Umat muslim baru saja merayakan hari raya Idul Fitri usai menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Di bulan Syawal, umat muslim juga disunnahkan menjalankan puasa sunnah enam hari karena keutamaan puasa Syawal ini sangat besar bagi yang menunaikannya.
Table of Contents
Keutamaan Berpuasa di Bulan Syawal
Sebagian besar umat muslim sudah tahu betul bahwa di bulan Syawal terdapat amalan utama yang ganjarannya sangat besar yakni puasa Syawal. Apakah Sahabat Muslim ingin tahu keutamaan – keutamaannya? Simak penjelasan dibawah ini:
Baca Juga : Amalan Zikir Harian
1. Menggenapkan Pahala Seperti Berpuasa Setahun Penuh
Menurut pendapat para ulama, seperti berpuasa setahun penuh diambil dari kalimat karena setiap kebaikan sama dengan sepuluh amal kebaikan semisal. Menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh sama dengan berpuasa selama 10 bulan.
30 hari dikali 10 kali amal kebaikan semisal sama dengan 300 hari atau seperti menjalankan ibadah puasa selama 10 bulan (30 x 10 = 300 hari). Dengan konsep perhitungan sama, maka puasa enam hari pada bulan Syawal sama dengan berpuasa selama 2 bulan (6 x 10 = 60 hari).
Jika ditotal, maka satu bulan puasa Ramadhan ditambah dengan keutamaan puasa Syawal, pahalanya seperti berpuasa selama setahun penuh (10 bulan + 2 bulan = 1 tahun). (Syarh Muslim, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamila)
Hal ini seperti yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan dalam hadist Muslim dari Abu Ayyub Al Anshori yang artinya:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164)
Dan dalam potongan surat Al An’am ayat 160 yang artinya
“Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal..” (QS. Al An’am: 160)
2. Menutup Kekurangan dan Menyempurnakan Puasa Wajib
Keutamaan puasa Syawal yang lain adalah dapat menyempurnakan kekurangan pada puasa Ramadhan yang termasuk ibadah wajib bagi umat muslim. Puasa Syawal menjadi amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan dalam berpuasa Ramadhan.
Baca Juga : Zikir Ya Latif
Sebagaimana setiap amalan wajib memiliki berbagai kekurangan, maka perlu disempurnakan dengan amalan sunnah (Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali dalam rumaysho.com).
3. Tanda Amalan Ibadah di Bulan Ramadhan Diterima oleh Allah Ta’ala
Perihal amalan ibadah seseorang diterima atau tidaknya hanya Allah Ta’ala lah yang Maha Tahu. Meski manusia tidak tahu apakah amalan ibadahnya diterima atau tidak, terdapat tanda yang menunjukkan bahwa ibadah umat muslim Insya Allah diterima oleh Allah Ta’ala.
Tanda ibadah diterima yakni manusia lebih dimudahkan untuk melaksanakan amal kebaikan selanjutnya dan istiqamah dalam menjalankannya, begitu pun dengan ibadah puasa. Sahabat Muslim juga dianjurkan menjalankan ibadah puasa diluar bulan Ramadhan.
Membiasakan diri beramal shalih dan menjadi lebih baik adalah tanda bahwa amal ibadah manusia diterima oleh Allah Ta’ala. Membiasakan puasa setelah bulan Ramadhan merupakan tanda diterimanya ibadah puasa Sahabat Muslim di bulan Ramadhan.
Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan yang artinya:
“Membiasakan puasa setelah puasa Ramadhan merupakan tanda diterimanya amal puasa di bulan Ramadhan. Sesungguhnya Allah apabila menerima amalan hamba, maka Allah akan memberi taufik untuk melaksanakan amal shalih setelahnya”
Apabila Allah Ta’ala berkenan untuk menerima amalan puasa Ramadhan hamba-Nya, maka ia akan melakukan amalan shalih lainnya termasuk menjalankan ibadah dan mengambil keutamaan puasa Syawal.
Baca Juga : Ratib Al Haddad Latin dan Bacaan Besrta Cara Mengamalkan
Namun, apabila orang lalai dan hanya rajin beribadah saat bulan Ramadhan saja tidak melanjutkan ibadah setelah bulan tersebut, apakah pantas jika amalannya selama bulan Ramadhan akan diterima oleh Allah Ta’ala?
4. Wujud Rasa Syukur Hamba pada Allah Ta’ala
Salah satu nikmat yang patut disyukuri adalah nikmat pengampunan dosa dari Allah Ta’ala. Rajin melaksanakan ibadah kepada Allah termasuk puasa Syawal adalah wujud syukur atas nikmat pengampunan yang Allah anugerahkan, apalagi di bulan yang penuh ampunan.
Rasa syukur hendaknya senantiasa diwujudkan setiap saat, bukan hanya pada bulan atau waktu tertentu, apalagi hanya diwujudkan setelah mendapatkan nikmat saja. Setiap satu nikmat yang didapatkan, hendaknya dilanjut dengan ungkapan syukur setelahnya dan seterusnya.
Dalam Latho-if Al Ma’arif, Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan bahwa setiap nikmat baik itu nikmat agama dan dunia patut untuk disyukuri. Taufik untuk dapat mensyukurinya juga merupakan bentuk syukur yang kedua.
Tak hanya berhenti disitu, taufik dari bersyukur pada bentuk syukur yang kedua merupakan nikmat yang juga patut untuk disyukuri dengan wujud syukur lainnya. Rasa syukur akan selalu ada sampai seorang hamba merasa tidak dapat lagi bersyukur atas suatu nikmat-Nya.
Baca Juga : Hizib Maghrobi : Pengertian, Fungsi dan Bacaannya
Bentuk syukur yang sebenarnya ialah jika seseorang tahu bahwa dirinya tidak bisa bersyukur secara sempurna.
5. Puasa Syawal Menunjukkan bahwa Ibadah Seseorang Bukanlah Musiman
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya apabila amalan yang diterima adalah amalan yang berkelanjutan. Saat Ramadhan usai, ibadahnya akan berjalan secara kontinu dan sudah semestinya begitu. Selama umat muslim masih bernyawa, ibadah harus tetap terlaksana.
Usainya Ramadhan hendaknya kita lanjutkan dengan ketekunan ibadah yang lebih baik setelahnya, seperti halnya meraih keutamaan puasa Syawal. Beberapa orang ada yang rajin beribadah hanya selama bulan Ramadhan saja alias ibadah musiman.
“Sejelek-jeleknya orang ialah yang hanya rajin ibadah di bulan Ramadhan saja. Sesungguhnya orang shalih adalah yang rajin beribadah sepanjang tahun.”
Asy Syibliy pernah berkata saat ditanya dengan menjawab, “jadilah Rabbaniyyin..” yang mana arti dari ungkapan tersebut adalah jadilah hamba Allah yang Rabbaniy, yakni rajin beribadah sepanjang tahun setiap bulan, bukan hanya di bulan tertentu saja.
Baca Juga : Bacaan Wirid Sakran Beserta Manfaatnya
Ketika ‘Aisyah ditanya oleh ‘Alqomah tentang apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk melakukan amalan, maka beliau ‘Aisyah menjawab:
“Beliau tidak mengkhususkan waktu tertentu untuk beramal. Amalan beliau adalah amalan yang berkelanjutan.” (HR. Bukhari no. 1987)
Tata Cara Melaksanakan Puasa Syawal
Sahabat Muslim perlu mengetahui tata cara melakukan puasa ini agar bisa mendapatkan keutamaan puasa Syawal secara utuh, Insyaa Allah. Berikut penjelasan tentang tata cara puasa Syawal selengkapnya.
1. Puasa Syawal dilaksanakan selama Enam Hari
Seperti yang telah dituliskan dalam HR. Muslim no. 1164 tentang keutamaan berpuasa Syawal sama seperti berpuasa setahun penuh, maka sudah jelas diperintahkan bahwa puasa sunnah Syawal dilakukan selama enam hari pada bulan Syawal.
Dan dari hadist tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsmaini berkata:
“yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.”
2. Puasa Syawal Lebih Diutamakan Dilaksanakan Sehari Setelah Idul Fitri
Hal ini didasarkan pada anjuran umat muslim untuk senantiasa bersegera dalam berbuat kebaikan. Namun, apabila pada hari setelah Idul Fitri seseorang berhalangan untuk melaksanakan keutamaan puasa Syawal pun tidak mengapa, dengan alasan pelaksanaanya masih dalam bulan Syawal.
3. Lebih Utama Dilakukan Secara Berurutan
Namun, pelaksanaan puasa Syawal tidak mengapa jika dilakukan tidak secara berurutan. Pelaksanaan secara berurutan dilakukan agar lebih memudahkan. Hal tersebut juga sebagai bentuk tindakan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan.
Baca Juga : Contoh Ra Tafkhim dan Ra Tarqiq
4. Ganti Puasa Wajib Terlebih Dahulu
Untuk mendapat keutamaan puasa Syawal secara utuh, Sahabat Muslim perlu meng-qodho’ atau mengganti puasa wajib yang belum tertunaikan selama bulan Ramadhan lantaran adanya suatu halangan.
Hal ini dilakukan untuk mendahulukan amalan wajib sebelum amalan sunnah alias untuk menggugurkan kewajiban, serta agar kita mendapatkan pahala puasa Syawal yakni seperti berpuasa selama setahun penuh.
Setelah Ramadhan usai, semoga Allah senantiasa menganugerahkan taufik kepada Sahabat Muslim sekalian untuk selalu istiqomah di jalan-Nya, taat kepada perintah-Nya, dan dekat dengan-Nya sampai maut memisahkan dan berjumpa di surga-Nya.
Baca Juga ; Jamak Taksir dan Contoh
Sebagaimana yang kita semua harapkan, semoga Allah Ta’ala menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan dan memberi taufik kepada kita agar senantiasa bersyukur, mampu menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan dan mendapatkan karunia salah satunya berupa keutamaan puasa Syawal.