Resensi novel Sungguh Kau Boleh Pergi sebenarnya adalah kumpulan dari sajak-sajak karya Tere Liye yang dikemas dalam sebuah buku. Jika Sahabat ingin membaca karya sajak yang ringan tanpa menggunakan kiasan berlebihan, maka buku Sungguh Kau Boleh Pergi adalah pilihan terbaiknya.
Meskipun hasil karya Tere Liye ini bukanlah sebuah novel yang menyuguhkan cerita fiksi berlatar belakang keluarga dan kecintaan terhadap kampung halaman, akan tetapi kumpulan sajak ini patut diapresiasi, mengingat penggunaan bahasanya mudah dipahami, terutama bagi anak muda.
Table of Contents
Profil Resensi Novel Sungguh Kau Boleh Pergi
Lihat Juga : Resensi Novel Komet Minor
Dari segi tampilan hingga jumlah halaman, Sungguh Kau Boleh Pergi benar-benar di luar ekspektasi para pembaca yang merindukan kisah cerita menyentuh. Namun, sebagai penulis, tentunya Tere Liye memikirkan setiap karya tulis yang akhirnya dipublikasikan, termasuk Sungguh Kau Boleh Pergi ini.
- Judul Novel : Sungguh Kau Boleh Pergi
- Tahun Penerbitan Novel : 2019
- Penulis Novel : Tere Liye
- Penerbit Novel : Gramedia Pustaka Utama
- Jumlah Halaman Novel : 96 halaman
- Nomor ISBN : 9786020636153
- Ulasan Novel Secara Online : 3.5/5
Sinopsis Novel Sungguh Kau Boleh Pergi
Lihat Juga : Resensi Novel Selena
Sama seperti judulnya, Sungguh Kau Boleh Pergi mengisahkan tentang seseorang yang belajar untuk merelakan hal-hal yang dicintainya dengan ikhlas. Mengangkat perasaan, rasa cinta, ketulusan, dan pengorbanan dikemas secara sederhana pada buku ini.
Terdiri dari 30 sajak, Sahabat akan disuguhkan dengan rangkaian kata yang menyentuh hati. Tenang saja, Tere Liye menggunakan bahasa sehari-hari yang saking mudahnya untuk dipahami dianggap “murahan” bagi beberapa orang. Namun, kembali lagi, kumpulan sajak ini sarat akan makna.
Salah satu sajak yang cukup menonjol adalah mengenai senja. Keindahan senja dikisahkan dalam sebuah persahabatan erat yang akhirnya harus terlepas. Tere Liye ingin menekankan jika rasa cinta pun bisa tiba-tiba muncul dan hilang layaknya sunset, jadi mencintailah secara cukup.
Tidak hanya senja, Tere Liye juga sedikit menggelitik para pembaca dengan bagian sajak berjudul masbuloh yang merupakan singkatan dari masalah buat loh?. Dalam sajak ini, Tere Liye menormalisasikan seseorang yang memilih single untuk memperbaiki kualitas dirinya.
Tidak hanya sajak, ada juga beberapa kutipan yang dikemas tidak kalah sederhana dan biasanya sering dijadikan kutipan (quotes) oleh banyak pengguna media sosial. Misalnya saja seperti kutipan ini:
“Belum sembuh. Ketika kita tidak bisa lagi mengingat semua itu dengan detail. Tapi entah kenapa tetap terasa sesak menyakitkan.”
Kekurangan dan Kelebihan Sungguh Kau Boleh Pergi
Lihat Juga : Resensi Novel Nebula
Membicarakan kekurangan dan kelebihan kumpulan sajak edisi kedua dari Tere Liye, bisa dikatakan meskipun isinya bagus dan menyentuh, entah mengapa banyak pembaca yang cukup skeptis dengan hasil karya Tere Liye yang satu ini.
Mungkin sebagian penikmat karya Tere Liye akan terkejut mengenai respon publik terkait dengan buku Sungguh Kau Boleh Pergi. Namun, untuk lebih jelas, mari simak kekurangan dan kelebihan dari buku kumpulan sajak berikut ini.
1. Kekurangan
Untuk Sahabat yang menyukai penggunaan majas dan perumpamaan, mungkin akan menganggap karya Sungguh Kau Boleh Pergi ini menjadi karya sastra yang bisa dikatakan nggak banget.
Penggunaan gaya bahasa yang bisa dikatakan umum dan sering ditemukan pada karya-karya tulisan para penulis muda, menjadikan Sungguh Kau Boleh Pergi ini terkesan biasa saja dan tidak menampilkan unsur spesial, kecuali topik yang diangkat di sepanjang halaman buku.
Lihat Juga : Resensi Novel Lumpu
2. Kelebihan
Menjadi sebuah kelebihan dalam menggunakan kosakata yang mudah dipahami menjadikan para penikmat sastra pemula sangat santai dalam “melahap” sajak demi sajak di Sungguh Kau Boleh Pergi.
Karya Tere Liye ini memang didedikasikan bagi para generasi muda yang sebenarnya mempunyai kecenderungan malas untuk membaca rangkaian kata dalam jumlah banyak, khususnya yang menggunakan majas.
Sebenarnya, Tere Liye justru membantu anak muda dalam menikmati sastra lebih mudah tanpa harus menggunakan kalimat-kalimat yang sukar dipahami. Karena pada dasarnya, esensi dan makna tulisan yang tersampaikan dengan baik kepada para pembaca adalah tujuan utamanya.
Unsur Eksentrik dan Intrinsik Novel Sungguh Kau Boleh Pergi
Lihat Juga : Resensi Novel Selamat Tinggal
Unsur-unsur yang mendominasi buku Sungguh Kau Boleh Pergi ternyata dipengaruhi oleh sisi eksentrik dan intrinsiknya. Meskipun terlihat sederhana, akan tetapi Tere Liye benar-benar memperhatikan setiap sajak yang dirinya sematkan dalam buku ini.
1. Unsur Eksentrik
Menyesuaikan dengan target pasaran anak-anak masa kini, Tere Liye memasukan hal-hal yang relate dengan apa yang dialami oleh anak muda. Misalnya saja seperti perpisahan, patah hati hingga melakukan hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship).
Hal-hal seperti inilah yang menjadikan sosok Tere Liye seakan-akan mewakilkan perasaan para anak muda terkait kegelisahan hati dan pikiran melalui sajak. Maka dari itu, setiap situasi yang melibatkan perasaan anak muda sudah diwakilkan oleh goresan tulisan seorang Tere Liye
2. Unsur Intrinsik
Penggunaan alur maju dan mundur pada Sungguh Kau Boleh Pergi akan kamu temukan di beberapa sajak Tere Liye. Namun, alur yang digunakan lebih banyak alur mundur karena tema merelakan, Tere Liye melakukan flashback bagaimana seseorang mencintai di masa lalu.
Sedangkan dari gaya bahasa, penggunaan bahasa anak muda juga terasa lebih akrab dan santai di buku Sungguh Kau Boleh Pergi. Hal ini sangat membantu para pembaca yang tidak ingin membaca tulisan dengan gaya pembahasan berat.
Lihat Juga : Resensi Novel Pulang-Pergi
Resensi novel Sungguh Kau Boleh Pergi cocok untuk Sahabat yang senang dengan kumpulan sajak-sajak indah dan dikemas dengan bahasa ringan. Makna yang disampaikan pun juga cukup menyentuh dan menggambarkan suasana hati banyak anak muda di masa sekarang ini.
Lihat Juga : Resensi Novel Si Anak Pelangi