Sapardi Djoko Damono telah melahirkan beberapa karya berupa buku salah satunya adalah Hujan Bulan Juni. Jika Sahabat adalah penggemar beliau dan ingin tahu lebih dalam mengenai salah satu karyanya ini, yuk baca resensi novel Hujan Bulan Juni di bawah ini hingga akhir!
Table of Contents
Profil Novel Hujan Bulan Juni
Sebelum berkenalan lebih dalam dengan novel Hujan Bulan Juni, alangkah lebih baiknya jika Sahabat mengetahui terlebih dahulu bagaimana profilnya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai profil atau identitas lengkap novel Hujan Bulan Juni, yaitu:
Lihat Juga; Resensi Novel Sepotong Hati
- Judul Buku : Hujan Bulan Juni
- Jenis Buku : Novel Fiksi
- Tahun Terbit : Juni 2015
- Penulis : Sapardi Djoko Damono
- Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
- ISBN : 978-602-03-1843-1
- Tebal : 138 halaman
- Jenis Cover : Soft
- Bahasa : Indonesia
- Berat : 0.1470 kg
- Panjang : 21 cm
- Lebar : 14 cm
- Harga : Rp 58.000
Sinopsis Novel Hujan Bulan Juni
Sarwono adalah seorang dosen yang mengajar antropologi dan mempunyai hubungan kasih dengan Pingkan yang merupakan dosen di prodi Jepang. Mereka berdua masih bingung hingga kapan hubungan tersebut berlanjut ke jenjang pernikahan.
Ada banyak sekali ujian hidup yang harus dihadapi oleh Sarwono dan Pingkan. Terlebih lagi mereka adalah dua orang dengan perbedaan budaya, suku, hingga agama yang bercita-cita ingin menjadi satu.
Lihat Juga Resensi Novel Berjuta Rasanya Karya Tere Liye
Mereka tidaklah peduli mengenai perbedaan tersebut, tetapi keluarga besar Pingkan di Manado lah yang mempermasalahkan khususnya pada bagian perbedaan agama. Keluarga besar ini menanyakan beberapa pertanyaan yang berniat untuk menyudutkan Pingkan.
Selain itu, hubungan mereka berdua juga pernah diuji ketika Pingkan berhasil memperoleh beasiswa untuk kuliah di Jepang. Sarwono tidak pernah takut akan kesetiaan Pingkan, tetapi ia terus khawatir dengan kehidupan dan orang-orang di Jepang.
Ketika di Jepang, Pingkan mempunyai teman dekat bernama Katsuo Sontoloyo, yaitu seorang dosen Jepang yang pernah menempuh kuliah di Universitas Indonesia atau tempat Sarwono dan Pingkan mengajar. Rumitnya lagi, Katsuo Sontoloyo ini menaruh hati pada Pingkan.
Dibalik itu, Sarwono harus melawan penyakit yang dideritanya hingga harus berbaring lemas di kasur rumah sakit.
Kelebihan dan Kekurangan Novel Hujan Bulan Juni
Semua hal yang ada di dunia pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan baik itu manusia, hewan, tumbuhan, bangunan, alat, hingga karya tulis atau novel sekalipun. Oleh karena itu, melalui resensi novel Hujan Bulan Juni ini kita akan mengupas beberapa kelebihan dan kekurangannya, yaitu:
1. Kelebihan
Terdapat beberapa kelebihan dari novel berjudul Hujan Bulan Juni, yaitu mempunyai sampul yang elegan dan menarik dengan efek tulisan basah seperti terkena tetesan air hujan. Selain itu, novel ini mempunyai banyak kalimat indah mengenai kehidupan dan hubungan.
Tidak hanya itu saja, jika membaca novel ini maka Anda akan mendapatkan wawasan mengenai hiruk pikuk kehidupan kampus. Anda juga akan mendapatkan pengetahuan baru mengenai kebudayaan Solo dan Minahasa melalui tokoh Sawono dan Pingkan.
2. Kekurangan
Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki oleh novel Hujan Bulan Juni, seperti penggunaan bahasa Jawa yang mana tidak semua orang mengerti itu. Lalu, gaya bahasanya pun cukup susah untuk dimengerti orang pada umumnya.
Selain itu, novel ini juga menyajikan cerita yang masih menggantung atau belum selesai yaitu cerita mengenai rencana pernikahan tokoh Sarwono dan Pingkan.
Unsur Ekstrinsik dan Intrinsik
Lihat Juga : Resensi Novel Eliana
Sebuah cerita hingga novel pasti mempunyai unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik tidak terkecuali novel berjudul Hujan Bulan Juni.
1. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang ada di luar cerita, tetapi ikut serta dalam membangun jalannya cerita. Berikut ini adalah penjelasan mengenai unsur ekstrinsik dari novel Hujan Bulan Juni. Adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda.
Sarwono adalah keturunan Jawa dan kerap berbicara menggunakan bahasa Jawa. Pingkan adalah keturunan Jawa dan Manado sehingga paham mengenai kedua budaya tersebut. Ia juga sering menggunakan bahasa Jawa terutama ketika berbincang dengan ibunya dan Sarwono.
2. Unsur Intrinsik
Jika unsur ekstrinsik adalah unsur luar, maka unsur intrinsik adalah unsur dalam atau utama yang membangun jalannya cerita dalam novel. Berikut ini adalah unsur intrinsik dari novel Hujan Bulan Juni. Terdapat beberapa tokoh yang berperan di novel Hujan Bulan Juni, antara lain:
- Sarwono
Sarwono adalah tokoh utama yang digambarkan sebagai pria sederhana, kaku, dan pemikir. Sarwono berprofesi sebagai dosen di Universitas Indonesia dan mahir di bidang antropologi. Ia hidup dalam keluarga sederhana yang taat terhadap syariat Islam dan kental dengan kebudayaan Jawa.
Namun, Sarwono harus menghadapi masalah karena mencintai seorang wanita yang berbeda dengannya baik itu budaya hingga agama.
- Pingkan
Pingkan adalah seorang wanita yang dicintai Sarwono. Ia adalah dosen muda yang berperilaku baik, cantik, ramah, dan cerdas sehingga mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri. Pingkan lahir dalam keluarga berada yang mana ibunya dari Jawa dan ayahnya dari Manado.
Ia beserta keluarga adalah penganut agama Kristen. Walaupun demikian, ia mempunyai kekasih yang berbeda dengannya baik itu status sosial hingga agama.
- Toar
Toar adalah kakak Pingkan yang juga sahabat Sarwono sejak sekolah menengah. Ia berprofesi sebagai pegawai bank. Toar ini menjadi salah satu tokoh yang bertugas sebagai perantara terjalinnya hubungan antara Pingkan dan Sarwono.
- Katsuo Sontoloyo
Katsuo Sontoloyo adalah pria Jepang yang berwatak cerdas dan simpatik. Ia adalah teman dekat Pingkan ketika di Jepang dan pernah berkunjung ke Indonesia.
Jadi, bagaimana nih? Apakah setelah membaca artikel mengenai resensi novel Hujan Bulan Juni ini, Sahabat berminat untuk membacanya? Yuk langsung ke toko buku dan beli novel Hujan di Bulan Juni!