaskan sebuah kejadian di masa lalu.
- Fi’il mudhari’ (kata kerja masa ini/ present tense). Kata kerja ini memiliki fungsi untuk menjelaskan kejadian saat ini atau masa yang akan datang.
- Masdar (kata dasar/ kata benda dasar). Kata ini memiliki fungsi untuk mengungkapkan kata bermakna tindakan dengan bentuk asal kata benda.
- Isim fa’il (kata benda subjek/ pelaku). Kata ini memiliki fungsi sebagai petunjuk atau indikator subjek dari kata kerja.
- Isim maf’ul (kata benda objek). Kata ini memiliki fungsi sebagai penunjuk objek/ benda dari kata kerja.
- Fi’il ‘Amr (kata kerja perintah). Kata ini memiliki fungsi untuk menekankan kalimat perintah yang ditujukan pada seseorang.
- Fi’il nahyi (kata kerja larangan). Kata ini bertujuan untuk memberikan perintah dari seseorang (penyuruh) kepada lawan bicaranya (disuruh) agar tidak melakukan suatu tindakan.
- Isim zaman (kata penunjuk waktu). Kata ini memiliki fungsi untuk menunjukkan keterangan waktu.
- Isim Makan (kata penunjuk tempat). Kata ini memiliki fungsi untuk menunjukkan keterangan tempat.
- Ismi Alat (nama alat). Kata ini memiliki fungsi untuk menunjukkan alat atau objek kalimat dalam melakukan suatu pekerjaan.
Baca Juga : Pengertian dan Contoh Lengkap Jamak Taksir
Bahasa Arab dengan segudang keunikannya memang terbilang sulit dipahami. Namun usaha tidak akan mengkhianati hasil, dimana bila sahabat muslim terus berusaha memperdalam teknik penulisan ini insyaallah akan banyak memberikan manfaat. Jangan lupa untuk terus berlatih dan memperdalam pemahaman.