Tahukah sahabat muslim jika dalam Al-Qur’an ada huruf ra’ yang dibaca tebal atau tipis? Bagaimana cara membedakannya? Mudahnya, sahabat muslim harus belajar ilmu tajwid. Ra tafkhim dan ra tarqiq adalah hukum tajwid yang membahas cara membaca huruf ra’ tersebut. Ciri-cirinya cukup mudah sahabat muslim kenali dan gampang diingat.
Lalu bagaimana cara melafalkan ra’ dengan tebal atau tipis? Kuncinya adalah sering berlatih dan mendengarkan tilawah Al-Qur’an dari para ulama besar. Nah, kali ini sahabat muslim harus tahu dulu bagaimana ciri-ciri dan juga cara membedakan kedua jenis ra’ tersebut.
Baca Juga : Contoh Alif Lam Qomariyah
Table of Contents
Pengertian Ra Tafkhim
Tafkhim artinya adalah tebal, sedangkan tarqiq artinya adalah tipis. Ra yang tergolong tafkhim adalah hukum ilmu tajwid yang mewajibkan sahabat muslim untuk melafalkan huruf ra’ dengan tebal. Sebaliknya, ra jenis tarqiq harus dibaca dengan tipis dan lidah hampir mengambang tanpa menyentuh langit-langit mulut.
Cara Membaca Ra Tafkhim
Bagaimana caranya menebalkan huruf ra’? Sahabat muslim bisa belajar dengan menjorokkan bibir ke depan. Bisa dibilang cara membacanya sambil memonyongkan bibir. Ra’ tebal ini kadang juga disebut sebagai isim maf’ul mufakhkhamah. Ra’ harus dibaca sejelas dan setebal mungkin.
Jenis-Jenis Ra’ Tebal
Sahabat muslim, ada ketentuan khusus di mana huruf ra’ harus dibaca tebal dengan memonyongkan bibir. Aturan tersebut antara lain ketika:
-
Ra’ dengan Tanda Baca Fathah
Jika sahabat muslim menemukan kata yang menggunakan huruf ra’ berharokat fathah. Maka wajib hukumnya untuk dibaca tebal. Contohnya seperti رَحْمَةَ اللهِ، حَشَرَةٌ، اَلرَّحِيْمِ، اَلْفُقَرَآءَ.
-
Ra dengan Harokat Dhommah
Jika sahabat muslim menjumpai huruf ra’ berharokat dhommah (ru), maka harus dibaca tebal dan jelas. Contohnya ada pada kata berikut ini اَ ْلاَخْيَارُ، كَفَرُوْا، اُذْكُرُوا اللهَ، رُفِع
Baca Juga : Contoh Alif Lam Syamsiah
-
Ra’ dengan Harokat Sukun Diikuti Fathah
Jika sahabat muslim menemukan huruf ra’ yang berharokat sukun (mati), kemudian di belakangnya ada huruf yang berharokat fathah. Maka sahabat muslim harus membacanya dengan jelas dan tebal. Contohnya adalah ذُرِّيَّةً، قُرْبَةً، عُرْيَانًا، حُرْمَةً
-
Ra’ Berharokat Sukun Diikuti Dhommah
Ra’ dengan Harokat Sukun dan di belakangnya disertai huruf berharokat dhommah, maka juga harus dibaca tebal dan jelas. Contohnya seperti pada kata berikut ini ذُرِّيَّةً، قُرْبَةً، عُرْيَانًا، حُرْمَةً
-
Ra’ Berharokat Sukun Diikuti Kasroh
Hal yang sama juga harus sahabat muslim lakukan jika menemukan ra’ mati bertemu dengan huruf yang berharokat kasroh (i). Maka ra’ mati tersebut harus dibaca jelas dan tebal. Contoh mudahnya seperti اِرْجِعِيْ، اِرْحَمْ، اِرْجِعُوْا، اَمِ ارْتَابُوْا
-
Ra’ Berharokat Sukun Diikuti Kasroh Asli
Ra’ mati juga harus dibaca tebal jika huruf di belakangnya berharokat kasroh asli. Kemudian ra’ mati tersebut bertemu dengan huruf isti’la berjumlah tujuh yaitu خُصَّ ضَغْطٍ قِظ . Contoh mudahnya seperti يَرْضَاهُ، فُرْقَةٌ، لَبِالْمِرْصَادِ، قِرْطَاسٌ
-
Ra’ yang Ada di Akhir Kata
Jika sahabat muslim menemukan kalimat dengan huruf akhir ra’, apapun harokatnya harus tetap dibaca sukun (ra’ mati). Huruf ra’ di akhir kata ini harus dibaca jelas dan tebal. Contohnya seperti بِألصَّبْرِ * خُسْرٍ
Baca Juga : Pengertian Alif Maqsurah
Mengenal Ra’ Tarqiq
Selain ra’ yang dibaca tebal, ada ra’ yang harus dibaca tipis-tipis. Kata tarqiq adalah bentuk masdar dari kata raqqaqa yang artinya perbuatan penipiskan (kata kerja). Tarqiq akhirnya menjadi bahasa Arab untuk menyebut tipis. Ra’ tarqiq juga banyak dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Jadi sahabat muslim harus bisa membedakan dua jenis ra’ tersebut.
Bagaimana cara pengucapan ra’ tarqiq ini? Sahabat bisa mengucapkan ra’ dengan bibir sedikit mundur. Mulut harus tampak sedikit meringis. Dalam kondisi bagaimana saja ra’ harus dibaca tipis?
-
Ra’ Berharokat Kasroh
Ciri yang paling mudah ditemukan dalam ayat-ayat Al-Qur’an adalah ra’ berharokat kasroh (ri) yang ada pada tengah kata. Contohnya adalah أبْصَرِهِمْ
-
Ra’ Sukun dengan Huruf Depan Berharokat Kasroh
Jika sahabat muslim menemukan huruf ra’ mati, tetapi di depannya ada huruf hijaiyah yang berharokat kasroh (i), maka dibaca tipis. Contohnya seperti فِرْعَوْنَ
Baca Juga : Pengertian Alif Layyinah
-
Ra’ di Akhir Kata
Ra’ di akhir kata juga bisa dibaca tipis, asalkan memenuhi beberapa syarat. Huruf di belakang ra’ harus disukun dan bukan huruf isti’la. Kemudian sebelum huruf bersukun tersebut, harus ada huruf yang berharokat kasroh. Contohnya seperti حِجْرٍ
-
Ra’ di Akhir Kata dengan Didahului Ya’
Ra’ di akhir kata kemudian di depannya ada huruf ya’ yang bertanda baca sukun (mati). Kemudian di depan huruf ya’ tersebut ada huruf hijaiyah yang berharokat fathah (a) atau kasroh (i). Maka sahabat muslim harus membacanya dengan tipis saja. Contohnya seperti نَصِيْرٍ
-
Ra’ Sukun di Ujung Kalimat
Jika sahabat muslim menemukan huruf ra’ yang ada di akhir kalimat dan menggunakan tanda sukun. Kemudian huruf sebelum ra’ menggunakan tanda baca kasroh. Sahabat muslim juga harus melihat kalimat berikutnya harus ada huruf isti’la. Contohnya أنْ أنْذِرْقَوْمَكَ
Baca Juga : Panduan Membaca Hamzah Washal
Semakin sering belajar dan berlatih membaca Al-Qur’an, sahabat muslim pasti semakin mudah membedakan mana ra tafkhim ataupun ra tarqiq. Mempelajari tajwid pun ternyata juga bisa mendatangkan pahala bagi umat muslim.