Mempercayai kitab yang diturunkan oleh Allah SWT adalah rukun iman yang harus dijalankan oleh setiap umat beragama Islam. Salah satu kitab yang diturunkan Allah SWT selain Al-Quran adalah Kitab Injil. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS atas pilihan Allah SWT sendiri.
Baca Juga : Bacaan Ratib Al Idrus
Penurunan Kitab Injil kepada Nabi Isa AS ini tentu dilatarbelakangi oleh beberapa hal seperti halnya penurunan kitab lainnya. Dalam Kitab Injil sendiri berisikan hal-hal yang sedikit berbeda dari kitab lain dan ternyata bisa dilihat dari sudut pandang agama Islam ataupun Kristen.
Table of Contents
Sejarah Kitab Injil Diturunkan Kepada Nabi Isa AS
Turunnya Kitab Injil kepada Isa AS tidak terlepas dari kisah yang telah dilaluinya. Pada saat itu beliau masih menginjak usia 13 tahun dan diperintahkan oleh Allah SWT untuk kembali dari Mesir, lalu berpindah ke Baitu Ilya atau yang dikenal sebagai Yerusalem di Pelestina.
Isa AS pergi ke tempat tersebut bersama ibunya dan menemui Yusuf, sepupunya. Perjalanannya menuju Baitu Ilya dilakukan dengan menunggangi keledai dan tinggal disana dalam jangka waktu tertentu.
Kemudian ketika usianya menginjak 30 tahun, Allah SWT kemudian menurunkan Kitab Injil ini kepada Nabi Isa AS. Ada yang menyebutkan bahwa Allah SWT menurunkan kitab tersebut di malam ke-18 bulan Ramadhan, tepatnya 1050 tahun setelah diturunkannya Kitab Zabur.
Baca Juga : Pengertian Yaumul Baats
Isi Pokok Kitab Injil
-
Kedatangan Rasul Setelah Nabi Isa AS
Kedatangan atau pengangkatan menjadi seorang Nabi memang tidak ada yang tau secara pasti. Namun dalam Kitab Injil ini diterangkan bahwasanya akan ada rasul setelah Nabi Isa AS yang tidak lain adalah Nabi Muhammad SAW.
-
Penghapusan Hukum Kitab Taurat
Kitab Taurat menjadi salah satu kitab yang isinya sesuai apa yang terjadi pada masa itu dan dijadikan sebagai pedoman di kala itu. Dalam kitab tersebut tidak mengalami perkembangan baru dan tergolong kuno. Ini sangat berbeda dengan Kitab Injil.
Dalam Kitab Injil justru terdapat penghapusan beberapa hukum yang terdapat di Kitab Taurat. Ini dilatarbelakangi oleh isi Kitab Taurat yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman pada saat itu. Sedangkan Kitab Injil dipercayai memiliki hukum yang lebih baru.
-
Perintah Mengesakan Allah
Kitab Injil memang dijadikan sebagai pedoman umat Kristiani, bukan berarti tidak memiliki Tuhan. Dalam kitab ini dijelaskan dan diperintahkan untuk kembali mengesakan Allah atau Tuhan. Artinya adalah pengikutnya harus mentaati apa yang telah diperintahkan.
Baca Juga : Keutamaan Luar Biasa dari Sholawat Fatih
Kitab Injil Dalam Pandangan Islam dan Kristiani
-
Dalam Pandangan Islam
Di agama Islam, Injil dianggap sebagai kitab Allah SWT dan diturunkan kepada Nabi Isa AS. Keberadaan kitab suci ini dianggap memiliki kedudukan yang setara dengan kitab lain dalam Islam. Dalam Kitab Injil maupun Taurat sendiri mempercayai akan ada datangnya nabi baru.
Adapun nabi ini adalah seseorang yang tidak pandai dalam menulis atau membaca. Nabi yang dimaksud adalah Nabi Muhammad SAW. Injil memang dianggap sebagai kitab yang menyempurnakan kitab sebelumnya seperti Taurat.
Disisi lain Al-Quran adalah kitab yang menyempurnakan kitab yang sudah ada. Keberadaan Nabi Isa AS yang mengajarkan Kitab Injil bukan berarti Allah SWT membuat agama baru bagi manusia. Allah hanya ingin meluruskan kekacauan yang terjadi dan menjadikan Injil sebagai pedoman.
Islam juga tidak membenarkan konsep Trinitas atau Tritunggal yang dianut oleh umat Krisitiani. Trinitas atau Tritunggal dapat diterjemahkan menjadi 3 serangkai yang menyatakan kedudukan pribadi Allah sebagai Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus.
-
Dalam Pandangan Kristiani
Dari sudut pandang Kristiani, Kitab Injil memiliki makna lain karena kitab ini dianggap sebagai kita suci yang diterima oleh Nabi Isa AS atas firman dan wahyu Tuhan. Firman inilah yang kemudian diajarkan kepada pengikutnya, kemudian oleh pengikutnya dibuat buku.
Baca Juga : 7 Khasiat Zikir Hari Selasa
Injil menjadi kisah yang dibuat oleh para pengikut Isa yang berisikan tentang kehidupan yang telah dilalui, perbuatan dan ajaran yang telah disebarkannya. Dalam proses pembukuan tersebut, pembuat atau penulis Injil dianggap telah mendapatkan bisikan dari Roh Kudus.
Di awal abad pertama Masehi, banyak versi Kitab Injil yang beredar di masyarakat. Lalu pada abad ke-4 Masehi, seorang pastur gereja kemudian menetapkan versi Injil yang dianggap sah menjadi 3 macam saja.
Adapun 4 macam atau versi Injil tersebut adalah Injil Lukas, Injil Markus, Injil Karangan Matius dan Injil Yohanes. Penetapan 4 macam ini bukan asal-asalan, namun dianggap hasil dari bimbingan Roh Kudus. Kitab Injil dianggap kitab yang baik karena campur tangan dari manusia dan Tuhan.
Baca Juga : Keistimewaan Hizib Nashor
Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS dan memiliki sudut pandang yang berbeda dari agama Islam ataupun Kristen. Perbedaan keduanya sebenarnya tidak perlu diperdebatkan karena isinya memiliki tingkat kemiripan yang besar dan sebaiknya saling menghargai satu sama lain.