Di dalam ilmu nahwu atau ilmu yang mempelajari tata bahasa di dalam Bahasa Arab, sahabat muslim dapat mengetahui jabatan kata di dalam suatu kalimat dan juga bentuk huruf atau harokat terakhir yang ada di dalam suatu kata, ada salah satu pembahasan penting yaitu tamyiz.
Melalui pembahasan kali ini, kami akan membahas tamyiz secara tuntas dan juga jelas. Maka dari itu, jangan lupa untuk membaca dan menyimak pembahasan ini hingga akhir sehingga kemudian sahabat muslim dapat mengerti dan memahami materi atau pembahasan ini, ya!
Baca Juga : Pengertian Huruf Jer
Table of Contents
Pengertian Tamyiz
Tamyiz secara umum dapat diartikan sebagai sebuah lafaz atau kata yang dibaca secara mansub di mana tamyiz ini memiliki fungsi untuk dapat memperjelas isim yang bermakna samar di dalam sebuah kalimat. Adapun di dalam Kitab Nahwu Wadih, tamyiz didefinisikan sebagai:
إِسْمٌ يُذْكَرُ لِبَيَانِ المُرَادِ مِنْ اسْمٍ سَابِقٍ يَصْلَحُ لِأَنْ تُرَادَ بِهِ أَشْيَاءٌ كَثِيْرَةٌ
Yang artinya: “isim (kata) yang berfungsi untuk menjelaskan maksud dari isim (kata) sebelumnya”
Sebelum sahabat muslim semua mempelajari materi ini secara mendalam, ada dua istilah yang harus sahabat muslim ketahui dan pahami terlebih dahulu yaitu tamyiz dan mumayiz. Pengertian tamyiz sebelumnya sudah kami bahas yaitu untuk menjelaskan kata yang rancu, sedangkan mumayiz adalah kata rancu yang kemudian dijelaskan oleh tamyiz tersebut.
Agar sahabat muslim lebih mengerti lagi mengenai tamyiz dan mumayiz, berikut contoh kalimat yang mengandung keduanya:
اِشْتَرَيْتُ رِطْلًا بَلْحًا
Yang artinya: “saya membeli setengah kilo kurma”.
Pada kalimat contoh tersebut, kata yang berfungsi sebagai mumayiz adalah رِطْلًا (setengah kilo), sedangkan kata yang berfungsi sebagai tamyiz dalam kalimat tersebut adalah بَلْحًا (kurma) di mana kata kurma di kalimat tersebut menjelaskan hitungan setengah kilo, karena jika di dalam kalimat tersebut tidak disebutkan kurma, maka kata setengah kilo akan menjadi rancu.
Baca Juga : Rumus I’rab
Contoh Tamyiz pada Al-Qur’an
وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا (Q.S. Al-Baqarah:27)
Saat sahabat muslim mempelajari materi tamyiz, sahabat muslim juga harus mengetahui bahwa tamyiz berbeda dengan haal. Perbedaan yang ada pada keduanya yaitu tamyiz menjelaskan zat yang samar atau rancu dan hanya bisa dibentuk dengan isim, sedangkan haal menjelaskan sifat yang samar atau rancu dan bisa dibentuk baik dari isim maupun kalimat yang ditakwilkan menjadi isim.
Syarat suatu Kata Dapat Disebut sebagai Tamyiz
Agar suatu isim dapat diakui dan dikatakan sah untuk berfungsi sebagai tamyiz, ada beberapa syarat yang harus sahabat muslim perhatikan dan penuhi, di mana syarat – syarat tersebut di antaranya adalah:
- I’robnya harus berupa nashab, namun ada beberapa tamyiz yang merupakan isim majrur yang berupa idhofah
- Tamyiz harus berupa isim, di mana fi’il maupun huruf tidak dapat difungsikan sebagai tamyiz
- Tamyiz hanya boleh ada setelah kalimat menjadi sempurna
- Tamyiz harus dapat menjelaskan isim yang masih samar atau rancu
- Tamyiz harus berupa isim nakiroh
Pembagian Tamyiz
Jika dilihat berdasarkan jenis mumayiznya, tamyiz bisa dibagi atau dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu:
-
Tamyiz dengan Mumayiz Malfud
Di dalam kalimat yang termasuk ke dalam kategori ini, terdapat tamyiz dan juga mumayiznya dengan format mumayiz biasanya berupa jumlah, berat, luas, timbangan, atau ukuran.
Contoh tamyiz dengan mumayiz malfud:
اِشْتَرَيْتُ رِطْلًا رُزًّا
Yang artinya: “saya membeli setengah kilo padi”
فِي الحَقْلِ عِشْرُوْنَ غَنَمًا
Yang artinya: “di ladang ada dua puluh ekor kambing”
بَاعَنِي التَاجِرُ مِتْرًا حَرِيْرًا
Yang artinya: “penjual menjual kepada saya satu meter kain sutera”
Baca Juga : Pengenalan Mengenai Wazan, Istilah di dalam Ilmu Sharaf
Pada ketiga kalimat contoh yang kami lampirkan tersebut, sahabat muslim dapat melihat bahwa masing – masing kalimat dilengkapi dengan mumayiz di mana mumayiz pada kalimat pertama adalah رطلا (kilo), mumayiz pada kalimat kedua yaitu عشرون (dua puluh) dan mumayiz pada kalimat ketiga yaitu مترا، (meter).
Dengan adanya mumayiz pada ketiga contoh kalimat tersebut membuat masing – masing kalimat dapat dikategorikan sebagai mumayiz malfud.
-
Tamyiz dengan Mumayiz Malhud
Berbeda dengan kategori yang sebelumnya, kalimat yang termasuk ke dalam kategori ini tidak memiliki mumayiz (kata rancu yang dijelaskan oleh adanya tamyiz) karena tamyiz yang digunakan merupakan peralihan dari fa’il, mubtada, atau maful bih.
Contoh tamyiz dengan mumayiz malhud:
طاب خُلُق زيد berubah menjadi طاب زيد خُلُقًا di mana fa’il خلق dialihkan ke belakang dan dijadikan atau difungsikan sebagai tamyiz.
و فجّرنا عيون الأرض berubah menjadi و فجّرنا الأرض عيوناً di mana maf’ul bih عيون dialihkan ke belakang kalimat dan kemudian difungsikan sebagai tamyiz.
مالي أكثر منك berubah menjadi أنا أكثر منك مالاً di mana yang terjadi pada kalimat tersebut adalah perpindahan dari mubtada.
Pada ketiga kalimat contoh yang kami lampirkan, sahabat muslim dapat melihat bahwa berbeda dengan kategori tamyiz dengan mumayiz malfud, pada kategori ini masing – masing kalimat tidak memiliki mumayiz.
Baca Juga : Pengenalan Haal (الحال) Beserta Contohnya
Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa tamyiz berfungsi memperjelas makna yang samar. Dengan tamyiz makna sebuah kata menjadi tidak rancu. Sahabat muslim dapat langsung mempraktekkannya di kehidupan sehari-hari agar kemampuannya semakin meningkat.