Dalam kehidupan sehari-hari, sahabat muslim semua pasti pernah membicarakan suatu benda atau seseorang. Objek yang dijadikan bahan pembicaraan belum tentu detail atau dikenal. Kata benda atau biasa disebut dengan isim terbagi menjadi dua, yaitu isim ma’rifat (khusus) dan isim nakirah (umum).
Dalam pelajaran bahasa Indonesia, kata benda juga terbagi menjadi definitif dan indefinitif. Kata benda definitif sifatnya lebih spesifik dan bisa didefinisikan. Contoh definitif adalah ‘pensil itu’, ‘mobil merk A’, dan lain sebagainya. Sedangkan indefinitif adalah kata benda yang sifatnya tidak bisa didefinisikan secara tepat.
Baca Juga : Contoh Isim Dhomir
Table of Contents
Pengertian Isim Nakirah
نكرة هي اسم يدل على شيء واحد ولكنه غير معين
Pengertian isim nakirah hampir sama dengan kata benda indefinitif pada bahasa Indonesia. Jadi, isim nakirah merupakan kata benda yang tidak bisa didefinisikan secara pasti atau maknanya tidak sempurna. Isim ini mempunyai fungsi sebagai permisalan dalam sebuah kalimat. Terkadang isim ini juga dipakai sebagai penunjuk kesopanan ketika menceritakan kejadian yang dialami seseorang.
Ketika menggunakan nakirah dalam kalimat, sahabat muslim tidak bisa mengidentifikasikan suatu benda dengan jelas. Hal tersebut dikarenakan isim atau kata benda yang disebutkan memiliki makna umum. Hal-hal yang tidak bisa diidentifikasikan adalah kepunyaan siapa, di mana letaknya, yang seperti apa, yang mana, dan lain sebagainya.
Perhatikan contoh isim nakirah berikut:
كَتَبْتُ رِسَالَةً
Terjemahan: aku menulis surat
Kata ‘surat’ dalam kalimat tersebut memiliki makna yang umum dan tidak menunjukkan surat apa atau kepada siapa. Oleh karena itu, maksud dari kata ‘surat’ tersebut dapat mencakup surat non resmi dan surat resmi.
Tanda Nakirah
Berikut beberapa tanda yang dimiliki oleh nakirah:
Baca Juga : Contoh Isim Ma’rifat
-
Berfaidah Ma’rifat
Maksudnya berfaidah ma’rifat adalah dapat dimasuki oleh alif lam. Jadi isim nakirah yang ditambah dengan alif lam akan berubah menjadi isim ma’rifat.
قال ابن مالك نَكِرَةٌ قَـــــابِلُ أَلْ مُؤثِّــــرَاً # أَوْ وَاقِعٌ مَوْقِعَ مَا قَدْ ذُكِرَا
“Nakirah adalah Isim yang dapat menerima Al Ta’rif yang memberikan faidah pengkhususan”.
Contoh:
رَجُلٌ ß الرَجُلُ
Lelaki à lelaki itu.
-
Dibaca Menyatu dengan Isimnya
Dalam suatu kalimat yang huruf awalnya berupa huruf qomariyah, maka alif lamnya akan dibaca menyatu dengan isim. Perhatikan contoh berikut:
ُالتِّيْن
Kalimat tersebut dibaca “attinu” dan terjemahannya adalah “buah tin itu”.
-
Dibaca Terpisah dengan Isimnya
Suatu kalimat yang huruf awalnya berupa huruf syamsiyah, maka alif lamnya dibaca secara terpisah dengan isim. Contoh:
ُالْعِنَب
Pada contoh kalimat tersebut dibaca “Al-inabu” dan terjemahannya adalah “buah anggur itu”.
-
Tanda Tanwin
Pada umumnya, penulisan isim nakirah akan diakhiri dengan tanda tanwin (كِتَابٌ). Selain itu, kalimat yang menggunakan nakirah juga diakhiri dengan bunyi N atau tanwin kitabun.
Pembagian Nakirah
Pembagian nakirah terdiri dari dua macam, yakni:
-
Nakirah Tammah (نكرة تامة)
هي التي يكون معناها شائعا لكنها بتقييد
Nakirah tammah merupakan nakirah yang mempunyai makna luas dan tidak ada batasannya. Misalnya kata (رَجُلٌ), yang artinya laki-laki dari sekian banyaknya kaum laki-laki yang tidak diketahui secara pasti oleh pembicara. Lelaki tersebut tanpa dikenali apabila terdapat suatu tanda pengenal.
Baca Juga : Tashrif Isim Fa’il
-
Nakirah Naqisah (نكرة ناقصة)
هي التي يكون معناها شائعا لكنها بتقييد
Nakirah naqisah merupakan nakirah yang maknanya luas, akan tetapi terdapat batasannya berupa sifat. Misalnya kata (رَجُلٌ صَالحٌ), yang artinya laki-laki dari banyaknya kaum laki-laki yang shalih.
Sebab-Sebab Penggunaan Nakirah
-
Menginginkan Arti Tunggal
Dalam hal ini pembicara ingin menunjukkan benda atau orang secara umum berjumlah satu.
Contoh:
نَظَرْتُ إِلَى رَجُلٍ يَقُوْمُ أمَامِي
“Saya melihat seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan saya”
-
Ta’dzim
Ta’dzim artinya pengagungan. Pembicara ingin menunjukkan bahwa suatu benda atau orang akan lebih agung jika disebutkan.
Contoh:
فَأْذَنُوْا بِحَرْبٍ
“Maka umumkanlah perang”
Kata ‘perang’ yang dimaksud dalam kalimat tersebut memiliki makna pertempuran apa saja.
-
Taksir
Taksir memiliki arti memperbanyak. Kata benda yang digunakan dapat menunjukkan sesuatu hal dalam jumlah banyak dan kompleks.
Contoh:
أَئِنَّا لَنَا لأَجْرًا
“Apakah kami akan mendapat ganjaran”. Kata ‘ganjaran’ dalam kalimat tersebut mempunyai maksud yang banyak dan sempurna.
-
Taqhir
Taqhir atau meremehkan adalah terpojoknya nilai suatu benda hingga dalam kondisi tidak pantas untuk dijelaskan.
Contoh:
إِنْ نَظُنُّ إِلاَّ ظَنَّا
“Kamu tidak beda hanya berprasangka dengan suatu prasangka”. Kata ‘prasangka’ dalam kalimat tersebut memiliki maksud prasangka hina yang tidak bisa digunakan untuk pedoman.
Baca Juga : Ciri-ciri Isim Muannats
-
Taqlil
Taqlil memiliki arti menyedikitkan. Contoh:
وَ رِضْوَانٌ مِنَ اللهِ أَكْبَرُ
“Dan keridhoan dari Allah adalah lebih besar”. Maksud dari keridhoan tersebut adalah tidak banyak namun nilainya sangat besar. Hal tersebut dikarenakan keridhoan-Nya merupakan puncak kebahagiaan tiap orang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa isim nakirah merupakan kata benda secara umum. Selain itu, nakirah menunjukkan keseluruhan dari jenis-jenis benda atau orang. Oleh karena itu, sahabat muslim tidak bisa mendefinisikan makna dari nakirah secara jelas dan tepat.