Mengucapkan Ana Uhibbuka Fillah Termasuk Sunnah yang Ditinggalkan

Posted on

Definisi Ana Uhibbuka Fillah

Dalam kehidupan di dunia ini, fitrah manusia untuk merasakan cinta kasih pada sesama manusia. Begitu juga akan rasa cinta kepada lawan jenis. Bahkan Allah SWT berfirman bahwa menciptakan manusia berpasang-pasangan. Jadi wajar apabila sahabat muslim di sini naksir atau menyukai seseorang. Menyatakan perasaan cinta bisa dengan kata ana uhibbuka fillah artinya aku mencintaimu karena Allah.Ana Uhibbuka Fillah artinya

Jika melihat kondisi saat ini, tidak jarang anak-anak jaman sekarang yang sudah pandai mengungkapkan perasaan cintanya. Caranya cukup beragam, ada yang menggunakan untaian kata indah, sebuah lagu, seikat bunga, dan berbagai cara lainnya. Tentunya sahabat muslim sekalian perlu dong mengungkapkan dengan cara yang berbeda.


Ana Uhibbuka Fillah Artinya

Perasaan cinta kepada sesama manusia terutama kepada lawan jenis, harus dibarengi dengan rasa cinta kepada Allah SWT. Dalam mengungkapkan perasaan juga begitu, tidak hanya mengedepankan hawa nafsu semata. Jika di sini ada sahabat muslim yang sedang menyukai seseorang dan ingin mengungkapkan, gunakan kalimat yang tepat sehingga Allah SWT pun menyukainya.

Baca Juga : Makna Ucapan Mabruk Alfa Mabruk

Kalimat ungkapan cinta yang cukup terkenal dan menjadi trend di kalangan sahabat muslim, adalah ana uhibbuka fillah. Kalimat ini banyak sekali digunakan untuk mengungkapkan perasaan kepada seseorang. Namun apakah sahabat muslim telah mengetahui, sebenarnya apa arti dari kalimat tersebut. Secara umum, ana uhibbuka fillah berarti “aku mencintaimu karena Allah”.


Secara Bahasa

Ana uhibbuka fillah terdiri dari 3 kata yaitu ana, uhibbuka, dan fillah. Menurut bahasa Arab, ketiga kata tersebut memiliki arti sebagai berikut:

  • Kata “Ana” (اَنَا) artinya adalah “saya”.
  • Kata “Uhibbuka” (اُحِبُّكِ) artinya “saya mencintaimu”.
  • Kata “Fillah” (فِي ﷲِ) artinya “karena Allah”.

Secara Harfiah

Beberapa kata dari Bahasa Arab memang sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Termasuk ana uhibbuka fillah, kata yang diambil dari bahasa Arab ini bermakna “aku mencintaimu karena Allah”. Kalimat ini biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan kepada lawan jenis.

Dalam kata tersebut, tidak hanya berisi tentang ungkapan cinta semata. Namun juga terdapat gambaran tentang cinta yang ada adalah semata-mata karena Allah ta’ala. Cinta bukan karena melihat fisik atau kehormatan, namun tulus dari dasar hati. Penggunaan kata ana uhibbuka fillah dalam pergaulan sehari-hari dapat dijabarkan sebagai berikut:

Baca Juga : Penggunaan Barakallahu Fiikum, Artinya, dan Keutamaannya

  • Mengungkapkan cinta untuk akhwat dengan mengganti kata dhomir “ki” menjadi “Ana Uhibbuki Fillah” atau jika ditulis dalam bahasa Arab (اَنَا اُحِبُّكِ فِي ﷲِ ).
  • Mengucapkan kepada ikhwan (laki-laki) dengan mengganti kata ganti “ka” menjadi “Ana Uhibbuka Fillah” atau penulisan dalam bahasa Arab adalah (اَنَا اَحِبُّكَ فِي ﷲِ).

Makna Ana Uhibbuka Fillah

Dengan mengucapkan ana uhibbuka fillah, berarti sahabat muslim memberitahukan bahwa alasan dalam mencintai Ikhwan atau akhwat adalah karena Allah SWT. Sehingga cinta yang bersemi diharapkan menjadi cinta yang mulia tanpa melihat kondisi fisik ataupun ekonomi seseorang. Cinta yang berlandaskan Allah SWT, akan membuat cinta tersebut didasarkan pada iman dan takwa.

Dalam ajaran agama Islam sendiri, dijelaskan bahwa dalam mencintai maupun membenci harus karena Allah SWT. Maksudnya adalah, jika sahabat muslim mencintai lawan jenis maka lakukanlah karena memang Allah semata. Misalpun membenci seseorang, juga landaskan karena Allah bukan hanya emosi diri. Hal ini dijelaskan juga pada sebuah hadits berikut ini.

أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللهِ تَعَالَى قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوْا بِرُوْحِ اللهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللهِ إِنَّ وُجُوْهَهُمْ لَنُوْرٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُوْرٍ لَا يَخَافُوْنَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلَا يَحْزَنُوْنَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هٰذِهِ الْآيَةَ ( أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

Yang berarti bahwa Umar bin Khattab pernah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para Nabi dan bukan orang-orang yang mati syahid. Para Nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah Ta’ala.”

Baca Juga : Jawaban Barakallahu Fiik yang Benar dan Waktu Tepat Menggunakannya


Hukum Mengucapkan Ana Uhibbuka Fillah

Walaupun kata ana uhibbuka fillah telah menjadi kata yang trend di kalangan masyarakat, namun perlu diketahui juga tentang hukum mengucapkan kata tersebut. Ana uhibbuka fillah boleh diucapkan selama tidak menimbulkan firasat atau prasangka yang buruk. Beberapa ahli bahkan mengatakan kata ini haram diucapkan kecuali kepada mahramnya. Hal ini didasarkan pada Firman Allah berikut ini.

يٰنِسَاۤءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَاَحَدٍ مِّنَ النِّسَاۤءِ اِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِيْ فِيْ قَلْبِهٖ مَرَضٌ وَّقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوْفًاۚ

“Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab ayat 32).

Dalam sebuah kitab tafsir Ahkamul Qur’an (568/3), Ibnul ‘Arabi menjelaskan “Dalam ayat ini Allah memerintahkan istri-istri Nabi agar mereka berbicara dengan perkataan yang baik, jelas, dan tidak menimbulkan sangkaan yang tidak-tidak di hati orang yang mendengarnya, dan Allah juga memerintahkan mereka agar senantiasa mengatakan perkataan yang ma’ruf”.

Dilihat dari beberapa dalil di atas, kesimpulan yang diberikan adalah, pengucapan ana uhibbuka fillah haram jika ditujukan kepada laki-laki atau perempuan yang bukan mahramnya. Namun sebaliknya, apabila diucapkan kepada sesama jenis, dengan catatan tidak menimbulkan maksud yang tidak baik maka dianjurkan.

Baca Jua : Bahasa Arab Sama-Sama secara Bahasa dan Makna


Mengucapkan Ana Uhibbuka Fillah Termasuk Sunnah yang Ditinggalkan

Setelah mengetahui tentang hukum mengucapkan ana uhibbuka fillah, ternyata kalimat tersebut termasuk dalam sunnah yang banyak ditinggalkan. Walaupun kata tersebut haram diucapkan kepada orang yang bukan mahram, namun sunnah diucapkan kepada saudara atau mahramnya. Ada banyak hadits yang menjelaskan tentang sunnah tersebut, antara lain sebagai berikut.

إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ فَلْيَأْتِهِ فِي مَنْزِلِهِ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ

“Apabila salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya, maka datanglah ke rumahnya, lalu beritahu ia bahwa engkau mencintainya.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)


Keutamaan Mencintai karena Allah

Manusia memang diberikan fitrah berupa nafsu dan juga rasa cinta, tertarik, atau menyukai lawan jenisnya. Hal yang harus sahabat muslim ingat adalah, cinta bisa saja disusupi oleh nafsu yang tidak disukai oleh Allah SWT. Dengan menempatkan cinta hanya karena mencari ridho Allah SWT, akan memberikan beberapa keutamaan sebagai berikut:

Baca Juga : Wa Iyyaki Artinya Secara Bahasa dan Makna

  • Mendapatkan cinta dari Allah SWT karena telah mencintai saudaranya karena Allah Ta’ala.
  • Bisa mendapatkan naungan Allah SWT pada hari kiamat nantinya. Hal ini karena orang yang mencintai sesamanya karena Allah, termasuk dalam 7 golongan yang akan mendapatkan naungan di hari akhir.
  • Mendapatkan manisnya iman dengan benar-benar menempatkan cintanya karena Allah.
  • Melengkapi salah satu cabang iman.

Mencintai adalah fitrah, tidak bisa dihindari. Allah pun tidak melarang untuk jatuh cinta, namun tempatkan cinta dan kasih sayang hanya kepada Allah SWT. Ana uhibbuka fillah artinya adalah aku mencintaimu karena Allah, bukan semata-mata kata cinta picisan untuk merayu lawan jenis. Ungkapan tersebut sangat memiliki makna mendalam, di mana Allah lah titik tertinggi kecintaan manusia.

5/5 - (103 votes)