Rumus I’rab

Posted on

Pengenalan I’rab, Lengkap!

Jika sahabat muslim sudah mempelajari dan mengerti mengenai kalam di dalam bahasa Arab yang membahas tentang jenis kata yang digunakan pada setiap ungkapan secara global, sahabat muslim juga harus mulai mempelajari mengenai i’rab yang merupakan penunjang dari kalam itu sendiri.Rumus I’rab

Pada kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai i’rab secara tuntas dimulai dari pengertian dan pembagiannya. Namun sebelum itu, untuk sahabat muslim yang belum memahami perihal kalam, akan dijelaskan kalam terlebih dahulu. Simak penjelasannya!

Sumber : Pengenalan Mengenai Wazan, Istilah di dalam Ilmu Sharaf


Pengertian Kalam

Kalam dapat diartikan sebagai ucapan yang disusun sedemikian rupa sehingga pendengar akan lebih mudah untuk memahami maksud dari ucapan tersebut. Sebuah ucapan dapat dikategorikan sebagai kalam jika memenuhi empat syarat, yaitu:


  • Diucapan

الصَّوْت المُشْتَمِلُ على بَعْضِ الحُرُوفِ الهِجَائيةِ

Yang berarti “suara yang melengkapi dari/atas sebagian huruf hijaiyah


  • Dipahami

ما أَفَادَ فائِدَةً يَحْسُنُ السُّكُوتُ مِن المُتَكَلِّمِ وَ السَّامِعِ عَلَيها

Yang berarti “sesuatu yang akan memberikan faedah sempurna yaitu sekiranya mutakallim (orang yang berbicara) dan pendengar tersebut diam (tidak memberikan tanggapan atau sanggahan)”.

Yang dapat disimpulkan dari pengertian tersebut adalah bahwa jika sami’ atau pendengar tidak memiliki tanggapan, pertanyaan dan juga sanggahan, hal itu berarti bahwa sami’ mendengarkan dan mengerti apa yang dimaksud oleh mutakallim atau pembicara.


  • Disusun

مَا تَرَكَّبَ مِنْ كَلِمَتَيْنِ فــاكْثَرَ

Yang berarti “ sesuatu yang tersusun dari dua kalimat, dan juga seterusnya (lebih dari dua, misalnya tiga, empat, lima kalimat dan seterusnya)

Baca Juga : Pengenalan Haal (الحال) Beserta Contohnya


  • Dalam Bahasa Arab

Maksud dari syarat ini dapat diartikan menjadi dua makna, yaitu berarti lafaz dalam kalam tersebut tersusun juga dapat memberikan pengertian yang sempurna sebagaimana yang dimaksudkan oleh mutakallim (pembicara).

Maksud lainnya adalah yaitu lafaz yang tersusun dan juga dapat memberikan pengertian yang sempurna tersebut sesuai dengan peletakan makna atau wadlo yang ditetapkan di dalam bahasa Arab oleh orang Arab itu sendiri.


Pengertian I’rab

Jika diartikan menurut bahasa, i’rab merupakan jelas atau penjelasan. Adapun pengertian i’rab secara istilah menurut ilmu nahwu adalah perubahan yang terjadi pada akhir atau ujung suatu kata karena adanya perbedaan ‘amil yang memengaruhi kata tersebut. Perubahan pada akhir kata dapat berupa perubahan takdiriyyah dan dapat juga berupa perubahan lafdziyyah.

Perubahan lafdziyyah adalah perubahan pada ujung atau akhir kata yang dapat sahabat muslim sekalian ketahui dan tandai karena adanya perbedaan pada bentuk tulisan dan bunyi, sedangkan perubahan takdiriyyah adalah perubahan pada ujung atau akhir kata yang tidak ada perbedaan dari bentuk tulisan maupun bunyi, namun perubahannya dapat diketahui dari I’lal (melakukan telaah asal usul).

Baca Juga : Pengertian Maf’ul Liajlih


Pembagian I’rab

Di dalam kaidah ilmu nahwu, i’rab dibagi menjadi empat bagian atau empat kategori, yaitu rafa’, nasob, khofadz, dan juga jazm. Adapun penjelasan masing – masing bagian yaitu sebagai berikut:


  • I’rab Rafa’

Rafa’ menurut bahasa berarti tinggi, sedangkan menurut istilah merupakan ketentuan perubahan keadaan yang terjadi pada ujung atau akhir suatu kata yang ditandai dengan dhammah atau yang menjadi pengganti dari harokat dhommah itu sendiri. Pengganti harokat dhommah ada tiga tanda, di antaranya adalah huruf alif, huruf wawu, dan juga tetapnya nun.

Contoh:

جاء زيدٌ yang berarti Zaid sudah datang.

Lafaz Zaidun di dalam kalimat tersebut berfungsi sebagai fa’il yang diofa’kan. Tanda bahwa lafaz Zaidun telah dirafa’kan adalah adanya harokat dhommah.


  • I’rab Nasob

Menurut bahasa, nasob atau nasab berarti lurus, sedangkan menurut istilah pada ilmu nahwu, nasob merupakan perubahan keadaan yang terjadi pada ujung atau akhir suatu kata yang ditandai dengan adanya fathah atau yang menjadi pengganti dari harokat fathah itu sendiri.

Pengganti harokat fathah ada tiga tanda di antaranya yaitu huruf alif, huruf ya, harokat kasroh, dan juga menghilangkan huruf nun.

Baca Juga : Pengertian Maf’ul Mutlaq 

Contoh:

عَرَفْتُ بَكْرًا  yang berarti aku telah mengenal Bakar

Lafaz Bakarun di dalam kalimat berfungsi sebagai fa’il yang dinasobkan. Tanda bahwa lafaz Bakarun tersebut telah dinasobkan adalah adanya harokat fathah.


  • I’rab Khofadz

Khofadz menurut bahasa berarti rendah, di mana pada ilmu nahwu, istilah khofadz ini memiliki arti perubahan keadaan yang terjadi pada ujung atau akhir suatu kata yang ditandai dengan adanya kasroh atau yang menjadi pengganti dari harokat kasroh itu sendiri. Adapun pengganti harokat kasroh ini merupakan huruf ya dan harokat fathah.


  • I’rab Jazm

Jika diartikan menurut bahasa, jazm memiliki arti terputus, sedangkan pada ilmu nahwu, jazm ini memiliki arti perubahan keadaan yang terjadi pada ujung atau akhir suatu kata yang ditandai dengan adanya sukun atau yang menjadi pengganti dari harokat sukun itu sendiri (dengan meniadakan huruf terakhir kata tersebut).

Baca Juga : Pengertian Maf’ul Fih

Dengan membaca pembahasan mengenai i’rab ini, diharapkan sahabat muslim dapat mengerti dan memahami tentang materi bahasa Arab yang disampaikan. Sehat selalu ya, sahabat muslim!

4.5/5 - (43 votes)