Dalam mempelajari bahasa Indonesia ada yang dinamakan dengan kata ganti. Terdapat tiga macam kata ganti, yakni kata ganti orang pertama, kata ganti orang kedua, dan kata ganti orang ketiga. Sahabat muslim semua juga bisa mempelajari kata ganti pada bahasa Arab yang disebut dengan isim dhomir. Kata ganti orang pertama terbagi menjadi dua macam, yaitu tunggal dan jamak.
Contoh kata ganti orang pertama tunggal adalah aku dan saya. Sedangkan kata ganti orang pertama jamak adalah seperti kita, kami. Ada pula contoh kata orang kedua adalah kamu, nama orang lawan bicara, anda. Dan contoh kata ganti orang ketiga adalah dia, beliau, ia, mereka, dan lain sebagainya.
Baca Juga : Contoh Isim Ma’rifat
Table of Contents
Pengertian Isim Dhomir
الضمير هو اسم معرفة يدل على المتكلم او المخاطب, او الغائب
Telah dibahas sebelumnya bahwa isim dhomir merupakan kata ganti. Pengertian dhomir sama dengan kata ganti dalam pelajaran bahasa Indonesia. Penggunaan kata ganti bertujuan untuk menunjukkan seseorang, lawan bicara, pembicara, dan orang yang dibicarakan. Secara definisi dhomir adalah salah satu isim ma’rifat yang mabni dan berguna untuk mewakili penyebutan sesuatu.
Maksud dari mabni adalah isim yang harokat sesudahnya tidak mengalami perubahan. Harokat tersebut dapat berada dalam suasana nashob, rofa, dan khofadz. Oleh karena itu, harokat akhirnya tidak berubah ketika dii’robkan menempati kedudukannya. Dhomir juga sering dikenal dengan suatu kata yang menunjukkan arti kamu, saya, ial, seseorang, baik individu maupun kelompok.
Contoh kata ganti orang pertama dalam bahasa Arab adalah اّنّا. Sedangkan contoh kata ganti orang kedua yaitu: اَنْتَ، اَنْتِ. Dan kata ganti orang ketiga dalam bahasa Arab seperti: هُوَ، هِيَ
Pembagian Dhomir
Kata ganti dalam bahasa Arab atau dhomir terbagi menjadi dua macam, yakni dhomir muttasil dan dhomir munfasil. Akan tetapi, sebagian orang mengtakan bahwa dhomir dibagi menjadi tiga macam, yaitu muttasil, munfasil, dan mustatir. Maksud dari dhomir mustatir adalah dhomir yang tidak bisa ditulis secara langsung sehingga dhomirnya tersimpan.
Sedangkan dhomir munfasil memiliki arti terpisah, yakni dhomirnya terletak di bagian depan kalimat atau tidak menempel. Kemudian pengertian dhomir muttasil adalah kebalikan dari dhomir munfasil, yakni menyatu dengan kalimat lainnya. Supaya lebih paham mengenai pembagian isim dhomir, perhatikan penjelasan berikut:
Baca Juga : Tashrif Isim Fa’il
-
Dhomir Munfasil
Dhomir munfasil merupakan dhomir yang letaknya terpisah. Maksudnya terpisah adalah antara penulisan isim dengan dhomirnya tidak berada dalam satu kalimat. Hal tersebut dikarenakan dhomir munfasil berdiri sendiri. Biasanya dhomir munfasil ini akan terletak di depan kalimat lainnya.
Dhomir munfasil terbagi menjadi dua macam, yaitu dhomir munfasil yang dirofakan dan dhomir munfasil yang dinashobkan. Berikut contohnya:
- Contoh dhomir munfasil yang dirofakan: هُوَ، هُمَا، هُمْ، اَنْتَ، اَنْتُمَا، اَنْتُمْ
- Contoh dhomir munfasil yang dinashobkan: اِيَكَ، اِيَّكُمَا، اِيَّكُمْ
-
Dhomir Muttasil
Berkebalikan dengan dhomir munfasil, dhomir muttasil merupakan dhomir yang letaknya menyatu. Jadi penulisan dhomirnya menempel atau menyatu dengan kalimat lainnya. Dhomir muttasil adalah dhomir yang tidak bisa berdiri sendiri. Dalam suatu kalimat, dhomir muttasil memiliki kedudukan sebagai objek.
Contoh dhomir muttasil adalah: هذا كتابي(haadzaa kitaabii), yang artinya ‘ini bukuku’. Dhomir muttasil juga dibagi menjadi tiga macam yaitu dhomir muttasil yang dirofakan, dijarr-kan, dan dinashobkan.
-
Dhomir Mustatir
Dhomir mustatir merupakan dhomir yang tidak Nampak atau tidak tertulis secara langsung. Oleh karena itu, dhomir ini berada dalam suatu kalimat. Sahabat muslim harus melihat bentuk kalimat untuk menentukkan di mana dhomir mustatir tersimpan. Dhomir mustatir terbagi menjadi dua kelompok, yakni:
Baca Juga : Ciri-ciri Isim Muannats
- Dhomir Mustatir Wajib
Dhomir mustatir wajib terbagi lagi menjadi dua bentuk, yaitu:
- Fi’il ‘amr yang dimasuki dhomir mukhatab
Contoh:
دَافِعْ عَنِ الوَطَنِ
- Fi’il mudhor’i apabila dimasuki dhomir أَنْتَ dan أَنَا dan نَحْنُ
Contoh:
تَشْكُرُاللَّهَ عَلَى نِعْمَتَهِ
- Dhomir Mustatir boleh
Dhomir mustatir boleh terbagi menjadi dua bentuk, yaitu:
- Fi’il madhi untuk dhomir هو dan هي
Contoh:
خَالدٌ حَقَّقَ النَّجَاح
- Fi’il mudhor’i untuk dhomir هو dan هي
Contoh:
يقولُ سَنَدْهَبُ إِلَى شَاطِىءِ البَحْرِ
Adapun pembagian dhomir berdasarkan bentuknya, yakni:
- Mutakallim: kata ganti orang pertama.
- Mukhotob: kata ganti orang kedua.
- Ghoib: kata ganti orang ketiga.
Hukum Kedudukan Dhomir
Terdapat tiga kedudukan yang bisa ditempati oleh isim dhomir, yaitu nashob, sofa, dan jar. Dari ketiga posisi tersebut, pemakaiannya tergantung pada segi rangkaian kalimat. Misalnya dhomir muttasil yang letaknya berada di belakang isim, maka akan menjadi mudhof ilaih dan hukumnya jar. Namun, jika terletak setelah fiil maka akan menjadi maf’ul dan hukumnya nashob.
Baca Juga : Contoh dan Pembagian Isim Majrur
Perhatikan contoh hukum kedudukan dhomir berikut:
- وَهُوَ فِي ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ… : mubtada (dhomir munfashil beri’rob rofa)
- جَعَلَهُ : maf’ul bih (dhomir muttasil beri’rob nashob)
Sebenarnya mempelajari isim dhomir merupakan hal yang mudah, karena hampir sama dengan kata ganti dalam bahasa Indonesia. Dhomir berfungsi sebagai penunjuk seseorang baik pembicara, lawan bicara, maupun orang yang dibicarakan.